Prolog

127 7 1
                                    

Dear, R.
Kita ada, untuk saling melengkapi.

Aku suka bintang. Dan kamu suka game. Itu tak jadi masalah bagiku. Yang terpenting untuk saat ini adalah, asalkan kamu senang.

Awalnya kita berdua hanya orang asing. Hingga salah satu takdirku, ada yang berisi tentang adanya kamu dalam hidupku.

Aku tak pernah minta untuk dipertemukan dengan kalian semua, teman satu kelasku. Aku hanya minta, untuk pintar di sekolah ini. Itu saja. Hingga kamu hadir, mewarnai kekosonganku. Dan itu lebih dari cukup.

Aku sempat teringat pertemuan pertama kita. Terbalik 180° dari sifatmu hari ini. Aku sering tertawa dan juga kesal ketika mengingatnya. Rasanya aku seperti jadi pemeran utama di cerita itu.

Dengan kondisi yang masih duduk di kelas 10, kamu sudah dikeluarkan dari sekolah. Dan itu karena sesuatu. Sesuatu itulah, yang membuat kita bertemu untuk pertama kalinya.

"Anak-anak, kalian kedatangan teman baru pada hari ini. Ayo kamu, silakan memperkenalkan diri"

Dengan intonasi datarnya, dia mulai memperkenalkan diri.

"Hallo, namaku Radit Putra Winata. Panggil aja Radit"

Dari situ sudah nampak mukanya yang pucat. Aku mulai penasaran dengannya.

"Baik Radit, kamu duduk di bangku kosong samping Keylla"

"Heh"
Aku cukup terkejut mendengar penuturan guruku. Tanpa aba-aba dia langsung duduk di sampingku.
Kesan pertama yang kulihat darinya adalah, dingin.

Aku penasaran. Hingga aku memutuskan untuk lebih banyak tau tentang dirinya.

Hingga ku memberanikan diri untuk menyalaminya. Bukankah itu hal yang umum dilakukan ketika ada teman baru? Aku tak salah kan?

"Hallo, aku Keylla Ardianta. Panggil aja Keyla" satu detik... dua detik... Tak ada jawaban. Uluran tanganku juga tidak dibalas.

"Huh, dasar sombong" gerutuku

Hingga dia menoleh ke arahku.

"Ngomong apa tadi? Coba ulang!"

Aku sedikit terkejut karena tak tau kalau dia mendengar gerutuanku barusan.

"Nggak ngomong apa-apa kok. Kamu salah denger kali" aku mencoba membela diri.

Tak mungkin aku pasrah begitu saja. Sifat ini sudah ada sejak lahir. Kalian tak perlu penasaran.

"Gue Ra..."

"Radit kan, aku udah tau. Kamu suka apa?" ucapku memotong pembicaraannya

Bisa kudengar dia mendengus.
"Gue sukanya game. Dasar cewek" jawabnya datar

"Kalo aku suka bintang. Semua yang berhubungan dengan bintang, aku pasti auka" aku merespon antusias.

Dia langsung memalingkan mukanya begitu saja. Seolah tak peduli.  Memperhatikan ke arah lain. Terlihat tak bergeming. Ternyata, selain dingin dia juga terlihat misterius.

Aku hanya tersenyum kecut melihat kelakuannya. Mungkin saat ini, aku terlihat seperti orang gila yang bicara sendiri.

TBC
Love from Ibell Maya's :*

Hello! Long time no see. It's only begining, okay!. Don't forget to like, share and comment. Thank uu ♡

Antara Aku, Dia dan Sakit HatinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang