Kelulusan

93 6 4
                                    

"......Anak-anakku sekalian, kalian akan melangkah menuju dunia sebenarnya, dunia keras yang harus kalian hadapi dengan sungguh-sungguh. Kejarlah cita-cita kalian dengan tekad yang kuat, bapak yakin kalian semua mampu menjadi pemimpin yang sukses, pengusaha yang sukses, dokter, guru, polisi, tentara, pengacara yang sukses dan tentunya bermanfaat bagi sesama. Selamat atas kelulusan kalian, selamat bagi yang sudah mendapatkan perguruan tinggi negri baik melalui jalur snmptn,pmdk maupun jalur lainnya. Tentunya tetap semangat bagi yang belum mendapatkan. Sekali lagi selamat atas kelulusan kalian. Sekian pidato dari bapak mohon maaf apabila ada kesalahan. Terimakasih, Assalamualaikun warahmatullahi wabarakatu" Siswa-siswi dikumpulkan ditengah lapangan untuk mendengarkan pidato dan pengarahan dari kepala sekolah setelah mendapatkan surat kelulusan. Bagi siswa SMA mereka akan melepaskan bangku pendidikan dan bersiap untuk menghadapi kehidupan yang sebernarnya seperti pidato dari Pak Asikin- Kepala sekolah SMA 15. Bagi dua sahabat Yugha dan Salwa kelulusan merupakan ceremony menyambut hari-hari penuh jarak, bagaimana tidak, Yugha harus rela melepaskan sahabatnya untuk melanjutkan pendidikan ke salah satu perguruan tinggi negeri di ibukota. Sebenarnya jarak kota kecil yang mereka tempati tidaklah jauh dari ibukota namun jarak semakin tercipta saat Yugha memutuskan mengikuti seleksi akademi militer. Entah angin apa yang membuatnya berubah haluan. Rencana awal setelah lulus SMA Yugha akan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil program studi teknik industri. Keinginannya untuk masuk dalam akademi militer tidaklah mulus, ia mendapat tentangan keras dari sang ibu. Pemuda itu tipikal pemuda yang keras kepala, maka ia tak tinggal diam saat ibunya menentang keinginannya.

Yugha
Nong, aku pamit yaa
Jaga diri baik-baik
Akan aku hubungi lagi kalau ada kesempatan
Hati-hati ya disana

Salwa yang tengah membereskan tumpukan bajunya terhenti saat membaca pesan singkat dari sahabatnya itu. Kini ia sepenuhnya percaya bahwa pemuda yang kerap menemani hari-harinya itu benar-benar pergi untuk melanjutkan mimpinya.

Salwa
Hati-hati Ahguy
Kalau ada yg galak jangan nangis yaa

Pesan balasan yang Salwa kirimkan tak kunjung mendapatkan balasan. Yugha yang sudah menaiki kendaraan  yang akan membawanya ke Lembah Tidar itu hanya melihat pesan balasan dari Salwa tanpa ada keinginan untuk saling membalas. Dalam hati terdalamnya ia tak ingin melanjutkan pendidikan di Akademi Militer, ia ingin tetap bersama gadis itu terlebih setelah mengetahui Salwa hanya tinggal bersama bayang-bayang kembarannya. Namun ia teringat misi utamanya memutuskan menjadi taruna. Misi yang tak seorangpun mengetahuinya, latar belakang Yugha menjadi tentara hanya untuk mengambil hati ayah Salwa. Menurut beberapa cerita yang ia baca seorang tentara kan sangat bangga jika anggota keluarganya ada yang melanjutkan karier dibidang militer juga. Yugha tahu bahwa Dika akan melanjutkan pendidikannya ke bidang militer namun ia terlalu takut jika ayah Salwa menjodohkan anaknya dengan seseorang yang satu profesi dengan ayahnya itu.

Yugha mencoba mengejamkan matanya untuk menghilangkan sejenak bayang-bayang Salwa yang selama ini kerap menghantuinya. Lagi-lagi bukannya bayang-bayang itu lenyap justru Salwa hadir dimimpi pemuda itu. Berhari-hari ia memikirkan keputusannya untuk tetap melanjutkan pendidikan ini atau mengundurkan diri, semakin jauh kendaraan ini membawanya pergi semakin berap pula pikirannya untuk meninggalkan Salwa. Yugha memutuskan untuk membuka gawainya dan mengirimkan pesan pada ibunda Salwa.

Yugha

Bun

Wawa tinggal sama siapa di JKT?

Yugha khawatir kalau Wawa tinggal sendiri

Sambil menunggu balasan dari Ibunda Salwa, Yugha memilih untuk mengisi perutnya dengan beberapa lembar roti tawar yang diolesi selai kacang. Belum sampai setengah ia memakannya, poselnya berbunyi.

Ibun

Wawa sementara ini tinggal sama Pia nak, ibun juga khawatir kalau Wawa tinggal sendiri. Dika bilangn mau temani Wawa,tapi ibun minta Dika pikirkan lagi pindah sekolah kan juga gak gampang

Yugha baik-baik ya nak disana

Balasan dari Ibun sedikit membuat Yugha tenang, ia berdoa semoga saja Dika memutuskan untuk menamani Salwa, ia percaya Dika mampu menjaga Salwa. Walaupun Dika terlihat seperti remaja pada umumnya namun ia memiliki pikiran yang lebih dewasa dari usianya. Antara Salwa dan Dika dari segi pemikiran dan sikap, Dika jauh lebih unggul dari Salwa. Terkadang Yugha berpikir aneh, apakah sebenar Dika dan Salwa adalah adik dan kakak yang tertukar.

Yugha

Kalau begitu Yugha jadi sedikit lebih tenang bun

Tolong katakan pada Dika, jangan biarkan seorangpun laki-laki yang berani dekati Wawa mereka akan ber....... Sialan, umpatnya dalam hati belum sempat pesan terakhir itu dikirimnya, ponsel Yugha mati kehabisan daya

Itulah terakhir kalinya Yugha berkomunikasi menggunakan gawai sebelum disibukan dengan pendidikannya. Selama enam bulan ia tak dapat dihubungi siapapun. 

AmbivalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang