t u j u h b e l a s

974 113 2
                                    

"halo? kenapa mang?"

"oh, mang didin ga bisa jemput?"

"ah, iya iya ga papa."

"tenang aja mang."

"oke." jennie memutuskan sambungan telfon.

jennie melirik jam di pojok kelas dan menyambar tasnya, kemudian melenggang keluar kelas setelah menutup pintu kelas. jennie menyusuri lorong sekolah yang sudah sepi dengan langkah yang terburu-buru.

gadis dengan rambut terurai itu baru saja menyelesaikan tugas tambahan dari guru biologinya karena nilai ulangan hariannya tidak melewati rata-rata, sementara itu sang gadis berhalangan hadir saat remedial tempo hari.

"yoyo."

yoyo yang sedang merapihkan beberapa file di meja guru menoleh, "kenapa jen?"

"gua bareng lu ya? mang didin ga bisa jemput." jennie nyengir, memamerkan deretan giginya.

yoyo memasukkan beberapa file ke laci, "oh yaudah, bentar gua beresin ini dulu." ujarnya mengiyakan. rumah yoyo dan jennie memang hanya beda beberapa blok.

"lu tinggal sendiri?" jennie duduk di salah satu meja, malas menarik kursi yang sudah di rapihkan.

"enggak, ada hanbin." pemuda tersebut menghentikan aktifitasnya, "mau bareng gua apa hanbin? dia mau ke rumah gua buat ngerjain projek kelas."

yoyo dan hanbin memang merupakan ketua dan wakil ketua kelas.

"hah?" jennie terngangga.

 "gua tau lu mau bareng hanbin, jen." yoyo terkekeh kecil, "ga usah malu-malu anjing."

"sialan lu, yo! gua bareng lu aja ah."

"lah? jarang-jarang sabi balik bareng hanbin, nih."

"gua malu, onta. ngomongnya gimana?"

"yaelah," yoyo menyambar tasnya, "gampang, gua yang urus."

"hehehe, yoyo baik deh!" jennie cengegesan, sementara yoyo mengerlingkan matanya.

"hanbinnya dimana?" tanya jennie. suara langkah mereka berpadu terdengar jelas di lorong yang sepi.

"ruang olahraga, disuruh june nyerahin proposal ke pak daesung."

»»————- ═ ∘◦❦◦∘ ═ ————-«« 

"bin, udah kelar belom?" yoyo menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

hanbin menoleh, "udah, ayo."

"lah? jennie?" hanbin mengeryit binggung. melirik yoyo, meminta penjelasan.

"lu sekalian anter jennie dulu ya? gua mau ke rumah chan dulu ngambil juknis projeknya. lu ke rumah gua duluan gapapa, ada nyokap kok di rumah." pinta yoyo.

"tapi gua mau ke rumah jisoo dulu, tante dara ada titipan buat nyokap katanya. gapapa, jen?" tanya hanbin.

"rumah jisoo? ga papa." jennie mengangguk.

"yaudah, ayo." hanbin melenggang ke arah parkiran, disusul jennie di belakangnya.

jennie menoleh ke belakang, "makasih, yo." ucapnya tanpa suara.

yoyo megajungkan jempol, kemudian menyusul di belakang jennie.

»»————- ═ ∘◦❦◦∘ ═ ————-««

"gua cuma ada satu helm, mau pake?" tanya hanbin. sementara yoyo sudah meninggalkan sekolah terlebih dahulu.

"ga usah, lu aja." tolak jennie.

hanbin menyodorkan jaket, "nih pake."

"ga us-"

"ga ada penolakan. rok lu pendek, jen."

"eh?" jennie nyengir. detik berikutnya mengambil jaket yang disodorkan, kemudian mengikat lengan jaket itu di pinggangnya.

"naik." pinta hanbin, sang gadis menurut.

kemudian motor merah hanbin melaju memecah keramaian lalu lintas.

»»————- ═ ∘◦❦◦∘ ═ ————-«« 

"lu bareng hanbin?" jisoo memekik tertahan saat melihat jennie dan motor merah hanbin memasuki pekarangan rumahnya.

"diem, bego." jennie menatap sekeliling dangan was-was. hanbin? dia bersama sandara-ibunda jisoo-di dapur, mengambil titipan untuk ibunya.

"sampein salam tante ke mama ya, bin." pesan sandara, langkah kakinya mulai terdengar jelas ke ruang tamu.

"siap, tan." hanbin mengangguk.

"udah?" tanya jisoo. dara mengangguk.

"ayo, jen." ajak hanbin usai menyalami sandara. jennie mengangguk, kemudian ikut menyalami sandara.

"hati-hati ya!" pesan sandara.

"jangan ngebut, bin! awas aja anak orang sampe kenapa napa." jisoo mengingatkan. jennie hanya terkekeh, sementara hanbin mengacungkan jempol.

motor hanbin kembali memecah keramaian lalu lintas.

»»————- ═ ∘◦❦◦∘ ═ ————-«« 

"makasih, bin." jennie menyodorkan jaket, hanbin menerimanya.

"jen," jennie menatap hanbin, "besok sore jalan kuy?"

"hah? kemana?" jennie terkejut, detik berikutnya mencoba mengontrol ekspresi wajahnya.

"itu, pameran seni deket stadion. tau?"

"tau tau, oke." pameran seni itu memang cukup booming belakangan ini.

"besok sore jam tiga ya?"

"sip."

"yaudah, gua cabut."

jennie mengangguk, "makasih, bin. hati-hati."

hanbin mengangguk, kemudian meninggalkan pekarangan rumah jennie.

jangan tanya bagaimana perasaan jennie sekarang.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


a/n

binggung sama letak rumah mereka ga? aku dari awal udah ingetin buat baca chijeu series #1 dulu, karena semua udah dijelasin disitu. terus chapter depan juga bakal ada bahasan menyangkut kejadian di chijeu series #1, jadi buat yang belum baca aku saranin baca dulu. sekian, jangan vote comment sayang :'))

[2] insurance; hanbin jennie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang