P r o l o g u e

1K 77 3
                                    

Mengapa kau membiarkan tubuhmu basah hanya untuk melindungiku yang lemah dari rintikan hujan ini?
-Ying-
W h e n T h e R a i n C a m e
©LASKAR SABIRU

🌧🌧🌧

Sore ini, dengan di temani rintikan hujan yang mengguyur tanah Pulau Rintis, aku membiarkan payung ku tergeletak di pinggir tubuhku, dan menikmati setiap rintikan kecil ini. Aku tidak peduli dengan seragam sekolah dan tas-ku yang mungkin sudah basah kuyup.

Membiarkan hati ini sembuh dengan sendirinya. Membiarkan air mata yang jatuh bersamaan dengan rintikan hujan yang jatuh juga dari atas langit.

Menangis disaat hujan menghampiri membuatku merasa lebih baik.

Setiap satu rintikan hujan sama dengan satu goresan hati yang patah ini.

Menangis.

Menangis.

"Menangis."

Aku langsung mendongakkan kepala saat hujan tak mengguyur tubuhku lagi, karena payung putih yang sedari tadi melindungiku.

Dengan seorang pria yang sangat ku kenal, memandangi ku tajam. Seolah ia sedang membenci sesuatu yang ia tengah pandang.

"Aku benci kau membiarkan tubuhmu dibasahi oleh air hujan, aku benci kau menangis bersamaan dengan rintikan air hujan, dan aku membenci Ying yang kukenal ceria tetapi dibalik senyuman itu terdapat luka yang mendalam."

Pria berperawakan tinggi dengan kacamata yang bertengger di hidungnya langsung menghempas payung putih yang ia genggam, dan langsung memeluk tubuh kecilku.

"Aku tahu, kau tidak mampu menanggung lukamu seorang diri. Biarkan kau berbagi luka itu kepadaku juga."

Tanpa membalas pelukannya, aku terus terisak-isak di kehangatan tubuhnya.

Dan ia tidak sadar bahwa yang bodoh itu dia. Dia malah membiarkan tubuhnya terguyur air hujan dan memeluk tubuhku yang lemah dan tak berdaya ini.

Biarkan hujan di sore ini menjadi saksi keterpurukanku. Biarkan dua payung yang tergeletak seakan tak memiliki fungsi melindungi air hujan untuk kita berdua. Biarkan tubuh ini menggigil kedinginan.

Tetapi janji. Hujan mampu menutupi sakitnya hati dengan luka ini.

🌧🌧🌧

P r o l o g u e
E n d

To be continued

Rabu, 22 Mei 2019

©LASKAR SABIRU

When The Rain Came (FaYi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang