Kau Inginkan yang Baru?

643 78 2
                                    

Untuk Lee Haechan,
Sosok manis yang mengalihkan duniaku, yang membuatku percaya bahwa cinta dapat hadir bahkan dalam hal-hal paling sederhana sekalipun.

Haechan,
Bagaimana aku mengatakannya ya? Aku tahu ini mungkin salah. Dalam hidupku, tidak pernah sekalipun aku menginginkan milik orang lain, setidaknya sampai aku bertemu denganmu. Aku sadar kalau hatimu sudah ada yang punya, namun aku masih menginginkannya. Apa aku salah?

"Halo..." kata Haechan saat mengangkat telepon di ponselnya setelah dering ketiga berbunyi.

'Sayang, besok bisa kan?'

Haechan menghela nafas kesal mendengar pertanyaan dari seseorang di seberang telepon, dari siapa lagi kalau bukan Mark Lee sang kekasih yang belakangan ini selalu membuat Haechan kesal.

"Aku besok berangkat ke Indonesia."

'Tapi aku udah ngosongin semua jadwal aku buat besok. Kamu gimana sih?'

"Terus aku harus gimana? Aku kan udah dari jauh-jauh hari bilang ke kamu kalau aku bakalan berangkat di tanggal itu."

'Kamu, bisa gak sih sekali aja prioritaskan aku dibanding yang lain?'

"Hyung, jangan mulai lagi deh. Kita bukan anak muda yang lagi khasmaran. Aku juga punya duniaku sendiri, bukan cuma Hyung yang harus aku fikirkan. Hyung jangan kayak anak kecil gitu dong!"

Setelah bentakan Haechan tadi, mereka berdua terdiam. Hingga Mark berkata dengan nada dingin

'We need to talk seriously. Kamu dimana sekarang? Di kantor kamu? Aku kesitu sekarang.'

"Nggak." Jawaban singkat itu menandai putusnya sambungan telepon mereka.

Haechan, aku tau kalau membuka hati untuk yang baru akan lebih sulit dibanding memperbaiki yang lama. Tapi jika yang baru menawarkan kebahagiaan, kenapa harus bertahan dengan yang lama?

Maukah lagi kau mengulang ragu, dan sendu yang lama?

Aku tau kau lelah dengannya. Apakah kau mau bertahan jika tak ada lagi kenyamanan di antara kalian, sementara di sini denganku kau merasakan nyaman yang lama tak pernah menyapa hatimu?

Haechan terkejut setengah mati mendengar pintu apartmennya digedor tengah malam. Siapa sih yang datang? Haechan lelah membereskan barang-barang yang akan dibawanya besok ke Indonesia, lalu siapa yang mengganggunya?

"Hyung? Mau apa tengah malam begini?" Tanya Haechan tanpa mempersilahkan kekasihnya masuk.

"Sudah kubilang kalau kita harus bicara."

"Nanti saja Hyung. Aku lelah."

Mark tidak peduli, dia menggeser tubuh Haechan yang menghalangi pintu lalu masuk dengan santai.

Haechan mendengus kesal. Dengan mata setegah terpejam menahan kantuk, Haechan duduk di sofa sementara Mark masih berdiri di ruang tamu, menahan emosinya sembari mengamati beberapa foto mereka berdua terpajang di dinding.

"Katakan Hyung mau apa?"

Mark mengedikkan bahu tanpa menjawab.

"Hyung!"

Mark menatap sendu ke arah Haechan. Sejak kapan kekasihnya itu suka membentak seperti ini?

Mengabaikan Haechan, Mark menatap foto yang diambil saat Haechan wisuda. Ia mengusap foto itu, dia rindu Haechannya yang dulu.

"Kamu manis ya di foto ini." Kata Mark.

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Hyung mau apa ke sini?"

[Songfic Edition] BIMBANG (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang