"Zira sayang bangun, siap siap terus makan, Bunda sudah masak makanan kesukaan Zira". Kulihat Bunda sudah duduk disampingku dan mengelus puncak kepala ku dengan sayang.
Aku hanya membalas dengan senyum dan anggukan.***
Aku sudah bersiap siap dan langsung pergi kedapur untuk makan.
Keluargaku? Mereka sudah meninggal kan rumah sedari pagi.
Aku makan bersama bunda. Aku terkikik geli karena ada yang mengendus ngendus pahaku. Ahhh ternyata kau Milky.
Kuangkat anjing kecil itu kepangkuanku. "Bunda, Milky sudah makan?" "Milky sudah Bunda beri makan, ayo cepat habiskan makanan mu setelah itu langsung berangkat" "Siap Bunda". Kulihat Bunda tersenyum, yah ini lah yang aku dan Bunda lakukan setiap pagi. Makan hanya kami berdua dan ditemani Milky.***
"Bunda, Zira pergi dulu. Bunda jagain Milky ya". Kulihat Bunda hanya tersenyum dan menganggukan kepala, aku membalas senyumnya dan beralih menatap Milky. "Milky, jangan nakal" aku memperingati Milky sambil mengelus puncak kepalanya.
Kukecup pipi Bunda dengan sayang.***
Sesampainya dikampus aku langsung kekantin untuk mencari Kyra.
Kuedarkan pendangaku untuk mencarinya tapi hasilnya nihil. Aku mencarinya juga dikoridor kampus.
Banyak orang yang tersenyum padaku dan aku juga membalas senyuman mereka. Kau tau, walaupun aku banyak masalah, aku tidak pernah menunjukkan kepada orang orang kalau aku memiliki beban. Aku terkenal dikampus dengan keramahanku dan ketidaksombonganku.
"Dooorrrrrr" Kyra mengejutkan ku dari belakang, otomatis aku langsung teriak dan orang orang yang ada disekitarku menatap kami heran.
Yang mengejutkanku hanya tertawa dengan keusilannya.
"Dasar sahabat laknat, dari tadi aku mencari mu sampai Kemana mana" ucap ke setengah teriak karena kesal.
"Yah maaf, aku juga baru sampai. Kau juga yang salah terlalu cepat datang".
"Yang salah disini siapa sih? Kenapa kau malah menuduhku" kegembungkan kedua pipiku tanda kekesalanku. "uhhhh, kau lucu kalau lagi marah" dia mencubit kedua pipiku dan langsung berlari dari hadapanku. "Kyraa, awas saja kau" aku juga berlari mengejarnya.
Jadilah kami berdua kejar kejaran.
Seperti anak kecil saja.***
Author
Selesai kuliah Zira dan Kyra pergi kesebuah kafe, tidak terlalu besar tapi begitu nyaman. Kafe tersebut didominasi dengan warna biru langit dengan corak coklat yang terkesan hangat. Di kafe ini juga disediakan live music.
"Bagaimana perkembangan kafe Ra?" tanya Zira ke Kyra. Yah kafe ini dirintis oleh usaha Zira dan Kyra.
"Sejauh ini masih baik baik saja Zi" Kyra tampak berpikir "Oh iya Zi, kata Daddy kita disuruh tampil diacara pernikahan salah satu kolega bisnisnya. Aku juga tidak tau apa maksud Daddy, tapi kamu mau tidak?"
Zira tampak berpikir "Kapan acaranya Ky?"
"Nanti malam" jawab Kyra cepat.
"Nanti malam??, kok mendadak sih Ky. Lagian kita juga belum ada persiapan"
"Jangan salahkan aku salahkan saja Daddy. Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah bilang 'iya' ke Daddy"
"Hmmm ok aku setuju, tapi aku yang main gitar kau piano. Gimana?"
"Ok deh".***
Hotel yang semula kosong kini sudah penuh karena dihadiri banyak tamu undangan yang diundang. Sedangkan ditempat lain, Zira dan Kyra sudah bersiap siap dibelakang panggung untuk menampilkan apa yang akan mereka tampilkan.
Mc yang sedari tadi memberi kata sambutan dan hal hal yang lain kini pergi ke belakang panggung untuk menjumpai Zira dan Kyra.
"Kalian sudah siap??" tanya Mc perempuan yang bernama Joe.
"Kami sudah siap sedari tadi Joe" jawab Kyra dengan sedikit kekehan "Bagaiman dengan mu Zi, kau terlihat khawatir" lanjut Kyra. "Ah tidak, mungkin aku terlalu gugup untuk tampil didepan banyak orang".
"Tidak biasanya kau gugup seperti ini, bukannya kita sering tampil ya?"
"Ini lain Ky, kau lihat didepan sangat banyak orang orang penting yang hadir diacara ini" jawab Zira sampil menunjuk arah depan panggung.
"Yasudah kalian duduk saja dulu, nanti kalau aku panggil kalian langsung tampil ya" kata Joe sambil meninggal kami dibelakang panggung.***
KAMU SEDANG MEMBACA
[DIANA'S]For The Sake Of Love
RandomZira, seorang gadis yang sangat tegar. Bahkan Zira rela berkorban untuk orang yang Zira sayangi. Tapi keadaan menpersulitnya dengan orang tua yang sama sekali tidak mengharapkannya hadir di keluarga Chrisroter Kisah cintanya juga sangan rumit, bahk...