Chapter 1

42 0 0
                                    

Perkenalkan namaku alisa. Aku seorang yatim piatu, sebelumnya aku tinggal bersama bibi dan paman ku. Tetapi suatu waktu mereka pergii meninggalkanku di rumah peninggalan orang tua ku, saat aku sadar ternyata aku ditinggalkan oleh paman dan bibiku.

Sekarang aku merantau ke Bandung untuk melanjutkan beasiswa yang ku dapatkan beberapa waktu silam. Aku tinggal disebuah kost kecil hanya cukup untuk 1 orang lengkap dengan ruang tv yang menyatu dengan kasurku dan sepetak kamar mandi.

Sekarang aku sedang berjalan ke arah tempat ku meraih ilmu, untuk masa depan cerah yang ku impi impikan selama ini. Selama ini aku suka berjalan kaki, mungkin lumayan jauh untuk yang tidak terbiasa tetapi aku sudah terbiasa berjalan kaki.

Aku harus menghematt uangku kerja di sebuah cafe di pusat kota bandung sangat lah susah, terlebih ku seorang mahasiswa sangat susah untuk mencari part time. Rata rata mereka lebih membutuhkan pekerja fulltime dibandingkan pekerja part time, tetapi aku bersyukur sekarang aku telah di beri pekerjaan untuk menyambung hidupku sehari hari.

Saat ini aku sudah sampai di kelas, aku mengambil jurusan manejemen. Saat aku sampai ternyata temanku sudah sampai terlebih dahulu dan aku pun menyapa nya.

" hai Eli, tumben banget kamu datang nya pagi, biasanya kan kamu datang paling telat " ucapku sambil terkekeh

" hai lis, iya nih gue gabisa tidur semalam jadi gue bergadang, eh taunya gue gabisa tidur ampe pagi. Yaudah gue langsung cabut aja ke kampus, lagian gabut juga gue di rumah sendiri " ucap eli

Eli alias Elizabeth dia salah satu teman ku saat ini, karena memang aku orang introvert jadi ku susah bergaul bersama oranglain. Aku lebih suka menyendiri di perpustakaan sambil membaca buku itu lebih membuatku tenang.

Elizabeth lah yang menyapa diriku pertama, ia lah yang mengajak ku berbicara terlebih dahalu. lama lama ku semakin klop kalau sedang berbicara dengan nya rasanya nyaman mendapatkan seorang teman. Apakah ini yang dirasakan orang orang saat mengobrol bersama seorang teman, otulah yang muncul pertama kali di otakku ini.

Setelah berbincang masuk lah seorang dosen dan menjelaskan bahan yang dia bawa, aku dan eli pun akhirnya fokus kepada pembelajaran hari ini.

Akhirnya Matkul itu pun beres aku segera membereskan alat alat tulisku. Aku pun pergi ke cafe dimna aku bekerja, karena tadi aku di telfon oleh teh imas dikarenakan anak nya jatuh sakit dan tidak ada yg menjaganya. jadi akulah yang menggantikannya, lagi pula ku tidak ada matkul lagi.

Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 7 malam, waktunya aku bergegas pulang badanku butuh istirahat. Karena tadi di cafe sangat lah penuh jadi ku merasa sedikit kelelahan dari biasanya.

Aku sedang berjalan kaki untuk menaiki angkot, untunglah jam segini angkot masih tersedia. Saat aku sedang berjalan di pinggir trotoar lumayan sepi jalanan nya karena memang cafe tempatku bekerja didalam sebuah komplek yang cukup asri.

Saat aku melewati sebuah pohon besar aku mendengar suara anak kecil menangis sambil berkata "bubu" itulah yang ku dengar. Aku merinding takutt ingin melihatnya tetapi bagaimana kalo seorang anak kecil yang tersesat?.

Aku menengok ke arah suara itu, ternyata ada seorang anak laki laki berusia sekitar 3 tahun mungkin aku tidak tahu. Aku mendekatinya tiba tiba dia melihat ke arahku dengan mata yg sembab dikarenakan menangis.

Saat ku lihat mata bulat, hidung kecil yang mancung, juga bibir tipis dan juga kulit yang putih tetapi sedikit terlihat kucel. Meskipun terlihat kucel tapi aku tau anak ini pasti anak yang tampan, aku mendekati nya dan bertanya kepada anak kecil itu.

" ade lagi ngapain disini, mamah kamu dimna? " ucapku

" bubu nana ja " sambil masuk kedalam pelukan ku

" aku bukan ibu mu sayang, ayo kita cari ibu mu yu nak, kaka akan antar ade kepihak polosi terdekat " ucapku tenang sambil menggendongnya

tiba tiba dia merengek kepadaku

" bubu puang ayo, dede mamau bubu pegi agi huhuhu bubu danan pegi agi dede mu itut bubu hiks hiks dede mu bobo ma bubu adah huhuhu di tini dinin dede bobo di tini dili dede tatut bubu huhu ayo puang bubu huhuhu " ucap bocah malang itu

Itulah yang aku dengar darinya. oh sungguh malang anak ini apakah dia di terlantarkan oleh orang tuanya? orang tua macam apa itu menelantarkan anaknya sendiri. tidak kah mereka mempunyai hati nurani membiarkan anak ini sendirian dengan dinginnya malam.

Segera aku gendong anak itu dengan penuh kasih sayang. Karena aku tidak tega melihat anak sebesar ini harus diam seorang diri ditengah malam yang dingin ini.

" baiklah sini ikut bubu pulang ya tapi dede jangan nangis lagi ya. bubu tidak akan meninggalkan dirimu sendirian disini sayang " sambil ku kecup keningnya

"bubu danan pegi agi ya, dede mau bobo sama bubu, di tini dinin. bubu dede lapel mu mamam dede beyum mamam peyut dede buni buni" aku yg melihatnya hanya terkekeh

Sebelum pulang aku membeli capcay di tukang nasi goreng pinggir jalan. aku memakaikan anak itu jaketku meskipun kebesaran tetapi sepertinya bisa membuat dia hangatt ditambahh ku dekap anak kecill ituu. dia hanya menyadarkan kepalanya kepada dadaku.

aku mampir ke tokoh baju anak yg di pinggir jalann. aku harus membeli baju tidur dan baju mainnya setidaknya dia bisa berganti baju walaupun hanya dengan baju tidur dan baju mainnya, kulihat di terlelap di gendonganku. Mungkin dia mengantuk karena tadi dia menangis

Untung saja aku tadi mendapatkan rejeki jadi aku bisa membelikan dia baju meskipun baju murah tetapii nyaman untuk di pakai oleh nya, aku belum bisa membelikan kebutuhan yang lainnya karena uangku ini pas pas an.

Aku sempat berfikir bagaimana aku mengurus anak ini, biaya dari mana aku mencarinya aku juga bingung sebenarnya tetapi aku ikhlas mengurus anak ini jika anak ini tidak ada yang menginginkannya. aku percaya setiap anak memiliki rejeki masing masing, jadi ku tak usah khawatir dengan dia, asalkan aku bekerja keras pasti akan membuahkan hasil.

Ohiya aku belum menceritakan pada kalian, sebenarnya tadi aku sudah membawa dia ke kantor polisi terdekat tetapi polisi itu malah menuduhku ingin membuang anak sendiri. Karena saat di kantor polisi anak ini tidak mau lepas dariku dan terus menerus menangis meminta pulang jadi kuputuskan untuk merawatnya.

Dan aku pun belum mengetahui namanya karena saat ditanya dia tidak mengetahui namanya, dia hanya memanggil nama dirinya dengan sebutan dede. jadi ku putuskan untuk memanggilnya dave.

chapter 1 selesai. semoga suka ya teman teman ini wp pertama ku, maaf kalo masih banyak typo atau kata kata yang kurang enak boleh bantu saya untuk mengkoreksinya. terimakasih teman teman, jangan lupa vote juga klik bintang di sebelah ujung kiri ini hehe

Anak yang TerlantarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang