Pada suatu hari di Desa Asgard yang ada di endonesa ada dua anak kembar laki-laki yang bernama Sagab dan Sugab yang cita-citanya ingin menjadi pemain sepak bola professional. Mereka menjadikan Lionel Messi dan Critiano Ronaldo sebagai idola mereka. Sagab dan Sugab suka bermain bola sejak dari kecil dan mengikuti akdemi sepak bola yang ada di desanya tersebut. Semakin bertumbuh besar Sagab dan Sugab di umurnya yang 16 tahun mereka semakin mahir dalam bermain bola dan dilirik oleh pelatih timnas U-16 endonesa yang bernama Indro Japri, kemudian Sagab dan Sugab pun di panggil oleh timnas U-16 untuk mengikuti seleksi yang di adakan di Inggris. Ketika Sagab dan Sugab mengikuti seleksi di inggris mereka berdua semakin mahir dalam bermain bola. Akhirnya pun mereka menjadi pemain utama di timnas U-16 endonesa. Setelah mengikuti beberapa ajang piala yang di adakan di asia dan menjadi juara akhirnya timnas U-16 bisa mengikut ajang yang paling bergengsi yaitu piala dunia U-16 yang di adakan di Brazil pada tahun 2021 meskipun menghadapi banyak lika-liku yang erjadi di fase grup dan akhirnya timnas U-16 pun lolos ke fase knock out 16 besar piala dunia U-16 dan yang menjadi lawan mereka di 16 besar adalah prancis terjadi pertandingan yang sangat menegangkan saat melawan timnas prancis U-16 dan akhirnya pun timnas endonesa U-16 menang dengan skor 4-2 dan disitu pun Sugab dab Sagab mencetak gol, dan lolosnya timnas U-16 ini pelatih Indro Japri pun sangat senang dan sangat tidak menyangkan timnas U-16 yang dilatihnya bisa menang melawan timnas U-16 prancis dan lolos ke fase berikutnya yaitu 8 besar piala dunia U-16. Di 8 besar timnas U-16 melawan musuh yang lebih berat yaitu melawan timnas U-16 brazil, tapi ternyata dewi fortuna masih berpihak kepada timnas U-16 endonesa yaitu dengan kemenangan 2-0 dan gol yang di ciptakan oleh timnas U-16 endonesa adalah gol dari Sugab, dan akhirnya pun timnas U-16 endonesa lolos ke partai selanjutnya yaitu partai semifinal piala dunia U-16 dan lawan yang di hadapi di partai semi final adalah timnas U-16 portugal dan Sagab dan Sugab pun akhirnya bisa bertemu dengan salah satu idolanya yaitu Cristiano Ronaldo sebagai pelatih timnas U-16 portugal, Sagab dan Sugab pun senang bisa bertemu dengan idola mereka, akhirnya Sugab dan Sagab pun meminta foto terlebih dahulu sebelum pertandingan dengan idola mereka tersebut, saaat pertandingan mulai pun mereka sangat bersemangat sampai akhirnya mereka menyumbang satu gol hasil dari kerjasama tim sangat bagus dan idola mereka Cristiano Ronaldo pun sangat kagum dengan permainan yang di mainkan oleh Sagab dan Sugab dan Cristiano Ronaldo mengucapkan selamat kepada pelatih Indro Japri karena telah bisa membentuk tim sangat bangus, akhirnya timnas U-16 endonesa memenangkan pertandingan melawan timnas U-16 portugal dengan skor 2-0. Dan akhirnya pun timnas U-16 endonesa melanjutkan perjuangan mereka di partai final. Dan lawan yang akan di hadapi timnas U-16 adalah timnas U-16 argentina dan lagi-lagi idola mereka Lionel Messi menjadi pelatih timnas U-16 argentina. Dengan penuh semangatnya Sagab dan Sugab menjalani partai tersebut, pertandingan pun berlangsung dengan seru dan sengit, dan yang terjadi di babak pertama adalah skor 0-0 dan di lanjutkan dengan babak ke dua yang sangat seru dan akhirnya timnas U-16 endonesa bisa memasukkan bola ke gawang timnas U-16 argentina yang dimasukkan oleh Sagab, pertandingan pun semakin sengit dan seru setelah timnas argentina kemasukan, namun apa yang terjadi timnas argentina bisa mengimbangi permainan dengan memasukkan bola ke gawang timnas endonesa di akhir-akhir menit. Pertangdingan pun di lanjutkan dengan babak tambahan, sampai peluit akhir pertandingan di tiup dan skor pun masih sama 1-1. Dan akhirnya di lanjutkan dengan adu penalti, dan akhirnya timnas U-16 endonesa mendapatkan keberuntungan dengan skor 4-3. Dan akhirnya pun timnas U-16 endonesa memenangkan piala dunia U-16 yang di adakan di brazil. Setelah bisa membawa piala dunia U-16 ke endonesa para pemain dan seluruh staf yang ada di timnas U-16 pun di ajak untuk memenuhi undangan dari bapak presiden endonesa.
Dan akhirnya Sagab dan Sugab mengikuti seleksi salah satu tim besar yang ada di endonesa, mereka pun akhirnya lolos dan di terima di tim tersebut. Akhirnya pun Sugab dan Sagab menjadi duo pasangan yang sangat cocok di lini depan tim tersebut. Sugab dan Sagab menjadi pemain professional di umur 19 tahun. Dan tim-tim dari luar negri banyak yang menginginkan Sagab dan Sugab untuk main di timnya salah satunya adalah tim barcelona dari spanyol kemudian ada juventus dari itali. Sugab dan Sagab pun akhirnya memilih untuk menerima ajakan untuk bermain di Barcelona FC. Disana pun Sagab dab Sugab bertemu dengan para-para pemain barcelona yang sangat terkenal, mereka sangat senang bisa bergabung dengan tim sebesar barcelona, kemampuan yang di miliki oleh Sagab dan Sugab pun semangkit meningkat di umur mereka yang ke 21. Lalu karena sudah merasa menjadi pemain professional Sagab menjadi sedikit meremehkan lawan-lawan yang di hadapinya ketika bermain, dan itu membuat pelatih dari barcelona tidak menyukainya, kemudian saudara kembarnya akhirnya memberi tahu tentang hal tersebut agar tidak di ulaginya, namun apa daya Sagab yang telah merasa sudah menjadi pemain professional di tim utama barcelona, akhirnya pun dengan perlakuan Sagab yang tidak baik tersebut tim pun merasa rugi dari apa yang di lakukan Sagab, sedangkan saudarnya Sugab terus tetap semangat dan tidak seperti Sagab yang merasa sudah menjadi pemain professional, Sugab selalu berusaha dan meningkatkan kemampuannya dalam bermain sepak bola. Akhirnya pun Sagab di jual oleh tim barcelona ke tim lain dengan harga yang murah. Dan itu menjadi pukulan untuk Sagab yang meremehkan ketika sudah merasa menjadi pemain professional di barcelona. Semakin terpuruknya Sagab akhirnya saudaranya kembarnya mendatangi Sagab dengan mengajak kembali seperti dulu lagi yang semangat bernain dan berlatih sepak bola dan tidak merasa sudah menjadi pemain professional. Kemudian setelah Sugab mengajak Sagab untuk semangat kembali dalam bersepak bola, akhirnya pun Sagab perlahan-lahan kembali dengan performanya seperti dulu lagi. Sagab pun sadar dari kejadian tersebut jangan menjadi orang yang merasa sudah bisa atau menjadi orang yang professional, ketika dirinya merasa sudah menjadi lebih baik Sgab pun tersadar bahwa di atasnya pun masih ada yang lebih baik atau lebih professional. Dan akhirnya Sugab dab Sagab pun kembali menjadi duo pasangan yang seperti dulu kembali yang sangat di takuti tim-tim lain saat melawan timnya.
