001•awal pertemuan

9 1 0
                                    

Cerita ke dua aqohh..

Hope you like it😌

Awas ngantuk..panjang soalnya..

Hepireding manteman😪

πππππππ

Matahari baru saja turun untuk menerangi ibu kota, memancarkan sinar yang hangat, menggantikan gelap nya malam menjadi terang nya pagi.

Nareeta Tharisa kerap di panggil natha, ia mempunyai wajah orang indonesia asli, namun tidak menurunkan kadar kecantikan alami yang ia miliki.

Gadis bermata hazel ini mempunyai sifat ceria, humble, ramah, sopan.
Ia kalau berbicara terus terang apa yang ia rasakan, jika kalian mikir kalau natha orang nya jaim? Jawabannya.

TIDAK.

Gadis itu berbicara semau nya, tidak kenal tempat, waktu, dan orang yang di ajak ngobrol dengan dia, yang di ajak ngobrol dengan dia fine aja, mungkin dia memang sudah tau sifat asli natha.
Mungkin.

Kringg..kringg..

Alarm berbunyi nyaring hingga gadis yang sedang tertidur lelap terpaksa membanting jam weker tersebut ke lantai, biarkan saja nanti tinggal beli lagi.

Drttt..drttt..

Alarm sialan itu kembali berbunyi, tapi dengan bunyi yang berbeda, karena bunyi itu berasal dari ponsel yang berada di atas nakas samping tempat tidur natha.

Hampir saja ponsel yang tidak berdosa akan sama nasibnya dengan jam weker tersebut, kalo saja natha teringat bahwa yang ingin ia banting adalah ponsel kesayangan nya, maka ia terpaksa urungkan niat nya itu.

Dengan malas natha bangun dan duduk di tepi kasur, lalu memakai sendal berbulu yang bergambar kepala boneka bmx.

Natha terkejut karena melihat jam weker nya sudah hancur tak berbentuk, karena terbuat dari kaca yang mudah pecah.

Natha meringis, biarkan saja, nanti ia akan menyuruh orang rumah yang membersihkan nya, yang terpenting ia harus mandi terlebih dahulu karena gerbang sekolah akan di tutup 30 menit lagi.

Dengan langkah lunglai natha berjalan ke kamar mandi dan memulai ritual mandi nya.

Natha keluar setelah 10 menit berada di dalam kamar mandi, dan sudah rapih dengan pakaian seragam kebanggaan sekolah Greelya.

natha menatap diri di depan cermin, ia memoleskan sedikit bedak bayi dan liptin tipis, sekali lagi menatap diri di cermin, di rasa sudah cukup, natha mengambil tas nya dan di sampirkan di bahu kanan nya, sambil mengikat rambut yang di cepol kan, ia menenteng sepatu sekolah nya.

Dengan tergesa-gesa natha menuruni tangga, kalau saja ia tidak berpegangan dengan pegangan tangga mungkit ia sudah mencium lantai dan dahi nya membiru.

Mira yang melihat anak nya yang sedang lari tergesa-gesa segera memanggil anak nya untuk segera sarapan.

“ta, sarapan dulu sayang.”

Natha segera menoleh kan ke arah sumber suara.

“aduhh..ga usah deh bun..tata udah telat ini..15 menit lagi bel bun.”balas natha cepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATH'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang