Kembali lagi tarian tinta itu di torehkan pada selembar kanvas. Tangan itu merubah tempo gerakan sesuai dengan raut wajahnya. Jika ada kerutan diatara dua alis itu maka gerakan tangannya akan melambat atau berhenti. Sesekali kepalanya dimiringkan, melihat teliti apakah pose yang digambar olehnya sesuai oleh pemikirannya.
" Sepertinya bahunya terlalu sempit..." Ucapnya beriringan dengan menambahkan torehan goresan di kanvas. " Nah, ini sesuai..." sambil menangut-mangutkan kepalanya, tangannya kembali meneruskan perkerjaan yang ada di depannya.
Ia sangat fokus pada gambarnya tanpa memerhatikan sekelilingnya. Seseorang berjalan dengan membawa nampan dengan secangkir teh hijau panas, senyuman lebar dan ceria tidak lepas dari wajahnya. Terlihat keantusiasan tercermin di matanya, langkahnya mantap saat mendekati orang yang sibuk pada dunia lukisannya sendiri. Akhirnya dia disamping orang itu, menatap lukisan itu dengan tatapan berbinar.
Hatinya semakin meluapkan kebahagiaan saat ia memgetahui apa yang dilukiskan orang itu, itu adalah potret dirinya, dengan wajah kelembutan dan penuh pengharapan. Tentunya bukan kali ini ia melihat gambar orang itu, orang yang sangat ia cintai dan kasihi ini. Tatapan itu selalu ia berikan pada orang itu. Ia tahu saat ini orang yang dicintainya ini sibuk, ia hanya memerhatikan saja dari samping tanpa membuat suara yang tidak di perlukan.
Ketika orang itu selesai mengekspresikan imajinasinya dalam selembar kertas ia menoleh pada seseorang yang kini berada disampingnya. Mungkin di karenakan hal yang lumrah orang itu tidaklah terkejut, dengan menaikan sebelah alisnya ia pun mulai berbicara. " Apa kamu sudah disini dari tadi?". Yang ditanya hanya tersenyum lebar, matanya semakin berbinar ketika perhatian orang itu tertuju padanya. Itu sangat menyukai tatapan pandangan orang itu kepadanya, ia tidak ingin orang lain mendapat pandangan orang itu, tidak ingin.
" Murid ini tidak berkenan untuk menganggu kesibukan Shizun." Ucapnya sambil memiringkan kepalanya. Wajahnya begitu polos, itu selalu menggetarkan hati tiap ia melihatnya, pikir orang itu. Langsung saja orang itu mengalihkan pandangannya sebentar dan mulai membereskan alat melukisnya. Tapi tiba-tiba sebuah tangan besar dan gentle mengenggam tangannya. " Tidak apa Shizun, biar murid ini membereskannya," tanpa mendengar persetujuan dari bibir orang itu, langsung saja ia membereskan peralatan mengambar itu. Orang itu hanya bisa menatap ketika muridnya membereskan peralatan melukisnya, dilarang pun muridnya pasti bersikukuh untuh merapikannya. Memang muridnya ini sangatlah keras kepala.
Shen QingQiu hanya bisa mengelah nafas dan kini ia menatap kearah cangkir yang dimana tehnya sudah lama mendingin, namun ia sangat haus sekarang. Ketika ia ingin mengambil gelas itu tiba-tiba saja tangan besar itu mengenggam tangannya. " Tidak Shizun, teh itu sudah lama mendingin, biarkan murid ini mengambilkan yang hangat dan baru untukmu." Langsung dengan sigap Luo Binghe mengambil nampan dan teh itu dan langsung keluar dari ruangan itu. Shen QingQiu menatap peralatan lukisannya yang kini sudah tertata rapi. Muridnya memang sigap dan cepat dalam menyelesaikan tugas dengan baik, memang layak dipanggil sebagai protagonis.
Tak lama kemudian muridnya pun datang dengan membawa segelas cangkir teh yang telah mengepulkan asap tipis diatasnya. Setelah sampai dan duduk dihadapan Shen QingQiu, selain teh Luo Binghe juga membawa kain hangat yang basah. " Shizun, biarkan murid ini membersihkan tangan Shizun." Ucapnya dengan mata yang penuh belas air mata. Shen QingQiu benar-benar tak bisa menolak tatapan ini, langsung ia menyerahkan tangannya untuk dibersihkan oleh Luo Binghe.
Tangan itupun akhirnya dibersihkan dengan lembut dan gentle oleh Luo Binghe, memperlakukannya seperti permata berharga yang rapuh. Setelah membersihkannya Luo Binghe mengangkat tangan kanan Shen QingQiu, dan mengecup telapak tangannya dengan bibir merah marum itu. " Tangan Shizun sangatlah halus dan indah, murid ini tidak tahan untuk memberikan ciuman lembut diatasnnya," ucapnya sambil mengenggam tangan itu dan mengeluskannya kepipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
10%
Ciencia FicciónKehidupan damai dan tenang yang diidamkan Shen QingQiu akhirnya datang. Semenjak ia menambah statusnya menjadi pendamping hidup Luo Binghe tidak ada hal serius yang terjadi. Sistem pun tidak memberikan misi diluar logika yang harus dijalankan olehny...