Meyra sedari tadi terus menatap ponselnya yang ia genggam dengan telapak tangannya.
Jujur saja ia merasakan perasaan yang tidak bisa di ungkapkan oleh kata-kata, ada senang, takut, deg-deg an, dan lainnya.
Jujur saja ini kali pertama ia merasakan hal seperti ini, ini dia kenapa sih? Apa ia sedang jatuh cinta? Apakah seperti ini rasanya jatuh cinta?
Pintu kamar meyra terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik.
"Sayang, ayo makan dulu" ajak vena- Mamah meyra.
"Nanti dulu mah, mamah turun duluan aja aku nyusul." Meyra masih tetap menatap ponselnya.
"Kamu lagi kenapa sih? Lagi marahan sama pacar kamu ya?" Goda Vena.
"Ih engga mamah, aku ga punya pacar" protes meyra dan Vena hanya tersenyum menanggapi nya.
"Yasudah mamah turun duluan, kamu nyusul ya nanti awas aja kalo ga turun!" Ucap Vena dengan nada yang terdengar tegas.
"Siap Bu bos" meyra berkata sambil hormat seperti saat mengadakan upacara bendera.
Vena pun keluar dan kamar meyra dan menutup kembali pintu kamar putrinya.
Uhhhhh, meyra membuat nafasnya dengan lega.
Jujur saja ia sangat panik saat mamahnya mengatakan Soal pacar, dia kan tidak punya pacar. Ehhhh, mungkin sebentar lagi punya.
Meyra mengetikan pesan dengan cepat kepada seseorang lalu mematikan handphone nya dan turun kebawah menyusul mamahnya.
"Papah kemana mah?"
"Papah kamu lembur, jadinya pulang malam" jelas Vena.
Meyra hanya ber oh ria menjawab pernyataan mamahnya.
Setelah selesai dengan aktivitas makan malamnya meyra memutuskan untuk menonton film di tv bersama mamahnya.
"Mah aku ngantuk, mau ke kamar dulu ya"
"Yaudah, minum susunya jangan lupa ya sayang"
"Good night mah" meyra mencium pipi mamah-nya begitu juga mamah-nya melakukan hal yang sama.
Itu memang sudah menjadi tradisi keluarga kecil mereka, biasanya papahnya lah yang pertama kali ia cuim. Namun akhir-akhir ini papah-nya sedang sangat sibuk dengan perusahaan nya.
Meyra membaringkan tubuhnya di atas kasur king size nya lalu menatap langit langit kamarnya.
Tiba-tiba banyangan wajah Reza menghantui pikiran nya, ah ia lupa bahwa tadi dia mematikan ponselnya sebelum turun ke bawah, dan dia juga sudah mengirimkan pesan pada reza.
Meyra mengambil ponselnya di atas meja tempat belajarnya dan menyala kan nya.
Dengan perasaan campur aduk ia melihat notif yang ia dapat dari roomchat Reza.
Ah Reza bales chat gue.
Ini demi apa dia bales? Gue ga mimpikan?
Ah gila meyra Lo ga mimpi, ini nyata.
Hwaaa gue seneng bangetttt.
Plis gue gatau harus apa .
Gue mau pingsan aja rasanya, mamah meyra seneng bangett.
Reza kenapa sih kamu hobby banget bikin aku dag-dig-dug.
Teriakan meyra berhenti saat mamahnya mengetok pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different.
Teen FictionMenjadi dekat dengan orang yang awalnya hanya bisa kau pandang dari jauh, bagaimana? Menyenangkan bukan? Atau mungkin akan menjadi awal munculnya rasa sakit dan patah hati. Awalanya meyra pikir akan sangat menyenangkan jika ia bisa dekat dan akrab d...