Chapter'6- datangnya rasa

34 2 2
                                    


” kenapa juga gua mikirin Gadis?” batinnya.

Dhio sudah memasuki kelas dan duduk dibangkunya kembali namun ia tetap tidak bisa menyembunyikan degupan jantungnya sejak tadi.
lebih tepatnya sejak  ia melihat senyum Gadis dikelasnya tadi .
ia dibuat kesulitan fokus dikelasnya , bayangan perempuan itu terus menerus menghantui pikirannya bahkan dhio sampai tak sadar jika sejak tadi bel pulang berbunyi,
sampai tepukan Kevin dibahu dhio menyadarkannya.

” io ngelamun mulu kek ayam mau dipotong besok” teriak kevin.

” wah ngelamunin Gadis lagi lo ya ” sahut aji.

” apansi ji Gadis mulu, bosen gue. ” Balas dhio.

” deket juga belom udah bilang bosen aja bahlul! ” jitak aji pada dhio.

” yaudahlah kalo bosen biar abang yg perjuangin Gadis” titah Bagas sembari melontarkan nya dgn nada puitis.

” kayak dia mau aja sama lo! ” teriak dhio dikuping bagas.

” gapapa gak mau yg penting gadibilang dekil yhaa” ledek aji.

Kevin hanya bisa tertawa melihat tingkah teman-teman nya , berbeda dengan dhio yang langsung diam ketika aji meledeknya.
Gadis benar-benar membuat hidupnya sengasara.

” udah ayo kita cabut, udah sepi anjir ni kelas. ” jelas Kevin.

” rame mah diskotik ” Balas aji.

” bodoamat anjeng” teriak kevin frustasi.

” udah apa ayo pulang, laper ini gua belom makan dari lahir” tutur dhio sembari mengusap perutnya.

” jangan diusap usap gitu perutnya kasian dedeknya kesakitan” Balas bagas.

” WOI INI KITA KAPAN PULANGNYA ANJENG?!?!?!?! ” teriak Kevin dan aji.

” skuyyyyyyyyyy” Balas bagas dan dhio.

setelahnya mereka berjalan menuju parkiran sekolah untuk pulang.
Hari ini mereka tidak mampir ke warung po inah karna masing-masing mereka punya urusan lain jadi mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing .

*yaiyalah kerumah masing-masing masa kerumah gue
* Berisik lu ah thor
* eiya monmaap

kini dhio sudah sampai dirumahnya, ia memakirkan motornya didekat gerbang rumahnya.

” Assalamualaikum ya ahli kubur” teriak dhio sembari membuka pintunya.

” dhio kamu doain ibu sama ayah kamu mati! ” jewer ibunya pada dhio.

” ihhh..bu sakit .. ” ringis dhio.

” ya lagian kamu tuh kalo salam yg beneran dikit”

” itu dhio lagi gladiresik ziarah” ucap dhio sembari menyalimi tangan ibunya.

” terserah kamu! ”

” biasanya bilang bodoamat bu”

” astagfirullah siapa yg ngajarin kamu ngomong begitu”

" Lah kan ibu”

” yeh enak aja ibu gapernah ajarin kamu kayak gitu ya”

” apansi bu orang pernah yeh pernah kan”

” auah, bodoamat. ” sahut ibunya lalu meninggalkan dhio.

” bukan emak gua bukan emak gua ” ucap dhio sembari mengelus dadanya.

Dhio membuka knop pintu kamarnya, menaruh tas nya kemudian merebahkan tubuhnya diatas ranjang , matanya ia pejamkan sesaat untuk melepas penat sepulang sekolah tadi.

TEMPORARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang