Story by: Munjidaaaaaaa
I'm🐨Boy with luv~~
Suasana SMA Negeri 14 terlihat begitu sepi, karena bel pulang sudah berbunyi 30 menit yang lalu.
Namun ada dua sejoli yang masih duduk-duduk santai di bangku taman sekolah.
"Lo mau lanjut kuliah dimana Dry?" tanya Miko pada Dryen."Mau lanjut daerah Jakarta aja sih, tapi orang tua gua nyuruh kuliah di Jerman." jawab dryen dengan sedikit nada kesedihan.
"Jerman?, terus lo mau Dry?, nasib doi lo gimana dong?" pertanyaan ini yang paling dihindari oleh dryen ketika ia membicarakan kelanjutan kuliahnya.
"Gua gatau Mik, gua juga bingung mau gimana" Dryen.
"Ikutin kata orang tua lo aja, toh lo masih beruntung orang tua lo mau biayain lo sampai keluar negeri. Lah gua? Jangankan keluar negeri sekitaran Jakarta aja gua masih mikir dua kali bro!" Miko memberi saran dan juga sekalian curhat.
Dryen menjitak kepala Miko.
"Yee, curhat mulu lo Mik. By the way, iya juga sih, gua ga boleh sia-siain perjuangan orang tua gua cuma demi cewek. Tapi kesannya gua malah kek gak menghargain dia gak sih Mik?. Secara gua ama dia udah pacaran lumayan lama," jelas dryen karena merasa tidak enak jika ia harus memutuskan semuanya secara sepihak."Mendung belum tentu hujan, pacaran lama belum tentu jodoh. Ayolah bro, lo bukan anak TK yang gak ngerti hal seperti ini. Sebelumnya lo juga udah pernah putusin atau diputusin secara sepihak, dan lo perlu inget pas kelas 9 SMP lo diputusin mantan lo karena alasan mau fokus sama Ujian Negara." jelas Miko panjang lebar dengan nada jengah.
" Anj*ng. Ujian Nasional bangke bukan negara!" Dryen yang beberapa detik mencoba mencerna kata kata Miko pun akhirnya menjawab dan tertawa geli karena kebodohan sahabatnya itu.
"Receh lo Dry. Baru gua ngelawak dikit udah terjungkal-jungkal" jawab Miko dengan nada lawakkan lagi.
"Gak sampai terjungkal-jungkal juga kali Mik, lebay lo." Dryen menjawab dan tidak ada lagi nada bercanda.
"Yaudah pulang kuy, doi gua udah ngajak nonton oppa-oppanya lagi" ajak Miko
" Lagian udah sepi gini, nanti dikira gue ngapel sama lo"Miko bergidik ngeri.Dryen melihat keseluruhan taman sekolahnya, benar apa yang dikatakan Miko, mereka terlalu asik berbincang sehingga tak menyadari bahwa sekolahnya sudah lumayan sepi.
"Sabar banget ya lo, doi lo lebih cinta ke orang-orang koriya itu daripada lo." kini tawa keduanya meledak.
"Asal lo tau ya, kadang kalo gua liat doi lagi nonton orang-orang koriya itu gua langsung mikir. Kata gua cewek cewek yang suka oppa oppa seleranya tinggi, ternyata engga. Buktinya doi mau sama gua yang jauh dari kata bening." tawa keduanya mengiringi jalan mereka keparkiran.
"Sadar juga kalo lo itu ga bening?" tanya Dryen dengan nada melawak.
"Yahh, lo kan tau muka gua sama sapri juga cakepan gua. Yang penting ga kaya lo dah, yang tiap liat Lucinta luna langsung ngiler." kini Miko yang meledek Dryen.
"enak aja lo! Gua mah ngiler kalo liat Ariana ama Nicky minaj lagi colab. Lo taukan lagunya mereka yang judulnya side to side? Itu lagu pas banget tau ga kalo lo lagi sange." kini Dryen sudah pada sifat kefanboy-annya.
"Najis dah. Nicky minaj lagi buluquee begitu. Udah ah lo mau pulang apa ngerumpi sih elah." jawab Miko dengan kesal.
Mereka berdua sudah sampai diparkiran, tetapi tetap saja tidak pulang-pulang.
"Yeee, kan lo tadi yang ngajak ghibah!" Dryen mencoba melawan.
"Bahasa lo kek cewek aja ngeGhibah." Miko meledek Dryen.
"Up to you, bodoamat, gua duluan ya? Pulang bareng lo cuma nambahin dosa." dan dijawab gelak tawa oleh Miko.
***
Dryen memarkirkan sepeda motornya di garasi rumah. Dia melihat mobil papinya sudah terparkir juga disana.
"Tumben papi udah pulang" batin Dryen.
Dryen melangkah masuk ke rumahnya.
"DRYEN YANG GANTENG DAN SHOLEH UDAH PULANG" teriak Dryen."Ini bukan hutan dry, dasar ganteng-ganteng dak tau malu yah" omel maminya.
Dryen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hehehe sorry mi, udah jadi kebiasaan"Mami Dryen menggelengkan kepalanya
"Perasaan dulu mami sama papi sikapnya gak kayak kamu?, Kamu sebenarnya anak siapa sih, kok gak ada mirip-miripnya sama orang tuanya"Dryen cengengesan
"Ya anak mami lah, dulu yang suka nendang-nendang mami dari dalam itu kan Dryen"Mami Dryen berdecak kesal
"Emang dulu kamu ingat apa?""Ya ingatlah mi, dulu Dryen kan main sepakbola di dalam perut mami, iya gak pi?" Dryen meminta pendapat papinya yang kebetulan sedang duduk santai di sofa.
Papi Dryen menoleh sekilas lalu mengangguk mengiyakan.
"Yesssss, tuh papi satu tim sama Dryen" ucap Dryen dengan nada bangga.
Mami Dryen diam.
Dryen mulai duduk di sofa, kakinya ia angkat sebelah.
"Duduk yang sopan Dryen, aduh" omel Maminya.Dryen menurunkan kakinya
"Heheh sorry mi, udah-""Kebiasaan" sambung Maminya.
Mami Dryen sudah hafal setiap kali Dryen melakukan kesalahan, jika diingatkan, pasti jawabannya udah kebiasaan mi. Dasar
"Ekhemmm"Papi Dryen berdehem singkat.
"Bagaimana keputusan lo, mau apa enggak kuliah di Jerman?" Tanya papi Dryen dengan gaya bahasa layaknya ABG.
Mami Dryen berdecak pinggang
"Papi, jangan ajarin anak kita yang gak bener, kalau ngomong harus sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik"Papi Dryen terkekeh pelan
"Udah kebiasaan mi" itu bukan papi Dryen yang berbicara tetapi Dryen sendiri."Jadi Gimana?" Tanya papi Dryen sekali lagi.
Dryen menghela nafas panjang
TBC
Salam koala🐨❤
Respect! Vote and comment❤