Awal dan Akhir

30 1 0
                                    

Hanya cerita singkat tentang Azka Arian Sofyan dan Inara Ayunindya yang saling melepaskan ketika hati mulai ingin bersama.

"apa itu menyenangkan? Memamerkan kata 'mencela dan menghujat'. apa itu mengobati rasa kecewanya lo?"
Inara berkata dengan menahan air matanya agar tidak menetes. Rasa sesak didadanya membuatnya sulit untuk menahan gejolak rasa sakit yg disebabkan oleh dirinya sendiri.

Dan Azka terlihat terkejut mendengar sebutan "Lo" bukan "aku-kamu" lagi, bahkan bukan lagi dengan panggilan 'kak" yang selalu Azka sukai.
Azka hanya terdiam bersama kebingungannya. Nara terlihat begitu tersakiti. Bukankah Nara lah yang membuat perang dingin diantara mereka dengan mengatakan hal yang tidak seharusnya dia ucapkan kepada Azka setelah Azka membantunya. Tapi kenapa sekarang terlihat Azka yang berbuat salah?

"Gua sadar. Lo udah terlalu banyak bantuin gue. Meluangkan waktu dan tenaga sampe lo gak menghiraukan kesehatan lo sendiri. Tapi apa yang gue lakuin? Gue bahkan ngatain lo 'pria gak berguna'. Seharusnya gue berterimakasih, bukan malah MENCELA dan MENGHUJAT"
Inara menekan kata terakhir yang diucapkannya. Matanya mulai memerah dan berkaca-kaca. Namun, dia masih tetap pada pendiriannya yaitu tidak akan memperlihatkan air matanya bahkan setetespun pada lelaki.

"kamu kenapa? Kenapa sekarang kamu yang begitu terlihat menyedihkan? Apa ini cara kamu untuk membela diri atas kesalahan yang telah kamu perbuat?".

Setelah bungkam akhirnya dengan tenang Azka mengeluarkan apa yang ada dipikarannya sejak tadi. Di tatapnya Nara dengan tatapan datar seperti biasa.
Nara tersenyum sinis mendengar perkataaan Azka. Dia muali menyadari sesuatu.

"ternyata selama ini gue salah. Gue pikir lo ngertiin gue. Mungkin jika saat itu lo natap mata gue, lo pasti bisa membedakan antara sebuah candaan dan hujatan"

Azka kembali terdiam dan tak tau harus mengatakan apa. Melihat mata Nara yang mulai berair membuatnya merasakan sesak didadanya yang dia sendiri tak tau alasanya merasakan itu.

"ah, gue lupa. Lo itu kan selalu serius dalam menanggapi apapun. Gue yang bersalah karena udah nyakitin lo dengan perkataan gue. Gue gak nyadar kalau lo itu begitu sensitif. Gue juga gak pernah ngertiin lo".

Kali ini air mata Nara sudah tidak bisa di tahan lagi. Nara mulai terisak dan itu membuat Azka terkejut. Namun, Azka menyembunyikan keterkejutannya. Ini adalah pertama kalinya Nara menangis didepan seorang pria. Dan itu adalah didepan dirinya dan mungkin karena dirinya.

"semua adalah salah gue. Gue tau lo begitu kecewa dan merasa sakit....." Nara mengatur nafasnya karena mulai terisak sebelum kembali berkata
".... Tapi apa lo tahu? Yang paling merasakan sakit adalah orang yang telah menyakiti. Karena, dia telah membuat orang yang dia sayang merasa kecewa dan tersakiti"

Azka terlihat terkejut mendengarkan kalimat yang baru saja Nara ucapkan. Bukankah Nara telah mengakui persaannya terhadap Azka secara tidak langsung. Perasaan yang Nara simpan selama 5 tahun dan berakhir dengan dengan cara yang tidak pernah Nara harapkan.

"Gue salah. Gue minta maaf"

Itulah kalimat terakhir yang diucapkan Nara sebelum akhirnya pergi. Azka tetap mematung ditempatya tanpa tahu harus berbuat apa. Tangan kanannya terangkat memegang dadanya. Entah apa yang dia rasakan. Satu hal yang Azka sadari, hatinya tidak menginginkan kepergian Nara.

"Nara..." Azka berucap pelan melihat punggung Nara yang menjauh.

DONE ✅

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DONEWhere stories live. Discover now