Sinsa-dong, Mei 2019
Musim semi yang lembut. Kelopak cherry blossom yang layu bermekaran satu persatu menahan panasnya matahari. Wangi segar cherry blossom menggelitik indra penciumanku. Seketika Sinsa-dong berubah suasana menjadi hangat dan warna pink dimana-mana.
Seperti biasa, lagu aesthetic mengalun di telingaku. Kali ini Flowers — The Deli menemaniku, cocok dengan suasana saat ini.
Seekor kupu-kupu melenggang masuk ke dalam office-telku. Terbang kesana-kemari seakan mempersembahkan sebuah tarian untukku. Pernah dengar mitos kupu-kupu? Jika kupu-kupu masuk ke dalam rumahmu, maka akan ada tamu yang datang ke rumahmu.
"Benar dugaanku, kamu cantik."
Aku kaget bukan main. Mataku membelalak dan tubuhku kaku dengan wajah semakin pias seperti melihat hantu, "Siapa kamu?" tanyaku.
"Aku Park Jimin. Pria tampan, setampan dewa Apollo," jawab pria bernama Jimin itu narsis. Heran, bagaimana bisa dia masuk ke dalam office-telku?
"Percayalah, aku kupu-kupu tadi. Dan percayalah, aku pria yang selalu datang di mimpimu,"
Memang, wajahnya tidak terlalu asing untukku. Seperti pernah melihat, tetapi tidak ingat dimana dan kapan tepatnya.
"Kamu tidak ingin memelukku?"
"Maaf, kita tidak saling kenal. Tolong, keluar dari kamarku!" Perintahku tegas. Bagaimanapun juga, aku wanita.
"Aku rela menempuh perjalanan panjang dan dengan waktu yang tidak singkat. Beribu-ribu kilometer aku lalui, empat musim sudah pernah aku cicipi, hanya untuk bertemu denganmu, Seulgi."
"Aku tidak mengerti. Darimana kamu berasal?" tanyaku semakin penasaran. Ini membingungkan.
Binar matanya teduh menatapku, "Daikanyama, distrik Shibuya, Tokyo. Mirip seperti daerah Sinsa-dong ini," jawabnya kalem. Jujur, Daikanyama adalah daerah impianku. Daerah yang tidak terlalu ramai, cocok untukku yang tidak suka kebisingan. Bagaimana semua ini sesuai dengan mimpiku?
"Sekali lagi maaf. Ini terlalu membingungkan, kita tidak saling kenal. Tolong keluar dari kamarku!" Perintahku sekali lagi.
"Huh, selama perjalananku, aku banyak bertemu wanita yang lebih cantik darimu. Kalau tau begini, aku berpaling saja," ucapnya seraya membalikkan tubuh mencoba untuk keluar.
"Tunggu!" Sergahku.
Dia menengok.
Oh tidak.
Apa yang ku lakukan?
Ini kah yang disebut hati dan pikiran tidak sinkron?
Persetan dengan egoku yang tinggi.
"Buat aku percaya," pintaku.
Sejurus kemudian, ia tersenyum dan berubah menjadi kupu-kupu yang indah, kembali menari-nari mengelilingiku. Seakan terhipnotis, aku tidak merasa takut sama sekali.
Ia berubah kembali, "Sudah ku bilang, aku ini tampan. Jangan tatap aku seperti itu,"
Aku tersenyum masam, "Ck, bagaimana bisa Tuhan menakdirkan pria terlalu percaya diri begini untukku?"
Tetapi nyatanya ia memang tampan, cute dan sexy dalam waktu bersamaan.
"Peluk aku, Seulgi," pintanya lembut.
Ketika bibirnya memanggil namaku seketika jantungku berdentam-dentam hampir copot. Lidahku kelu, pikiranku berkata tidak, tetapi hatiku berkata iya. Kakiku melangkah menghampirinya kemudian dengan ragu-ragu aku memeluknya.
Hangat.
Nyaman.
"Apa ini mimpi?" tanyaku.
"Kamu terlalu banyak bermimpi, jadi tidak akan ku biarkan ini adalah mimpi," jawabnya sambil mengelus puncak kepalaku.
"Ku rasa ini terlalu tidak mungkin,"
Jimin tersenyum lembut, "Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Lebih-lebih lagi karena didasari oleh cinta,"
Aku balas tersenyum setulus mungkin, seraya mempererat pelukan kami. Tanganku sangat pas melingkar di pinggangnya. Sepertinya, memeluk pria asing yang menjadi takdirku ini adalah hobi baruku.
"Jimin," panggilku.
Jimin merenggangkan pelukan, enggan untuk melepaskanku dari dekapannya, "Panggil namaku sekali lagi," pintanya.
"Jimin," panggilku lagi.
"Aku suka. Oh tidak, bahkan sangat suka. Aku suka ketika ini..." Jimin menyentuh bibirku pelan, "memanggil namaku."
Dengan wajah sumringah begitu, Jimin terlihat cute. Ketika mengucapkan sepatah kata, Jimin terdengar sexy. Seolah sempurna dimataku.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," ucap Jimin.
"Ke mana?" tanyaku penasaran.
"Lihat saja nanti. Ayo!"
🌸🌸🌸
“Glosarium(?)”
Office-tel : disebut juga one room atau satu kamar. Kamar sewa terdapat kasur, lemari, kamar mandi, mesin cuci, kulkas dan dapur. Gedungnya seperti apartment dan sistem keamanannya lebih terjamin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLY | JIMIN•SEULGI ✔
Fanfiction•Didedikasikan untuk Kontes Musim Semi bertema A Spring Trip To Love oleh FanficIndonesia•