Aku sudah kelas 2 SMA. Sudah banyak sekali yang terjadi, seperti Lily yang kini sudah memiliki pasangan baru dan aku yang masih sendiri. Move on bagiku bukan berarti kita mempunyai pasangan baru.
Membuka lembar baru, cerita baru.
Hari hari ku jalani seperti biasa. Diawali dengan bangun pagi, mandi, lalu berangkat sekolah, belajar, bermain bersama teman, pulang, kumpul bersama keluarga, bermain game, tidur. Begitu saja berulang ulang kali.
Aku mengikuti ekstrakurikuler band dan mengikuti beberapa lomba cipta film pendek untuk mencari pengalaman, melakukan hobi, dan menghilangkan kebosanan. Band kami memang hanya tampil untuk mengisi acara acara sekolah seperti acara pentas seni sekolah dan acara wisuda kakak kelas. Sementara, film pendek kami mendapatkan juara 1 pada lomba yang diadakan oleh sekolah lain waktu itu.
Suatu hari di kantin sekolah, aku dan sahabat ku bernama Alam sedang memakan batagor dan melihat keramaian anak anak sekolah yang mengantri untuk membeli makanan dan minuman. Kita berdua sedang melamun di siang bolong sambil memandang wanita wanita yang seangkatan dengan kita mengantri menunggu makanannya.
"Si Anne makin cakep ya?" Alam memecah sepi.
"Ya.."
"Kata anak anak dia baru putus loh.."
"Ya sih, akhir akhir ini IG story nya isi nya quotes quotes galau." jawab ku.
"Liat deh sih Sheryl, kayak nya cocok ama lu ." Alam menunjuk Sheryl yang sedang membeli bakso.
"Ah kan lu tau, gue nggak suka cewek yang terlalu mewah gitu."
"Banyak gaya lu, udah jelek masih milih milih cewek!" ujar Alam.
Kami pun tertawa kencang.
"Emang lu nyari cewek yang kayak apa sih?"
"Enggak tahu juga.."
"Masa iya nggak tahu?" tanya Alam heran.
"Enggak tahu, beneran deh." dengan nada mencoba meyakinkan Alam.
Ada hening sejenak.
"Tapi bukan nya terkadang cinta itu nggak perlu alasan ya? Bukan nya biasa cinta itu datang karena lu ngerasa dia itu orang yang tepat?"
"Iya aja deh, udah males gue ngomong sama lu kalo udah sok sok puitis gini." ujar Alam sambil beranjak balik ke kelas.
"Tapi gue bener kan?"
"Bener juga sih.. Udah lah capek gue ngomong cinta cintaan! Gua ada tebak tebakan nih."
"Apa? Kasih sini! Enggak takut gue." jawab ku sombong.
"Pena, pena apa yang bikin galau?"
Aku memikir sampai akhirnya aku menyerah. "Paan coba?"
"Pena sakit! tapi tak pena sesakit ini!!"
"Sialan!"
Dari siang yang panas, langit pun kini berganti warna. Langit mendung, rintik rintik hujan turun membasahi tanah. Hujan membawa ku kembali pada satu cerita, dimana aku pernah mati matian berjuang bertahan pada cinta yang bertepuk sebelah tangan.
"Ada apa dengan hujan?" tanya Kirana yang juga ikut menatap rintik rintik hujan yang berkejar-kejaran menyentuh daratan. Kirana adalah teman satu kelas ku yang sering menjadi tempat aku bercerita tentang berbagai cerita patah hati ku. "Teringat dia?" tanya Kirana sekali lagi.
Aku tersenyum sambil mengangguk.
"Itu kan sudah setengah tahun yang lalu, move on dong. Nasehatin orang jago tapi sendirinya nggak bisa move on."
"Ku kira melupakan dia itu perkara mudah. Nyatanya tak pernah semudah itu. Apa bisa aku melupakan?" jawab ku.
"Jadi kamu masih berharap sama Fiona?"
"Enggak, cuma rindu aja."
Fiona, dia pernah menjadi segalanya yang aku impikan. Seringkali aku terlalu keras kepala untuk menerima kenyataan bahwa kita tak akan berakhir bahagia. Tapi dengan bodoh aku tetap bertahan dalam cinta yang bertepuk sebelah tangan, bukan tanpa sengaja. Aku melakukan nya secara sadar. Entah itu karena ego ku yang berlebihan atau karena aku yang takut merasa kesepian.
"Ku kira hujan membawa seluruh ingatan ku tentang nya. Nyatanya, ingatan itu malah tumbuh subur." ujar ku
"Sudahlah, bila sedih jangan terlalu. Percaya saja ini semua rencana Tuhan untuk membuat mu menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya."
Aku mengangguk. Lima menit lewat begitu saja tanpa satupun dari kita yang memulai pembicaraan. Kita berdiri di depan gerbang sekolah ditemani dengan rintik rintik hujan.
"Mungkin melupakan bukan cara yang tepat." ujar Kirana memecah hening diantara kita.
"Lalu cara yang tepat itu apa?"
"Merelakan." Kirana menjawab sambil tersenyum.
Kirana benar, selama ini yang ku lakukan adalah melupakan bukan merelakan. Melupakan itu hanya menyiksa diri kita sendiri, mencoba sekuat tenaga menghapus nya dari pikiran, itu melelahkan. Berbeda dengan merelakan, merelakan adalah melepaskan dengan tulus hati. Dengan begitu kita bisa lebih menerima kenyataan sepahit apapun itu. Memang bukan hal yang mudah dilakukan, tapi apa salahnya mencoba? Daripada terus bersedih.
Membuka lembar baru, cerita baru.
Kirana sudah pulang menggunakan jemputan sekolah, tinggalkan aku sendiri berdiri di depan gerbang sekolah menanti hujan reda. Alam datang tiba tiba entah darimana. "Jadi Kirana nih?" tanya Alam. "Cuma teman." jawab ku. "Eh, gue nebeng pulang bareng lu ya." kata Alam.
"Lah kan, gua pulang jalan kaki."
Akhirnya kita menunggu sampai hujan reda. Sesampai ku dirumah, aku mengambil catatan kecil ku dan mencoba menulis.
"Puisi yang tak lagi bernyawa.
Air mata yang membanjiri mata.
Merenung ku di sudut kamar melihat hari berganti.
Hampa tanpa mu disini.
Tapi aku yakin, cepat atau lambat aku pasti bisa melangkah tanpa mu."
Move on artinya adalah berpindah. Pastikan kamu berpindah bukan karena kamu benci kesepian. Pastikan kamu berpindah bukan karena kamu mencari pelarian. Pastikan ketika kamu berpindah itu karena kamu sudah siap, bukan karena kamu gengsi. Move on bukan berarti kamu harus langsung mencari pasangan baru. Berbahagialah sejenak, hatimu juga perlu istirahat.
Satu bulan sudah berlalu, kini aku sudah berhasil merelakan Fiona. Fiona akan selalu aku ingat, ia meninggalkan banyak sekali kenangan, bukan untuk menyiksa. Melainkan untuk kita pelajari, menjadi diri yang lebih baik. Ketika kita berpindah, ketika kita move on, bukan berarti kita harus memusuhi masa lalu itu. Relakan. Belajar dari situ agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Kecil
RandomBerisi tentang catatan catatan kecil mengenai perjalanan cinta dan rasa yang tak tersampaikan. Cerita ini adalah perjalanan manis pahit cinta seorang remaja yang duduk di bangku SMA yang berusaha mendapatkan perempuan yang ditemuinya di hari pertama...