"Ray wajah kamu pucet banget, kamu sakit?"
Niat ingin membangunkan raya, Naya malah disuguhkan pemandangan seorang gadis berwajah pucat sedang meringkuk dibawah selimut.
"Aku cuman gk enak badan aja ...." lirih Raya.
Naya menyentuh dahi Raya, mengecek suhu badannya.
"Ray badan kamu panas banget. aku telfonin bunda ya?"
"Gak usah Nay, bentar lagi juga sembuh. Bunda juga lagi kerja ja ...."
"Udah diem aja!" Tegas Naya.
Naya meraih ponsel di saku celanaku, mencari-cari nomor bunda dan menelfon-nya.
-Bunda Ratih💙-
"heh bisa gk sih jangan ganggu! Bunda lagi sibuk! Sekali lagi telpon bunda. Bunda kuranging uang jajan kamu!"
Ancam bunda di sebelah sana dengan nada marah.
"Tapi bun Ra—"
Belum juga Naya menyelesaikan kalimatnya, bunda sudah mematikan sambungan secara sepihak.
"ah sial di matiin" gumam-nya. Naya kembali memasukan ponsel ke dalam saku celananya dan menatap Raya yang tengah menggigil lemas di bawah selimut tebal.
"bii..bii Asiih" teriak Naya.
Naya berlari keluar kamar sambil terus memanggil nama Bi Asih, asisten rumah tangga di rumah ini.
"Iya non ada apa?" Tanya Bi Asih yang berjalan dari Arah tangga dengan daster batiknya
"Bi raya sakit bi."
"Sakit apa non?"
"Dia panas Bi, wajahnya pucat banget."
"Coba Bibi liat." Naya dan Bi Asih kembali masuk ke dalam kamar Raya."
Setelah di dalam kamar, Bi Asih tampak sangat khawatir setelah melihat wajah pucat Raya
"Astagaa non, kita kerumah sakit aja ya,"ucap bi asih yang dibalas gelengan oleh Raya.
"Langsung bopong aja bi bawa ke RS."
"iya Non."
"WAHAAAB" bi asih memanggil mang Wahab sopir pribadi rumah ini.
"Iya bi," jawab mang Wahab dari arah pintu.
"Kita kerumahnya sakit, non Raya demam."
"Huft, Bi asih aja yang bukan orang tuaku, khawatir banget sama keadaan Raya. Sedangkan orang tua aku? ahh... Tidak penting memikirkan mereka, mereka juga gak akan memikirkan kita," batin Naya.
RS ZAYN MEDICALL🍃
"Dok gimana dok keadaan adik saya?" tanya Naya spontan setelah melihat doker yang menangani Raya keluar dari ruang rawat Naya.
"Beruntung kalian segera membawa dia kesini. Karna kalo tidak damamnya akan semakin parah dan dia mungkin ak-"
"Apa saya boleh menemui adik saya?"ucap Naya cepat memotong ucapan sang Dokter. Karena bagi naya, Raya lah yang paling penting sekarang.
Dokter yang bernametag, Edi itu menghela nafas pelan. "Silahkan"
"Bi, Bibi sama mang Wahab pulang aja. biar aku yang jaga Raya."
"Tapi Non Bi—"
"Kalo bibi disini nnt siapa yg jagain dira? Bibi pulang ajah ya."
Dira, dia adalah adik Naya dan raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSO
Teen FictionJangan dibaca dulu:'). Lagi dalam perbaikan. Yang maksa baca aku tonjok onlen:v