"Na, pacaran yuk!"
Yuna menatap serius ke sosok ciptaan Tuhan yang —kata orang— gantengnya engga pernah ada habis-habisnya
Setelahnya Yuna ketawa setengah mati hingga memegangi perut ratanya yang katanya mulai sakit saat tertawa sebegini ngakaknya
"Ri, demam ya?"
Yoshinori cuma bisa manggut-manggut sambil tersenyum tipis, berusaha membuat senyuman itu melebar namun entah kenapa sulit sekali rasanya, padalankan hanya senyum saja. Lalu apa susahnya?
Yuna masih terus saja tertawa. Membuat Yoshinori menenggelamkan kepalanya dibalik lipatan tangan di atas meja. Entah kenapa kali ini sangat tidak bersemangat sekali, mendadak menjadi lemas saat Yuna tadi menertawakannya, padalan kalimat tadi engga ada lucu-lucu nya yang ada malah keseriusan yang lebih dari seratus persen. Heran
Yuna mengulas surai tebal milik Yoshinori yang masih saja menenggelamkan kepalanya dibalik lipatan tangannya. "Ri, lo kenapa sih?"
Bukannya menyahuti pertanyaan Yuna, Yoshinori malah semakin menenggelamkan kepala di balik lipatan tangannya, semakin dalam hingga-hingga membuat Yuna kebingungan
"Yoshi, lo kenapa sih? Perasaan tadi baik-baik aja deh." Ulasan tangan Yuna sudah berhenti dan membuat Yoshinori menengadah kepalanya, menatap dalam kearah Yuna yang justru memalingkan pandangannya
"Gue engga apa. Damai-damai aja perasaan." Katanya penuh percaya diri. Yuna yang mendengar itu hanya menggeleng, "gue sama sekali engga percaya." Katanya penuh selidik
Yoshinori balik mengacak rambut Yuna yang sudah tersisir rapi tadi, "yaudah kalau engga percaya." Katanya setelah itu Yoshinori meninggalkan Yuna yang justru merasa kesal kepadanya
"Yoshi! Tanggung jawab gak lo!"
💃
"Yuna malah ngetawain gue setelah gue ngomong kayak gitu ke dia."
"Loh? Emang lo ngomongnya gimana?"
"Na, pacaran yuk!"
Semuanya tertawa, kedua teman Yoshinori itu tertawa setengah mati, sama persis seperti Yuna yang tadi pagi menertawainya
"Gimana si Yuna engga ketawa kalau lo ngomongnya kayak begitu. Kocak lo, Ri." Ini Haruto yang ngomong, sedangkan Asahi masih setia menertawainya dengan gaya cool boy yang sudah mendarah daging pada pria itu
"Jadi gue harus gimana coba? Lo berdua tau sendiri kan kalau gue ini engga ada bakat-bakatnya sama yang beginian, boro-boro pacaran, suka sama cewe lain aja gue engga pernah."
"Wah parah lo! Jangan-jangan lo ga—" Langsung saja Yoshinori menempeleng kepala Jaehyuk yang tiba-tiba datang dan langsung ngefitnah gitu. Sadis
"Pake toa masjid ngomongnya, Jae. Nanggung bener." Malah di dukung sama Yedam. Sini baku hantam kalian sama Yoshinori
"Eheh itu Yuna datang." Kata Haruto yang melihat dari arah pintu kantin. Sebegitu semangatnya Haruto bilangnya, sampai dia engga perduli sama jus jeruk yang masih belum di telannya
Yoshinori justru malah menghindar, makin fokus makan siomaynya. Berusaha untuk engga terpengaruh sama Haruto. Padalan teman-teman Yoshinori ini sibuk untuk mencari perhatian dari Yuna
"Yuna, sini!" Kata Haruto, Jaehyuk, dan juga Yedam dengan semangatnya. Sedangkan Asahi dan Yoshinori malah asik makan siomaynya. Padalan Yoshinori aja udah sibuk mengatur detak jantungnya
"Ri, Yuna datang tuh." Bisik Asahi
"Bodoamat aja, Sa. Masih malu gue soal yang tadi pagi." Kata Yoshinori yang berbisik balik ke Asahi
"Hai guys!" Sapa Yuna yang langsung duduk di depan Yoshinori
"Asik bener makannya, Ri. Pelan-pelan kek, engga bakalan gue minta kok." Yoshinori justru tersedak. Sedangkan Yuna malah sibuk ngasih jus jeruk peras ke Yoshinori yang wajahnya sampai merah begitu
Yang lain malah nahan tawa, ketahuan banget kalau Yoshinori gugup setengah mati
"Yoshinori gugup tuh, Na."
💃
Yoshinori Kanemoto
"Ada ranting ada kayu, aku nothing without you."
Bucinnya Yuna
.Yuna Shin
"Ada odong-odong nabrak tukang jamu, mau dong jadi pacar kamu."
Bucinnya YoshinoriCececici
Medan, 2020
©Bucinloverstheseries
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Yoshinori - Love Shot
FanfictionIni kisah Yoshinori dengan segala kebucinannya dengan sahabat SMP-nya yang cantiknya engga pernah kadeluarsa