"Buat gue satu dari segilintir orang sudah sangat berharga,karna nyawa gue tergantung pada beberapa orang disekitar"
****
Cahaya mentari menelusup masuk melewati celah-celah jendela tipis berkaca bening. Seorang perempuan berkerudung putih sepanjang dada berdiri mematung di depan papan tulis,dia sedang berpikir keras karena sebuah pertanyaan sambutan dari guru mapel sistem komputer disampingnya. Pikirannya berusaha memutar waktu pada pertemuan kemarin.
Buntu!
Dia tidak mengingatnya sama sekali. Rok putih abunya tak ada hentinya diremas hingga meninggalkan sebagian rok yang kusut sudah.
Manik mata hitamnya melirik ke depan meminta jawaban dari sang teman sedari kecil.
Alisnya naik turun,sementara Alkan disana sengaja membiarkan agar temannya itu berubah.
"Aishh"Kara berdecak kesal sambil memelototkan matanya ke Alkan
"Awas nanti lo ya"kata Kara berbicara tanpa suara.
Guru mapel jengah,memijat pelipisnya pelan lalu mengubah posisi duduknya menghadap Kara yang sedang diam tanpa bicara sepatah kata pun.
"Apa jawabannya Kara?"Guru mapel tak hentinya memandangi Kara,meminta penjelasan dari soal yang dia berikan tadi kepada Kara. Sebuah pertanyaan sambutan ketika baru saja memasuki kelas. Itu bukan hal yang tak biasa justru hal itu dijadikan adat istiadat oleh kelas XI TKJ 1.
Semua siswa di dalam hanya memandangi dalam diam,mereka justru terburu-buru membuka kembali materi yang dijelaskan kemarin,mulut mereka berkomat-kamit menghapal apa yang tidak mereka ketahui,takutnya guru di depan secara tiba-tiba menunjuk mereka. Apa yang dialami Kara saat ini menjadi bumerang bagi mereka semua untuk kembali memutar otak secara bersamaan.
"Saya lupa pak"tegas Kara frustasi,dahinya berlipat-lipat karna masih berusaha mengingat.
"Soal yang saya berikan jawabannya kan masih berada pada materi yang kemarin saya berikan,masa kamu lupa?baru kemarin loh ini"Kara mendengus pasrah,pundaknya merosot lengah,dia tidak tau apa yang harus dilakukan saat ini,pikirannya benar-benar buntu.
"Ya tapi saya beneran lupa pak,kalo dipikir terus menerus saya bisa gila pak"cerocosnya asal
"Bapak mau tanggung jawab kalo saya beneran gila?"sambungnya dengan pertanyaan yang super duper konyol.
Guru mapel Sistem Komputer bernama Ilham Nugraha S.Kom itu hanya diam melongo menangkap yang barusan di katakan oleh muridnya.
"Fix kamu salah masuk jurusan!"ucap pak Ilham sarkastik.
Mata Kara menengadah ke atas. Dalam benaknya berkata apa iya gue salah masuk jurusan?****
Gimana?
Seru?atau lempeng2 aja?
Ini gue nulis sebelum berangkat sekolah loh
Pasti kalian mikir.
Sempet2nya nulis mau sekolah juga!
Kebetulan gue masuk siang
Jadi gue nulis
Ide baru muncul gitu aja sih tadi
Jangan lupa voment
Seikhlasnya!
Ngga maksa
BAIBAI
SAMPE JUMPE LAGI
KAMU SEDANG MEMBACA
KENOPHOBIA
Teen FictionBenci kesunyian Suka keramaian Memiliki bermilyaran kosa kata hingga julukan cerewet terlontar sebagai gelarnya. Itulah Kara,seorang perempuan yang menganggap bahwa sebuah kesunyian adalah sesuatu yang paling mematikan di dunia ini. Wajahnya ce...