part 1

83 14 2
                                    

"Anjir... calon istri gua dateng."

"Gila.. manis bener astaga."

"Ramah banget ya kakak itu."

"Masyaallah senyumannya neng."

"Gua sama kakak itu ibarat malaikat sama rakyat jelata, sial."

"Manisnya dikurangin dong, diabetes nih nanti."

Kira-kira begitulah kebisingan yang terjadi di sepanjang koridor sekolah.
Kebisingan sekaligus decak kagum yang kudapatkan seperti makanan sehari-hari. Agak sedikit muak sebenarnya.

Gimana ya menggambarkan sosokku? Hm.. katanya, aku merupakan gadis SMA yang sederhana dan disukai semua orang. Senyumanku tak pernah luntur dari wajah hingga selalu berseri. Terdengar berlebihan ya kan?

"Haii, selamat pagi!" Sapaku terhadap orang disekitar dan membungkuk sesekali tiap melihat para guru yang lewat.

'Ding dong~'

Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Para murid yang masih berada diluar kelas pun berhamburan  kembali ke kelasnya masing-masing.

Dan aku? Tentu aku melangkahkan kaki ke lantai 3, tempat dimana aku akan menghabiskan waktuku disana. Ya, diruang musik. Hal itu sudah menjadi kebiasaanku sejak ditingkat kedua.

'Cklek'

Langkah kaki pun bergema tatkala diriku mulai memasuki ruangan tersebut.
Kututup pintu secara perlahan sebelum berjalan ke arah alat musik yang aku tuju. 

Beruntungnya ruangan ini kedap suara, sehingga tidak akan mencuri perhatian orang.
"Hufft..ha," aku menghembuskan nafas dengan begitu keras yang menunjukkan rasa keletihan. Kududukkan pula kursi putih yang berada di depan piano.
Jari jemari lentik pun mulai menekan tuts hingga menimbulkan melodi yang indah.

Permainanku yang lembut membuat atmosfer disekitar menjadi tenang dan nyaman. Sambil kututup kedua netraku untuk menikmati lantunan melodi yang ada. Mungkin jika aku sedang tidak sendirian, orang-orang disekitar pun akan ikut terhanyut dalam permainan yang kubuat.

Terlalu asik dalam duniaku sendiri, tak sadar aku bahwa ada seseorang yang masuk keruangan ini dan melangkahkan kaki ke arahku. Sampai suara itu hadir ketika aku menyelesaikan permainan pianoku. 

"Wow... Ada anak kelas 11 yang bolos disini," Ucap seorang pemuda yang tak kukenali sambil bertepuk tangan. Sontak diriku menoleh terlonjak kaget akan kehadiran suara tersebut.

Melihat ekspresiku, seorang pemuda itu agaknya paham akan situasi yang telah ia buat. "Ah, santai. Gak bakal diaduin ke guru kok, dan maaf tadi masuk gak permisi lagi. Tadi kirain gak ada orang,"  Ujarnya sambil tersenyum kotak. Sungguh, dia masih  membuat aku syok sampai sekarang. Santai sekali dia?

.

.

.

.

Antares

by : MrsKimxx95

AntaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang