Disinilah, taman mansion. Rumah yg sangat besar. Dan hanya ditinggali 3 org dari 4 org dalam satu keluarga. Namun yang ada ditaman ini hanyalah seorang gadis dan namja paruh baya yg dapat diyakini sebagai ayahnya.
"Aku gk mau, pih. Pokoknya aku gk mau!" Tegas seorg gadis.
"Kamu harus sayang. Ini semua demi kebaikan kamu. Papi mau kamu lanjutin sekolah kamu ke jenjang kuliah. Sekarang kamu udh lulus SMA, kamu harus lanjutin ke jenjang perkuliahan, masa kamu kerjanya nganggur doang. Kenapa kamu gk mau kuliah?" Ucap ayah dari gadis yg sedang dihadapinya.
"Pih! Bukannya aku gk mau kuliah. Tentu saja aku akan melanjutkan pendidikanku. Tapi, aku gk mau kuliah di Korea. Aku mau disini aja. Aku udh nyaman ditempat ini, disini. Aku udh punya temen. Kalo ke sana, segalanya baru pah."
"Nyaman kamu bilang? Nyaman apanya kalo kamu bikin tingkah terus. Keluyuran, balapan liar, foya-foya? Kamu bilang nyaman? Papi gk habis pikir sama kamu. Knp kepribadian kamu berbeda jauh dengan kakakmu? Knp berubah? Dan kamu bilang temen? Temen apanya? Temen yg kamu jadiin tempat sebagai pelampiasan untuk hal yg kamu lakukan?"
"Papi nanya kenapa aku bisa berubah? Knp papi gk pikiran aj sendiri? Aku udh capek sama papi yg selalu menekan aku kyk gini. Dan kakak, papi selalu aja beda-bedain aku sama kakak. Knp? Pih, aku cewek sedangkan kakak cowok. Kakak anak pertama dan aku kedua. Knp papi gk ngertiin perasaan aku?"
"Papi gk mau tau, ya. Bsk penerbangan kamu. Packingan nanti!" Ucap namja paruh baya itu yg kemudian berlalu meninggalkan gadis yg sudah menetaskan air matanya.
Setelah melihat ayahnya sudah masuk ke dalam rumah, gadis itu pergi berlalu meninggalkan mansion besar itu. Dia pergi menggunakan mobil sport yg dibelikan kakaknya saat ultahnya sebagai hadiah. Dia mengendarai mobil itu dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia pergi menuju tempat favoritenya, yg menurut dia dapat membuat dia tenang. Itu adalah satu-satunya tempat favoritenya di London. Setelah sampai, dia duduk dipinggir danau indah itu.
***
.
.
.Skip Malam
Yap, seperti yg kalian pikirkan. Y/n masih di pinggir danau hingga malam ini. Dia nasih setia dengan pandanganya yg kosong. Hingga akhirnya....
"Mom, I Miss You. Where are you, mom? I wanna with you."
Y/n bergumam pada dirinya sendiri.
"Y/n!"Terdengar suara lembut dari seseorang. Yah, gadis tadi adalah y/n. Gadis yg sejak tadi berdebat dgn ayahnya sampai dia ke danau untuk menenangkan diri. Dia bergumam sendiri, dia sendiri. Lalu kenapa ada suara?
"Y/n," panggilnya lagi.
Y/n menoleh ke arah sumber suara. Dia terkejut melihat seseorang yang berdiri dibelakangnya dan sekarang berhadapan. Orang itu membungkuk mensejajarkan tingginya dengan y/n. Kemudian orang itu menghapus air mata y/n.
"Y/n, kenapa nangis? Jangan nangis dong! Jelek loh kalau nangis," ucapnya lembut.
"Hiks, k-kakak" ucap y/n.
"Y/n, kenapa nangis sih?" Tanya dia memeluk y/n.
"Kakak kapan dateng? Y/n kangen kakak tau, hiks hiks. Kakak kemana aja? Kenapa kakak ninggalin aku sendiri? Hiks hiks"
"Udah dong, sayang. Iy kakak minta maaf ya. Maafin kakak dong. Kakak gk berniat buat ninggalin kamu, tapi kakak harus pergi buat ngurusin perusahaan papih. Lagipula kamu gk sendirian, kan ada papi." Ucap kakaknya.
"Papih lagi papih lagi.Hiks, Ya jelas y/n sendirian, papi gk pernah peduli sama y/n. Dia cuman peduli harta, kak. Hiks hiks," tegas y/n.
"Y/n, papi kyk gitu juga buat memenuhi kebutuhan kita, kebutuhan y/n."