Semua orang pasti mempunyai Mimpi dan Ambisinya masing-masing.
Begitupun denganku, manusia tak berguna dengan segala kekurangan yang kupunya.Tak heran jika banyak orang yang menjauhiku bahkan terang-terangan membenci diriku.
Kutanya pada kalian, siapa disini yang ingin mempunyai kelainan mental?
Heol orang gila saja pasti tidak menginginkannya.Ketika aku berkunjung ke psikiater pribadiku, aku selalu bertanya pada ibu, sebenarnya apa penyakit yang selama ini kuderita. Tapi Ibuku hanya menggelengkan kepalanya lantas berkata, "Kamu tidak sakit, kamu Istimewa, kamu hanya mempunyai Sindrom." Begitulah ucapannya.
Entahlah seumur hidupku hingga kini aku belum mengetahui sindrom apa yang mengendap didalam diriku.
Hidup terkurung didalam rumah besar sepi penghuni selama bertahun-tahun sukses membuatku jengkel, Perhatian Orangtua yang selalu Over membuatku terkekang.
Aku ingin berteriak hingga Pita suaraku lepas dari tempatnya, aku ingin mengatakan pada Ibu bahwa aku ingin bebas, ingin bersekolah, dan ingin melihat bagaimana dunia diluar sana tanpa harus mendekap selama bertahun-tahun didalam kamar layaknya seorang buronan.
Kuakui, aku memang membenci seorang teman.
Dari dulu, hingga sekarang.
Ibu dan Ayahku sering menyewa seseorang untuk menjadi temanku namun tidak ada satupun diantara mereka yang bertahan akan sikapku.Tapi aku juga menginginkan bersekolah.
Ya, sikap yang membebani hidupku selama ini.
Sikap yang menjadi alasan mengapa aku ditahan dirumah ini.Terkadang aku membenci hidupku.
Seringkali pikiran untuk mengakhiri hidupku sendiri menghantuiku, tak jarang pula aku mencobanya.Mulai dari menggoreskan kaca kelenganku, menyayat leherku dengan silet, bahkan mencekik diriku sendiri hingga aku sesak sendiri.
Well, anehnya aku sampai sekarang masih hidup.
Entahlah tuhan punya rencana apa untuk hidupku. Apakah Ia ingin aku lebih menderita ataukah Ia ingin mempertemukanku dengan seseorang yang dapat menyembuhkan mentalku?Kita lihat saja nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Syndrome
General FictionSesuai Judul aja sih deskripsinya. Baru part pertama, tanggung kalo dijelasin didesc. Mending baca langsung, cihuyyy~