part 1

3 0 0
                                    

Hari berganti hari, yang dilakukan Renata hanya termenung seorang diri. Begitu juga malam ini, Renata termenung dengan menatap langit sambil sesekali mengusap buliran air mata yang jatuh dipipinya.

"Ren" suara sendu memutuskan lamunan Renata. Sontak Renata menoleh kebelakang.

"Mama" ucap Renata dalam tangisannya.

"Gak baik terus terusan menangisi dia yang sudah tiada. Ikhlaskan kepergiannya nak" ucap sang ibu sambil menghapus sisa air mata Renata kemudian membelai rambut Renata.

"Kamu belum makan seharian, makan ya sayang?"

"Renata gak laper ma"

"Sayang, sampai kapan kamu akan menyiksa dirimu sendiri? Ikhlaskan suamimu. Ingat Luna, dia masih kecil , masih perlu perhatianmu. Mama tau ini tidak gampang, tapi mama yakin kamu pasti bisa melewatinya. Suamimu disana juga bakal sedih melihat keadaanmu yang sekarang. Jika kau terus meratapi kepergiannya berarti kamu gak ikhlas , kalau kamu gak ikhlas, jalan yang ditempuh suamimu gelap nak, kamu bisa bayangkan dia berjalan dalam kegelapan tanpa tau arah dan tujuan." Jelas mama Renata panjang lebar supaya Renata tak lagi tenggelam dalam kesedihannya.

Hiks..hiks...hiks...tangisan Renata semakin keras mendengar penjelasan dari mamanya.

"Menangislah nak, keluarkan semua kesedihanmu, tapi besok kamu harus memulai segalanya dengan lembaran yang baru. Kamu bisa memulainya dengan bekerja di kantor papa. Atau kamu ingin liburan bersama Luna mungkin. Bagaimana?"

"Ren"

"Papa...hiks...hiks...hiks..." tangisan Renata semakin kencang tatkala papanya menghampirinya dan memeluknya dengan erat.

"Renata rasanya gak sanggup pa...hiks..hiks" ucap Renata sambil menangis dalam pelukan papanya.

"Sayang dengarkan papa, kamu anak papa, kamu bisa melalui semua ini. Anak papa bukanlah anak yang lemah, anak papa anak yang kuat" ujar papa Renata membesarkan hati anaknya. Sambil memeluk dan mengusap usap punggung Renata.
Mama Renata ikut menangis melihat kerapuhan anaknya dalam pelukan suaminya.

"Sudah sudah sekarang kamu istirahat ya sayang. Sekarang kita tutup lembaran lama dan memulai lembaran baru. Ok"

"Iya pa hiks hiks" jawab Renata dengan tangisan sesunggukan.

"Sayang kamu belum makan, kalo gak mau makan, minum susu ya. Biar mama bikinkan susu hangat" tawar mamanya sambil mengusap air mata Renata.

"Makasih ma" jawab Renata sambil mengangguk.

"Baiklah, met istirahat sayang. Papa sayang kamu, always" ujar papa Renata sambil mencium puncak kepala Renata dan memeluk erat erat anaknya.

"Iya pa. Renata juga sayang papa, always."

"Sekarang kamu masuk kamar gih, udah malam. Nanti mama antar susunya ke kamar kamu ya sayang"

"Luna?"

Renata menanyakan Luna anak semata wayangnya dengan almarhum suaminya kepada orang tuanya.

"Dia sudah tidur sayang." Jawab mama Renata sambil membelai wajah anaknya dengan lembut.

"Ren, ke kamar dulu ma pa" pamit Renata sambil beranjak dari tempatnya.

"Iya sayang" jawab papa dan anggukan mamanya.

Renata berjalan gontai memasuki rumah dengan sesekali menarik nafas  dalam dalam dan mengeluarkannya, seolah olah mengeluarkan beban dihatinya.

"Pa hiks hiks mama gak tega lihat Renata pa. Papa harus berbuat sesuatu pa, harus. Mama gak mau lihat Renata terus terusan murung seperti itu hiks hiks hiks" ucap mama Renata dalam tangisnya sambil memeluk erat suaminya.

"Sabar ma, mama yang sabar ya. Papa akan lakukan apapun demi melihat kebahagiaan anak kita, apapun itu" ujar papa Renata sambil membelai punggung istrinya dan mencium kening istrinya.

Papa Renata meregangkan pelukan istrinya dan mengusap air mata istrinya.

"Susu Renata ma, biar Ren gak tidur dengan perut kosong" ujar papa Renata mengingatkan istrinya.

"Iya pa. Papa mau mama bikinkan kopi ?" Sambil menatap suaminya.

"Gak usah ma. Papa capek, papa pengen istirahat, papa tunggu mama dikamar ya" ujar papa Renata sambil mencium kening istrinya.

"Iya pa" jawab mama Renata sambil tersenyum.

Renata menatap langit langit kamarnya sambil menarik nafasnya dalam dalam.

Klek

Suara pintu terbuka, Renata mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan melihat mamanya memasuki kamarnya sambil membawa susu untuknya.

"Ayo, minum susunya dulu ya sayang. Setelah itu kamu langsung bobok ya"

"Iya ma" sahut Renata sambil mencoba tersenyum.

Diteguknya susu pemberian mamanya dan mencoba menghabiskannya.
Setelah habis, ia memberikan gelas kosong kepada mamanya.

Mama Renata tersenyum bahagia melihat anaknya yang mencoba menghabiskan susu yang di berikannya.

"Sekarang kamu istirahat ya sayang. Sleep tight sayang" ucapnya sambil mencium puncak kepala Renata.

"Makasih ma. Renata sayang mama" ucapnya sambil memeluk mamanya

"Mama juga sayang kamu Renata. Oh anak mama yang paling cantik" ujar mamanya sambil membalas pelukan erat Renata.

Sepeninggal mamanya, Renata membenarkan letak bantalnya.

'Mas, aku ikhlaskan kepergianmu. Meski berat mas. Doakan aku juga anakmu diatas sana ya mas. Doakan aku juga anakmu selalu kuat menghadapi segalanya tanpa ada kamu di sisi kami. I love u mas, love u so much. I'll be miss u mas, miss u so much.'

Ratap Renata sambil menatap langit langit kamarnya. Renata memejamkan matanya mencoba untuk tidur.

Kepergian suami Renata di usia pernikahan mereka yang baru menginjak tahun ke empat, membuat Renata hancur. Baginya dunia ini sudah runtuh tanpa sisa. Kepergian suaminya yang dikarenakan penyakit kanker ganas, memaksanya harus ikhlas melepaskan cintanya.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Tbc

PENANTIAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang