Genap di usia ku ke lima tahun, aku mulai menempati bangku TK atau sering disebut dengan taman kanak-kanak. Aku masuk di sebuah TK di desa ku. Waktu itu, namanya adalah Tk Darmawanita. Setiap hari, ibu yang selalu mengantarku. Dengan berjalan kaki, ku tempuh jalanan desa bersama ibu. Tidak ada uang jajan atau perbekalan. Hanya berangkat kemudian pulang lagi.
Dulu aku sangat cengeng. Ditinggal ibu sebentar saja aku menangis bahkan mengamuk. Melempar barang-barang yang ada di dekat ku. Sedih sekali aku mengingatnya.
Sebenarnya, aku bukan berasal dari keluarga kaya raya yang melimpah harta. Bukan juga dari keluarga miskin. Tetapi, aku terlahir di keluarga yang sederhana. Selalu berkecukupan meski tak pernah berbau mewah.
Aku kagum dengan ibu. Beliau pintar sekali mengolah keuangan keluarga. Hasil yang diterima bapak sebagai buruh pabrik tak menghalangi langkah ku dan kedua kakaku dalam menuntut ilmu. Kakak ku yang saat itu berada di bangku SD dan SMP selalu menjadi suara-suara hangat dalam keluarga. Aku senang, meski sederhana namun selalu hangat. Teruntuk bapak, bekerjakeraslah untuk menafkahi aku, kak bima, kak dias serta ibu. Sebenarnya keringat yang mengalir dari tubuhmu adalah keringat emas yang membahagiakan keluargamu. Dan teruntuk ibu, tetaplah menjadi bidadari syurga untuk menjaga ku, kak bima, kak dias dan ayah. Tumpahkanlah kehangatanmu untuk kami. Aku yakin, bahwa disetiap do'a mu akan selalu terselip nama-nama kami. Amin...
---000---
YEY,,LANJUT TERUS YA BACA NYA. MAAF KALO BANYAK KURANG NYA, AUTOR BAKAL USAHAIN YANG TERBAIK. JANGAN LUPA LIKE NYA. TERIMAKASIH❤
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA
Teen FictionAkankah dimensi waktu akan benar-benar ada? Akankah aku akan menjadi diriku yang dulu? Ataukah aku akan terdorong untuk selalu melangkah maju? Entahlah. Hanya waktu yang dapat menjawab.