Ramai pembicaraan di dalam rumah wanita itu. Para tetangga yang masih berada di sini memberikan ucapan selamat dan berbicara tentang pasangan pengantin baru yang ada di rumah dirinya. Ia hanya duduk melihat bagaimana pasangan itu begitu bahagia siapa lagi kalau bukan kakak wanitanya sendiri beberapa jam yang lalu sudah menikah menjadi istri sahnya pria yang begitu baik bernama Salim. Kakaknya adalah wanita yang berprinsip, terkenal agak galak itu menyangkut tentang aturan agama karena kakaknya wanita yang disiplin. Ia tidak berani berkumpul bersama ibu dan pasangan pengantin serta yang lainnya, tidak tahu kenapa. Yang jelas ia sekarang duduk terpisah dari yang lain sengaja menyendiri. Meratapi hidupnya sendiri.
"Kami pulang ya bu hj Nur, maaf sudah mengganggu waktu kalian"
"Ya kami pamit pulang terutama kepada dua pasangan pengantin baru ini". Semuanya terlihat tampak sudah berdiri hendak keluar dari rumahnya. Memberikan salam.
"Eh sekali lagi selamat kepada kalian. Semoga kalian berdua diberikan keberkahan oleh Allah swt"
"Aamiin Allahuma Aamiin. Terima kasih bu" seru Salim.
"Kamu begitu beruntung mendapatkan Salim dia pria yang baik sholeh"
"Tunggu dulu bu, saya ada hadiah. Sebentar saya ambilkan barangnya"
"Gak usah bu Hj. Nur"
"Gak papa"
Hj. Nur ibunda wanita itu beranjak dari kursi tempat duduknya, berlalu menjauh menuju kamarnya.
Jinjingan kecil dari kain dicekal oleh tangan Hj. Nur, sudah mengambilnya keluar dari kamar kembali ke ruang tamu.
Hj. Nur berhenti setelah mengetahui anak bungsunya duduk terpisah menjauh dari yang lain.
"Kenapa duduk di sini? Ayo bukannya gabung sama yang lain sama kakakmu sendiri seperti itu di hari pernikahannya. Kenapa?. Berikan ucapan apa atau gimana asalkan jangan di cuekin apalagi tidak menghargai"
Ia menggeleng cemberut dengan wajah masam.
"Sama mamah ke ruang tamunya. Kalau misalkan kamu malu" Hj. Nur mendekati dan menarik lengan kiri anaknya.
"Ayo nak! "
Ia malah menghindar mencoba melepaskan tarikkan tangan ibunda dari lengannya.
"Maaf gak mau ma. Aku pengen duduk di sini aja nyaman, tidak akan ke sana"
"Udah di ajak bareng ke sana masih gak mau, nanti udah dewasa kamu harus terbiasa menghormati dan menghargai sesama"
"Iya mah pasti"
Ibunda wanita itu melenggang pergi meninggalkan putri bungsunya duduk sendirian terpisah.
"Ini bu semoga ibu menyukainya meskipun tidak terlalu banyak"
"Wah ini apa bu hj?" seraya ibu tetangga mengambilnya. Membuka bungkusan plastik itu. Alhasil, diperlihatkan botol ukuran lumayan kecil dengan tutup botol berwarna emas dan ada pula yang lebih besar namun dengan warna botol plastik transparan.
"Ini apa bu?" ibu tetangga itu mencium bau dari botol berukuran kecil.
"Ini sepertinya parfum"
"Iya ibu - ibu itu minyak wangi dan satunya lagi air zam - zam dari Mekah"
"Aduh terimakasih bu hj sudah merepotkan"
"Iya ibu kami hanya bisa membalasnya dengan mendo'akan anak ibu sudah menikah ini semoga sejahtera selalu dan bersyukur mempunyai suami yang sholeh bisa mencontohkan kepada anaknya"
Wanita itu masih diam dan mendengarkan apa yang dikatakan para tetangga itu dengan seksama. Tetap tidak bergerak dan bereaksi apapun.
"Pantas. Sama sama pada baik. Kamu sholehah dan Salim nya juga sholeh"
Wanita itu tidak tahan lagi dengan perkataan ibu-ibu tetangga itu. Ia dengan cepat tanpa ragu berdiri beranjak dari tempat duduknya. Setengah berlari meninggalkan ruangan itu, menaiki tangga menuju ruang atas. Dan masuk ke kamarnya. Menutup pintu dengan agak keras ia merebahkan diri di ranjang kasur.
__ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __
*. *.* .*
Air mataku terus mengalir membasahi pipiku. Aku merenungkan diri di kamar menelengkupkan badan dengan bantal sebagai tumpuan wajah dan dadaku. Apalah daya kenapa aku jadi seperti ini, ketika melihat pernikahan kakakku sendiri. Sepertinya aku iri dengan kakakku yang mempunyai suami yang baik. Apakah aku juga akan mendapatkan jodoh yang baik? Seperti apa dan bagaimana suami pendamping hidupku?. Senang dan bahagianya aku bila mendapatkan suami yang sholeh itu adalah sebuah anugerah bagiku. Aku penasaran seperti apakah jodohku?
Kenapa tiba - tiba aku menjadi memikirkan jodoh?. Aku menepiskan hal tentang jodoh karena dalam hati bicara berkata lain.
Tingg!!
Ada pemberitahuan grup whatsaap dari sekolah. Aku membukanya. Oh RIMRA? Rohani Islam Membangun Remaja Ahlakul Karimah. Kirain apa.
R.I.M.R.A
Assakina : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Gimana acara kegiatan itu teh? kenapa jadi gak kompak gini gak seperti tahun yang lalu. Kita selalu menjadi yang terbaik dan kompak di sekolah kita.
Aza : Halah kamu juga tahu kenapa RIMRA kita ini sekarang ini jadi gak ada kemajuan karena pemimpinnya sendiri gak becus ngurusnya..!
Rasiya : Iya bener, ketua yang sekarang tidak sungguh - sungguh menjalankan tugasnya
Mafisya : Kenapa gak kak Ali aja sih selamanya jadi pemimpin RIMRA
Aza : Iya betul tuh. Gara gara ketua sekarang RIMRA jadi berantakan. Gak seeksis dulu
Nika : Eksis :v. Emngnyh apaan? Gaya banget perkataannya
Aza : Hahahah suka - suka gue dong :D
Anisa : Syuttt jangan ngomongin lagi ka Akbar ketua kita yang sekarang nanti kalau ketahuan gimana. Kalian bisa - bisa kena akibatnya gimana cara ka Akbar ngehukumnya gak kenal ampun
Aza : Biarin gue gak takut sana aduin, mana ketua yang tidak bertanggung jawab itu
Aza : Dia cuek cuek bebek juga ada yang ngomongin dia
Mafisya : Kangen masa di pimpin kak Ali kita merasa jadi lebih baik lagi, kak Ali orangnya taat dan bertanggung jawab
Aku membaca dengan seksama pesan grup RIMRA. Ali? Kalian tahu siapa Ali?. Dia bekas ketua RIMRA namun sekarang dia udah keluar mungkin sekarang sudah kerja atau kuliah orangnya terkenal tegas, disiplin, bertanggung jawab, sopan, dan ramah. Siapa yang tidak kagum dengan Ali? Dia pria yang taat agama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAN ANTI, UKHTI?
Mystery / ThrillerWanita misterius yang mencintai Ali dan mengejarnya. Mampukah ia menaklukkan hati Ali atau Ali akan menolak cintanya?