Apa arti dari sebuah kehilangan? Aku yang terlalu menyesal atau kamu yang terlalu lelah bertahan?
Jawaban ada apa semesta rupanya!_______________________
PUKUL 03.20 Wib. Arah spontan terbangun dari tidur, setelah mendapati dirinya mimpi buruk yang baru saja hadir.
Ia mulai berusaha mengatur nafasnya yang terasa berat, terpenggal-penggal, bahkan sesak seperti tengah kekurangan oksigen akibat mimpi buruk yang masih bergelantung hanyut dalam pikirannya.
Bahkan irama jantungnya pun berdetak lebih kencang tak seperti biasanya. Dengan memilih posisi terlentang ia berusaha menetralkan dirinya, sesekali mengambil nafas panjang lalu membuang secara perlahan.
Entah ada sesuatu yang mengganjal dalam mimpi itu. Namun setelah di pikir lagi, mungkin ia hanya sedikit ketakutan saja, akibat sejak beberapa hari ini toak masjid tengah mengabarkan duka berurutan dengan nada Innalillahi setiap harinya.
Mungkin kali ini ia tengah parno. Pekiknya.Setelah sedikit membaik, gadis berambut pirang itu segera meraba ponselnya yang terletak di samping posisi tidur.
Lalu ia mulai menyalahkan ponselnya dari yang awal bermode pesawat, kini ia ganti dengan mode data.
Chat satu persatu pun masuk dari aplikasi WhatsApp. Salah satunya chat dari Bhumi yang sejak dari tadi malam belum Arah balas.
"Selamat tidur rah, have nice dream." begitulah chat yang sejak pukul 22.00 wib yang belum juga arah buka apalagi berniat membalasnya.
Dan untuk kali ini pun sama, Arah masih belum berniat membalasnya. mengingat moodnya sedang kacau akibat mimpi buruk tersebut.
Karena memang Arah adalah tipikal orang moody-an parah, sehingga wajar chat siapapun akan berakhir sama, jika tidak berakhir dengan 2 centang biru, ya paling tidak nasibnya bakal seperti Bhumi.Bagi Arah yang hidupnya mempunyai konsep urgent call only itu cukup disimpulkan bahwa apapun jika baginya tidak terlalu penting, maka ia tidak akan membalasnya.
Tanpa peduli beberapa chat tersebut, Arah mulai mengetik kolom pencarian di google.
"Tafsir mimpi orang meninggal."
Begitulah tulisan yang baru saja ia tekan di kolom pencarian tersebut.
Hingga muncullah beberapa artikel."15 arti mimpi melihat orang meninggal."
"Tafsir mimpi meninggal dunia"
"Mimpi ada yang meninggal dunia"
"Awas, mimpi ada yang meninggal dunia"
Begitulah beberapa artikel yang baru saja arah searching.
Arah mencoba mengklik salah satu artikel untuk ia baca yang menurutnya masuk akal.
Setelah sebagian telah di baca, ia pun dengan segera menutup aplikasi tersebut. Perasaannya kini semakin tidak tenang.
Bahkan sepertinya ia pun tak sanggup untuk melanjutkan tidur kembali, mengingat ia masih dihantui oleh bayang-bayang misteri apalagi setelah ia berhasil mengetahui arti mimpi tersebut. Perasaan menyesal kini mulai hinggap di kepalanya. Bahkan ia meruntuki dirinya sendiri, andai tadi ia bisa mencegah rasa penasarannya untuk berselancar di google. Mungkin ia tak se-parno itu.
"Ah, peduli mimpi sialan." dengusnya membuang nafas kasar.
Arah pun mulai mencoba membuka aplikasi WhatsApp, dengan harapan agar pikirannya tidak terlalu fokus pada mimpi terkutuk itu, begitupun mengenai tafsirannya. Walau niatannya hanya untuk melepas riuh yang ada di kepalanya saja tanpa berniat untuk bertukar pesan apapun.
Di bukalah satu persatu postingan status teman-teman kontaknya yang ada di aplikasi WhatsApp tersebut, salah satunya status Bhumi yang telah di buat 5 menit yang lalu.
Dengan bagroud berwarna hijau bertuliskan "innalillahi, selamat jalan, semoga tenang di alam sana."
Spontan Arah sedikit mengernyitkan dahi, jantungnya sedikit berirama kembali setelah 5 menit yang lalu telah berhasil ia tenangkan.
Tapi peduli pada statusnya bhumi,
Arah malah tak menggubris Bahkan ia masih juga enggan untuk menanggapinya.Sepertinya Arah masih butuh waktu untuk dirinya sendiri, Arah butuh tenang untuk berdamai dengan diri, setelah beberapa hal ilusi yang telah merusak tidurnya. Bahkan mimpi buruk itu jug telah berhasil menguras seluruh energi dan juga pikirannya. Seakan terlihat nyata bagi Arah.
Hingga tanpa di sadari, setelah menghabiskan sekitar 1 jam berselancar di media sosial, ia pun terlelap dengan sendirinya.
Dan tepat pada pukul 07.00 Wib, Arah pun terbangun dari tidurnya, kali ini sungguh ia benar-benar sedikit lebih segar dari sebelumnya.
Ia mulai menggeliat sebentar sebelum ia mulai meraba ponselnya kembali.
Lalu membuka WhatsApp yang sejak dari tadi mungkin pesan masuk sudah bertautan.
"Tumben padahal ini hari libur." Pekiknya merasa keheranan mengingat ini adalah hari libur yang biasanya group WhatsApp selalu sepi karena tidak ada tugas atau kabar masuk apapun apalagi di pagi buta begini. Namun kali ini sungguh berbeda dari dugaan arah.
Merasa penasaran karena di group kampus tengah ramai oleh chat masuk. Akhirnya Arah mencoba membuka chat tersebut. Hingga seketika jantungnya terasa sesak kembali. Bahkan kali ini seperti sudah terhenti dari porosnya.
Lagi-lagi Arah mencoba menetralkan diri, namun tidak bisa, chat masuk itu terlalu membuatnya shock pagi ini. Bahkan tangannya mulai gemetar, ia mulai menggingit bibir bawahnya, mencoba menyadarkan diri bahwa berita tersebut tidaklah benar.
"Gak, ini gak nyata. Ms bhumi msih ada" gadis berambut pirang itu terus saja mengoceh sendiri di kamarnya.
"Enggak, itu bukan lo kan mas bhum,"
Ia mulai sedikit hilang kesadaran sambil meracau tetesan demi tetesan air matanya mulai membasahi pipi mungilnya.
Kini dunia Arah benar-benar hancur, bhuminya telah hilang. Ternyata semesta tengah tega memisahkan dirinya dengan bhuminya.
"Mas bhum, ini gak nyata kan? Ini hanya mimpi kan? Mas bhumi masih hidup kan?" chat pun ia kirim di no kontak bernama Mas Bhumi itu. Berharap semua ini hanya mimpi buruk.
Namun tak ada balasan apapun, remat-remat arah meremas ponselnya. Dengan tangisan yang sedari tadi tak henti jua dri kelompok matanya. Sambil menunggu kabar dengan beberapa harapan penuh bahwa kabar burung itu tidak lah nyata.
Hingga di detik kemudian, pesan masuk pun hadir.
"Ping"
KAMU SEDANG MEMBACA
Swara Bhumi
FantasyMeski dikisah ini pemeran utamanya akan terganti, setidaknya kau tetap abadi. ~~~~~~~~ Banyak swara-swara bising dari milyaran manusia yang ku dengar setiap harinya, anehnya, aku dibuat candu oleh swara-swaramu. Terdengar klise, tapi aku menyukainya...