1.Kesal

9 6 0
                                    

Happy reading..


Pagi hari,seorang pria memasuki kamar gadis yang masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

Beno Aldiwijaya.cowok itu,menggelengkan kepalanya melihat Ara Putri Naumitta, jam segini masih saja bergelut dengan bantal dan gulingnya.

Pria itu tersenyum jail.Sepertinya Beno mendapatkan sebuah ide untuk membangunkan gadis itu.
Beno keluar dari kamar Ara kemudian kembali lagi dengan membawa sebuah speaker ditangannya.
Entah darimana dia mendapatkan barang tersebut.

Beno siap-siap berteriak dengan menghadapkan speaker itu tepat ditelinga Ara.
"RAA!! ADA JIMIN TUH DIDEPAN. DIA KESINI CARI LO! DIA UDAH NUNGGUIN LO... CEPET BANGUUNNN.. " teriak Beno sangat kencang.

Bagai terkena petir,Ara langsung membuka matanya lalu berdiri lompat-lompat diatas kasur.
"HA?! MANA-MANA? PACAR GUE DIDEPAN?! JIMINKUUHHH I LOPE YUU..." teriak Ara kegirangan.

Beno meneguk salivanya susah,Ia membalalak kaget dengan penampilan gadis itu.
Ara sadar ternyata dia dibohongi oleh Beno.Ia tak bergerak lagi.
Dann...
Semuanya menjadi diam,hening mulai melanda.

Krikh.. krikh..
Krik.. krikh..

"Pffbwahaahahha.." tawa Beno keras.

"Ha! Lo bohongin gue?! Sini lo! Gue jites kepala lo!!" ucap Ara.

Arapun mulai mengejar Beno dengan tenaga yang ada,ia sangat malu dan kesal dengan sahabatnya itu.Meskipun dia mencintai Beno.
Beno berlari kesana-kemari berusaha menghindari Ara dengan tawa kerasnya yang masih terdengar.

Kemudian..
"Stop huh..huh.. stop." ucap Beno ngos-ngosan menghentikan aktivitas kejar-mengejar mereka.

Ara berada diatas kasurnya.Hendak mengejar Beno,tapi dihentikan oleh Beno.
Mata beno melebar,ia baru ingat dengan pakaian yang dikenakan gadis itu.Ia meneguk salivanya lagi.Berusaha menahan.

"Awas ya lo!! Gue.." belum sempat selesai berbicara,Beno sudah memotong ucapan Ara.

"Lo gak kedinginan ra? Lo selalu begini kalau tidur?" ucap Beno serius.

Refleks Ara melihat tubuhnya dan ternyata...
Ia lupa, ia hanya memakai tanktop dengan celana pas paha.Karena tadi malam sangat panas,ia tak suka gerah lalu ia melepas pakaiannya dan hanya memakai baju yang tipis seperti itu.
Tanpa pikir panjang Ara mengambil selimutnya untuk menutupi tubuhnya.Ara tak bisa berbicara,ia sangat malu sekarang.Ternyata dari tadi Beno sudah melihatnya terbuka.
Ia meneguk salivanya pelan.

"Lo dari tadi lihat gue kayak gini?" tanya Ara terbata-bata.

Beno mengerti gadis didepannya ini mulai malu.
"Eng..gak kok baru kali ini." alibi Beno.

"Tuhkan lo ngelihat gue begini dari tadi,jangan bilang lo nafsu sama gue." ucap Ara kesal.

"Ogah ya.. gini-gini iman gue juga kuat kali." banding Beno.

"Udah! Lo keluar dari kamar gue! Pergi dari kamar gue!" usir Ara.

"Jangan judes dong mbk.." goda Beno.

"Gue malu Beno! Lo keluar deh! gue mau mandi! Hiih keluar gue bilang!" usir Ara lagi karena ia sangat malu saat ini.

"Iya-iya gue tunggu lo didepan.Cepetan lo,jangan lama-lama." ucap Beno mengalah.

Tak ada jawaban dari Ara.Beno mengedikkkan bahu lalu berjalan keluar dari kamar gadis itu dan menutup pintunya.
"Huhh.. tahan Beno,lo gak boleh nafsu." Beno ngedumel sendiri.

Didalam Ara terduduk.
"Gue ogeb banget si!! Lupa lagi gue kalau pake terbuka kayak gini." Ia menggerutu sendiri.
Ia mengatur napasnya sejenak.
Kemudian,ia mulai mengambil handuk masuk kemar mandi.

****

Diruang makan,
Ara memakan roti dengan muka masam.Renata,mamanya heran dengan tingkah laku putrinya itu.Sementara Beno...
Dia senyum-senyum sendiri sambil memakan makanannya.

"Kamu kenapa? Dari tadi kok cemberut aja,ada apa? Cerita sama mama." tanya Renata pada Ara.

"Ara malu ma.Tadi Beno lihat Ara pakai baju terbuka.." lirih Ara tapi masih terdengar oleh Renata dan Beno.

"Ya gue kan gak tau kalau lo pake baju terbuka." banding Beno.
Ara melirik tajam Beno.

Renata terkekeh pelan.
"Ouhh,seharusnya mama yang salah sayang,mama yang suruh Beno buat bangunin kamu.Dan mama juga gak tau kalau tadi malam kamu kepanasan." Renata berterus terang.

"Kenapa harus Beno sih ma?!" tanya Ara kesal.

"Mama tadi masak dulu sayang dan sekarang kamu malah makan roti aja." jelas Renata.

"Ara gak nafsu ma." ketus Ara.

"Jangan gitu lo sama mama." sela Beno.

"Biarin,bukan urusan lo!" Ketus Ara.

"Yaudah gue minta maaf deh.."goda Beno.

"Ogah!" tolak Ara.

Beno mengedikkan bahu.Renata hanya terkekeh dengan perdebatan keduanya.
"Yaudahlah sayang,,udah terjadi ya gak papalah.Mama lihat kalian cocok kok jadi suami istri nantinya." ucap Renat sambil tersenyum jail.

Blusshh..
Pipi Ara jadi memerah seketika.Tak disangka mama juga suka kalau Beno berpasangan dengannya.Mamanya pandai sekali membuatnya blushing saat ini.Tapi,dia harus menjaga image sekarang
Renata terkekeh melihat tingkah gadisnya.Ia sebenarnya tahu,bahwa Ara mencintai sahabatnya.Beno.

"Haha mama bisa aja,Beno dan Ara kan  sahabat doang,iyakan ra..?" bela Beno.

Sudah terbang merasakan hangatnya angin sepoi-sepoi malah jatuh tersungkur dengan ucapan Beno tadi.Ara menjadi cemberut lagi.

Ara berdiri dari duduknya.
"Ara berangkat ma." pamit Ara sambil mencium tangan Renata.

"Nggak dihabisin dulu makanannya?" tanya Renata.
"Nggak." sahut Ara.

"Eh eh tungguin gue.." teriak Beno.Namun,tak dipedulikan oleh Ara.Ia terus saja berjalan keluar dengan menghentak-hentakkan kaki.

"Beno berangkat dulu ma." pamit Beno sambil mencium tangan Renata.
"Iya.. hati-hati,jaga Ara ya Beno."
pesan Renata.

"Oke ma." Beno mengancungkan jempol keatas.

Renata menggelengkan kepala.Ia makin terkekeh melihat tingkah laku Ara dan Beno.

Trengg..
Kenapa Beno memanggil Renata mama? Karena Sejak kecil Ara dan Beno sudah bersahabat lama.Dan begitu juga dengan Ara memanggil mama Beno dengan sebutan Bunda.Renatapun sudah menganggap Beno sebagai anaknya sendiri.Bahkan,ia berharap kedua anaknya itu bisa menjadi pasangan kelak.Sebab mereka sudah saling mengenal satu sama lain.

****

*Di depan rumah

"Jangan gitu dong lo.Guekan gak tau.." ucap Beno kemudian dipotong oleh Ara.

"Bodoamat.Jadi berangkat gak si?" potong Ara cepat.

"Gak,sebelum lo maafin gue tetus senyum dihadapan gue." bantah Beno.

"Ish! Iya gue maafin lo! Mana helm!" Ketus Ara.

"Senyumnya mana?" tagih Beno.

Arapun memperlihatkan deretan gigi putihnya secara paksa.
"Puas lo!"

"Yadeh,nih." Ucap Beno sambil menyodorkan helmnya kepada Ara.Gadis itu menerima dengan kesal lalu memakainya.Begitu juga Beno,ia memakai helmnya kemudian menyalakan motor.Arapun menaiki motor Beno.Tak lama kemudian,mereka melesat menerjang jalanan yang lumayan ramai.


Udah segitu dulu ya..

Jangan lupa voment yang banyak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARA(True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang