Chapter 3
Jaehyun’s POV
Pertama kali melihatnya berjalan di kafetaria bersama Doyoung menuju meja yang selalu kutempati dengan teman-temanku, aku merasa dadaku sesak seperti dipenuhi oleh ribuan kupu-kupu didalamnya.
Saat dia datang, kami menatapnya dengan tatapan ‘siapa dia’ kepada Doyoung. Dia menunjukkan ekspresi kepada Doyoung untuk memperkenalkan siapa dirinya.
“Perkenalkan, dia adalah Lee Taeyong. Kalian bisa memanggilnya Taeyong. Dia pindahan dari—, tunggu. Taeyong, kau pindahan darimana?”, Doyoung mengajukan pertanyaan bodoh kepada dia. Dia hanya diam dengan mempertahankan chic face yang dia pakai sebagai perangainya.
Oh ternyata dia bernama Taeyong, ada perasaan senang saat aku bisa mengetahui namanya. Kami tetap menunggu dia menjawab pertanyaan dari Doyoung. Namun ia tak kunjung menjawabnya. Sehingga Yuta mulai memperkenalkan dirinya kepada Taeyong.
“Hai, namaku Nakamoto Yuta. Kau bisa memanggilku Yuta”, senyum Yuta saat memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya kepada Taeyong.
Tetap tak ada tanggapan apapun dari Taeyong, dia memandang Yuta dengan pandangan lurus yang tidak menunjukkan ekspresi apapun. Menyebalkan sekali. Yuta pun menarik tangannya kembali, namun dia tetap tersenyum. Anak ini memang penyabar.
“A-aku Dong Sicheng. Kau bisa memanggilku Winwin”, dilanjut Winwin memperkenalkan dirinya dengan ekspresi takut dan sesekali mencuri pandang ke arah Taeyong.
“Haihai, aku Kim Donghyuck. Kau bisa memanggilku Haechan”, Haechan menunjukkan aegyonya kepada Taeyong, tak lama kemudian kepala belakangnya dipukul pelan oleh Doyoung. “Cukup Haechan, dan kau bisa tidak berhenti bertingkah menggelikan seperti itu?”, cibir Doyoung kepada Haechan.
Lalu Haechan memajukan bibirnya dan dipukul pelan oleh Doyoung lagi. Kami tertawa kecil melihat tingkah mereka. Namun tidak dengan Taeyong, dia tetap mempertahankan chic facenya.
Apakah selera humornya terlalu tinggi? Apa yang ada di pikirannya? Aku ingin sekali bisa membaca pikirannya.
Aku tak sadar jika daritadi terlalu memperhatikan Taeyong, aku merasakan tatapan mereka semua tertuju kepadaku. Oh, ini adalah giliranku memperkenalkan diri.
“Aku Jung Jaehyun, panggil saja aku Jaehyun atau Jeffrey”, aku terus menatap matanya dengan intens. Dan dia membalas tatapan mataku, tatapan mata nya sangat tajam.
Kami makan bersama dengan suasana yang sangat ramai.
“Apakah kalian tahu Clarissa dari kelas komposisi musik? Jika ada salah satu dari kalian yang mengenalnya, tolong kenalkan padaku. Dia sangat cantik sekali dan menggemaskan”, Haechan memulai percakapan, lagi-lagi membahas orang yang dia sukai. Selalu berganti setiap hari.
“Yaya! Berhentilah mengoceh tentang wanita yang berbeda setiap harinya, menyebalkan sekali. Dasar playboy kasta rendah”, gerutu Doyoung menimpali ocehan Haechan.
Dia selalu bertingkah seperti itu kepada Haechan ketika membahas orang yang disukainya. Menurutku, dia terlihat seperti orang yang tengah terbakar api cemburu.
“Make ur own sandwich puhlease Doyoung hyung. Urusi saja dirimu sendiri”, Haechan kelihatan sedikit kesal dengan tingkah pemuda hitam yang duduk disebelah Doyoung itu, begitu sebaliknya.
“Kekasihmu sedang merajuk Haechan, tolong sadarlah”, Yuta masuk dalam percakapan mereka. Memperburuk keadaan.
“For your information, he is not my boyfriend. Thank you very much”, Haechan menjawab dengan bahasa Inggris, kebiasaannya ketika moodnya sedang buruk.
“Just shut the fuck up. And please, watch your mouth Yuta”, Doyoung terlihat sedikit murka. Sedikit menyeramkan melihatnya seperti ini. Terakhir aku melihatnya seperti itu saat Winwin ketahuan mengutak-atik ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White | JaeYong
FanfictionAlur kehidupan kita sangat berbeda, apa yang bisa kau lakukan untuk itu? [Bahasa kasar, rated M dalam konten bahasa].