5 tahun 5 bulan kemudian
"Halo pi? Dryen in here."
"Dry, kamu jam berapa take off? Kalau sudah sampai jakarta telepon papi, nanti mau papi jemput atau pulang sendi ....?" tanya papi Dryen dengan panjang.
"Ck. Bawel banget sih pi" Sela Dryen dengan nada kekehan.
"Kamu gimana sih Dry, kamu baru pulang dari negara orang ya wajar papi perhati ...."
"Ya tapi ga over gitu pi. Gausa jemput Dryen, Dryen kangen Jakarta jadi Dryen mau naik busway aja sekalian keliling" sela Dryen dengan kekehannya.
"Yauda lah terserah kamu, papi juga sibuk. Hati hati dijalan Dry."
"Siap pi!" jawab Dryen dengan semangatnya.
***
Dryen memilih singgah disebuah coffe shop. Coffe shop ini adalah tempat dimana Dryen dulu menghabiskan waktu bersama Violina.
"Hah ....! Akhirnya kembali kenegara asal. Ternyata 5 tahun lebih aku tinggal tidak banyak perubahan, padahal setiap 5 tahun sekali ganti presiden" keluh Dryen dengan kekehan kecil.
***
Gemercik air terdengar dari kamar mandi Dryen, itu berarti sang pemilik kamar sedang mandi.
Cklek
Dryen selesai dengan acara mandinya, hari ini ia berencana menemui Violina, kekasihnya, yang selama 5 tahun lebih ia tinggalkan untuk belajar.
Dryen mengambil ponselnya dan mencari kontak Violina. Selama berada di Jerman Dryen memang jarang memberi kabar, alasannya simple, ia terlalu fokus belajar.
Vio? Kamu dirumah? Aku sangat merindukanmu. Aku akan berkunjung kerumah mu hari ini.
Send
Lama tak kunjung mendapat balasan Dryen memilih mengganti bathrobnya dengan baju yang lebih rapi.
Drrtt Drrtt
Violi calling...
Dryen segera mengangkatnya.
"Hai babe." sapa Dryen terlebih dahulu.
"Hai Dry, tidak menggunakan bahasa Jerman seperti biasanya?" ledek Vio dengan kekehan.
"Ayolah, aku sudah di Indonesia mana mungkin menggunakan bahasa Jerman. Sangat tidak menghargai pacarku yang tidak bisa bahasa Jerman." kini Dryen yang balik meledek Vio.
"Impas satu sama Dry." Vio tertawa dibalik telephon
"Sudahlah lupakan. Aku akan kerumah mu, kau sedang sibuk?" tanya Dryen.
"Saya belum mandi pak dokter."
Dan disambut oleh tawa keduanya.
"Mandi lalu kita akan kencan seperti pasangan biasanya, ok?"
"Siap pak dokter." Vio mematikan sambungan telephonnya.
"Dasar gadis tidak sopan, sama calon suami main matiin aja, ga ada kiss gitu? hah..." gerutu Dryen.
***
"Kamu semakin cantik babe" ucap Dryen menatap Vio tanpa berkedip.
Pipi Vio langsung memerah
"Ish. Apaan sih. Biasa aja kok" ucap Vio sambil mengalihkan pandangannya."Wah ada nak Dryen. Kapan sampai di Indonesia nak?" Ucap mama Vio yang tiba-tiba datang dari arah dapur.
Dryen bangkit dari duduknya dan langsung mencium tangan mama Vio.
"Tadi pagi tan""Owlahh. Makin ganteng aja yah kamu" ucap mama Vio sambil mencubit pipi Dryen gemas.
"Udah-udah ma, dia baru aja datang. Mending disuruh duduk lagi" ucap Vio datar.
Mama Vio dan Dryen lantas terkekeh geli melihat ekspresi lucu Vio ketika cemburu.
"Ya ampun anak mama ini. kok bisa cemburu sama mamanya sendiri"ujar Mama Vio.Vio melipat tangannya. Terlalu malas mendengar ocehan mamanya dan Dryen yang sedari tadi terus menggodanya.
"Yasudah, mama mau balik ke dapur. Lanjutkan sana kencan kalian. Have fun ya" ucap mama lalu kembali menuju ke dapur.
Dryen tersenyum melihat tingkah Vio yang sudah lama ia tak lihat.
Beruntungnya dia bisa LDR 5 Tahun tanpa ada kata putus.
"Oh iya kamu habis ini jadi dokter apa?" Tanya Vio"Dokter kanker"
Deg
"Be-benar kah?"
Alis Dryen mengernyit
"Kenapa? Dokter kanker hebat tau bisa menyembuhkan penyakit berbahaya" celetuk Dryen bangga."Gakpapa sih" ucap Vio.
"Hayo, ada apa ?" Tanya Dryen selidik
"Kan kalau jadi dokter kanker punya tanggung jawab besar"
"Iyah sih, kadang kalau operasi cuman ada dua pilihan. Antara sembuh dan meninggal" ucap Dryen menjelaskan.
"Kenapa malah membahas pekerjaanku?" ucap Dryen yang baru menyadari topik pembicaraan.
"Bodoh! Sudah dari tadi bahas dan baru complain!" ledek Vio dengan kekehan.
"Sudahlah lupakan! Kau kemari untuk mengajak kencan atau mau numpang makan?" tanya Vio curiga, pasalnya dulu kebiasaan Dryen adalah mengajak kencan padahal hanya ingin numpang makan pada ibunya.
"Ayolah, aku baru pulang dan kau sudah bisa menebakku. Kau memang yang terbaik!" Ucap Dryen mengacak rambut Vio dan berlalu ke dapur.
"DRYEN!! KAU TAHU AKU TAK SUKA RAMBUTKU DIBUAT BERANTAKAN SEPERTI INI!" kesal Vio. Sungguh jika ia tak ingat Dryen adalah manusia mungkin sekarang Vio sudah memutilasi kekasihnya itu.
"Bawel, kau mau makan atau tetap sibuk dengan ocehhanmu? Aku sih makan. Bye babe" Dryen benar benar sudah membangunkan singa betina.
"Dryen awas saja kau!!"
"Apa?! Awas awas. Awas ada sule, hah?" Dryen benar benar ingin dimutilasi sepertinya.
"Sule? Benar sekali! Ahh aku lupa, aku memiliki banyak buah rambutan didapur."
Shit!
Dryen mematung.
WRITE BY: Munjidaaaaaaa
Me🐨TBC