❤Chapter One❤

6 1 1
                                    

"Dek kalau jalan lihat-lihat tho!"
Ujar bapak-bapak yang berusia sekitar empat puluhan itu pada seorang gadis yang tak sengaja melindas dagangan sayur yang ia taruh di bawah.

"Nggeh pak sepuntene (Iya pak maaf)" jawab si gadis tersenyum kikuk.

Gadis tadi kembali menuntun sepedanya karena bannya bocor. Peluh keringat berjatuhan akibat cuaca yang luar biasa panas apalagi di jam sebelas siang ini. Ia baru saja menjual semua jajanan ringan. Ia bekerja sendiri demi sesuap nasi yang kadang tak mencukupi.

"ARSY" Panggil seorang pemuda pada gadis. Yang merasa punya nama menoleh.

"Kok sepedanya gak dinaikin?"

"Tuh" Ujar gadis menunjukkan dengan dagu

"Ohh..Ayo bareng aku ae"

"Lha terus ini?"

"Itu ada bengkel. Nanti biar aku ambil sepedamu" menunjuk sebuah bengkel yang tak jauh

"Nggak usah lah. Malah ngrepotin kamu"

"Halahh wes ora opo-opo (halah sudah tidak apa-apa)"

Sejenak Arsy berpikir lalu menurut saja apa kata Farhan. Sahabatnya sejak kecil. Walapun Arsy menolak bantuannya Farhan akan terus-menerus mendesaknya agar mau dibantu.

Setelah meletakkan sepeda Arsy di bengkel. Arsy dipaksa lagi agar mau dibonceng Farhan.

"Naik Siy!" titah Farhan

"Endak mau lah. Malu dilihatin anak kecil. Nanti dikira kita pacaran" Tutur Arsy polos tanpa memfilter ucapannya yang ternyata membuat Farhan tersenyum sendiri

"Cuman anak kecil. Tau apa mereka. Daripada nanti kamu gosong di jalan"

"Hmm..tapi aku sudah gosong kok. Nih liat " sambil menunjukkan tangan nya juga kakinya yang sudah hafal dengan sinar matahari.

"Ndak apa-apa. Manis kok" Ujar Farhan terkikik

"Aku ndak manis. Manis itu kalau gula. Piye seh Farhan iki (gimana sih Farhan ini)"Jawab gadis itu dengan lugunya. Itulah yang Farhan suka. Pribadi yang jujur apa adanya.

"Ayo Si,pulang"

Arsy pun mengangguk dan duduk di belakang sepeda Farhan.

" Parhan mau ngebut biar keren"
Arsy hanya bisa tertawa bahagia saat bersama Farhan,sejujurnya Arsy tak paham dengan perasaan bahagia ketika dekat Farhan itu bernama apa.

"Arsy pegangan dong. Biar romantis kayak di tipi-tipi" Ujar Farhan sambil agak menoleh kebelakang.

Pipi Arsy bersemu merah mendengarnya. Rasaya merinding sendiri
"Ndak mau. Belum muhrim han"

"Yaudah. Tungguin mas Farhan sukses dulu ya. Suatu hari nanti biar pantes jadi suami de Arsy" Ucapnya lantang. Reflek Arsy mencubit pinggang Farhan. Bulu kuduknya berdiri semua mendengar penuturan Farhan barusan.

"Aduhduh..lo katanya gak boleh pegang-pegang dulu"

"Malu Han. Nanti di dengar orang gimana?"

"Syukur kalau ada yang denger. Biar mereka ndak deket-deket sama Arsyku"

'Ya ampunn..kok deg-degan ya. Biasanya enggak'

Arsy memukul-mukul punggung Farhan karena ucapannya yang membuat Arsy malu sekali. Tapi Farhan malah menanggapinya dengan tawa.

°°°
"Aduh" akhirnya Arsy menghentikan tingkah bergulung-gulungnya diatas kasur setelah terjun bebas dari dipan ke lantai semen rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kalem GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang