OLIVE

18 4 0
                                    

~Sudah saatnya kita bertemu.~
.
.
.

SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU

Kira-kira seperti itulah rangkaian kata yang dapat Adhimas buat. Ia begadang semalaman untuk menyelesaikan tugasnya sebagai anak dari Desainer Interior. Di sulap dengan desain yang sangat indah. Ia tersenyum bangga dengan hasilnya.

Tidak mudah bagi seorang pemula untuk dapat mendesain sebuah ribuan bunga menjadi satu dengan kata yang indah.

Dengan gedung yang cukup luas, dijadikannya tempat sebagai saksi dimana sepasang kekasih mengucap janji suci.

Pukul 04.15.

"Tinggal tunggu waktu subuh." Adhimas melirik arloji ditangan kanannya, menguap.

"Reno! Gue balik." Lanjut Adhimas kepada salah satu anak buah ayahnya.

"Udah beres, Bang?" Berbeda dengan Reno, ia sedang melakukan dekorasi untuk atap gedung ini.

"Udah. Makanya gue balik."

"Yo'i. Semangat belajarnya, Bos!." Teriaknya. Dari atas sana Reno melihat teman satu desainnya berjalan keluar dengan melambaikan tangannya menuju pintu utama.

Udara sejuk tepat mengenai seluruh tubuh Adimas ketika ia baru saja memasuki area Jalan besar dengan kendaraan motornya yang melaju cukup kencang. Walau telah memakai pakaian yang menutupi tubuhnya, tetap saja udara masuk dari sela-sela pakaiannya.

Kendaraan mulai ramai, orang-orang pekerja seperti dirinya sudah biasa melihat kesibukan yang ada di Jalan Raya. Mobil, motor semua bercampur baur. Terlihat akrab dengan kedekatan yang sangat membuat sesak. Walau waktu masih menunjukan belum ada tanda fajar akan muncul, orang-orang sangat giat untuk berangkat ke tujuan masing-masing.

Hidup di Ibu Kota atau pun tidak. Sama saja. Kepadatan sudah menjadi makanan sehari-hari. Adhimas tinggal di Kota Bogor bersama kedua orang tuanya serta adik laki-lakinya.

Sampai pada tempat yang disebut rumah, Adhimas segera bersiap untuk berangkat sekolah. Mandi dengan air hangat membuat ia betah berlama dalam shower. Mengatur suhu pada air dengan menekan tombol yang terdapat pada dinding.

"Mas, udah rapi? Mama buatkan sarapan ya. Jangan lupa sholat subuh dulu." Dari luar kamar sang mama menggedor pelan pintu kamar anaknya.

"Nanti turun ke bawah ya." Setelah itu suaranya menghilang bersamaan Adhimas keluar dari kamar mandi.

Pukul 04.56

Untuk menempuh dari gedung ke rumahnya lumayan memakan waktu cukup lama. Kadang gedung yang dipakai pun jaraknya jauh hingga memakan dua jam lamanya. Bagi Adhimas, selagi masih dapat ia capai saat itu juga ia akan tempuh.

Tidak lama untuk memakai seragam kebanggaannya. Ia bergegas menuju lantai bawah dan memakan sarapan yang sudah dibuatkan oleh mamanya.

"Minum susunya." Memang sang mama sangat perhatian, makanya ia begitu menjaga perasaan mamanya.

"Iya ma."

Pukul 06.30

Setelah memakirkan motor kesayangannya, Adhimas berjalan menuju ruang kelasnya yang terletak di gedung A. Dimana semua gedung kelas terlihat sama dengan warna biru langit yang khas menandakan sekolah Penerbangan. Begitupun desain jendela dan pintu yang kontras dengan warna dindingnya.

Di semester baru ini Adhimas tidak akan mengira. Bahwa di menit berikutnya akan ada nomer asing yang mengirimkan sebuah pesan dan menjadi perubahan awal bagi diri Adhimas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Are My Sunshine🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang