1. Pandangan Pertama

109 2 2
                                    

Madam Annie mengantarku ke Bandara dengan mobil Audi warna silvernya. Ia membiarkan kaca jendela terbuka lebar, membiarkan udara Vancouver kuhirup sebanyak-banyaknya sebelum aku pergi meninggalkannya.

"Apakah keputusanmu ini sudah mantap Flo?" tanya Madam Annie

"Aku sudah cukup mantap akan pilihanku madam!" kataku diikuti suara yang terdengar mantap. Hari ini aku akan pergi ke Seatlle... Meninggalkan Madam Annie dan kota Vancouver dengan segala keindahan dan kenangan, sudah hampir 2 tahun lebih aku tinggal bersama Madam Annie di Vancouver, sejak kepergian Ibu aku tak pernah lagi ke Seattle dan kali ini aku akan pergi ke Seattle tinggal bersama Chris ayah kandungku.

Hari ini aku memakai kaus lengan pendek berwarna putih dengan gambar peace di tengah kaus dan jins dark blue, ini merupakan setelan favoritku. Sebenarnya aku belum terlalu yakin akan keputusanku tinggal bersama Chris, karna sebenarnya aku pun tak tahu latar belakang ayahku yang kerjanya sebagai seorang Pemadam Kebakaran yang hobinya memancing. Karna dulu aku dekat dengan Ibuku Natalie Rumansha... Sejak kematiannya 2 tahun lalu, aku dititipkan ke Madam Annie dan tinggal di Vancouver...

"Flo... Menurut Madam sebaiknya kamu tamatkan dulu sekolahmu disini, hanya tinggal beberapa tahun lagi kamu tamat sekolah, kamu bisa ke Seatlle saat kamu masuk Universitas!" usul Madam Annie yang kelihatannya masih berat meninggalkanku...

"Madam... Aku sudah amat yakin akan keputusanku, lagi pula aku yakin Chris akan menjaga dan merawatku" kataku sambil mencoba memaksa mulutku tersenyum

"Tapi bagaimana jika terjadi ketidak cocokkan antara kamu dengan ayahmu?" tanya Madam masih dengan nada yang khawatir

"Kalau misalkan itu terjadi aku janji aku akan pulang ke Vancouver" kataku sekali lagi meyakinkan Madam

"Jika kamu tidak betah, kamu boleh pulang ke Vancouver, pintu rumah Madam terbuka lebar untukmu" Madam memelukku erat, aku tahu ini agak berat untuk Madam, Madam menganggap aku layaknya seorang anak kandung, maka dari itu ia sangat perhatian dan sayang padaku.

***

Jarak Vancouver ke Seattle sekitar 32 km, sebenarnya jarak yang cukup dekat tapi Madam tidak mengizinkanku menaiki Mobil, ia bilang Chris menyuruhnya agar aku naik pesawat...

Perjalanan dari Vancouver ke Seattle jika ditempuh dengan pesawat tidak begitu lama, hanya sekitar 1 jam aku sudah sampai di Seattle, perjalanan udara tak mengusikku, justru perjalananku dengan Chris yang membuatku khawatir...

Secara kesuluruhan menurutku Chris merupakan orang yang cukup baik. Senyumnya padaku terasa tulus. Tapi tetap saja pertemuanku bersama Chris terasa canggung. Aku merupakan tipe wanita yang lebih sedikit cerewet dan suka berbasa-basi, beda halnya dengan Chris yang lebih suka diam, baginya sebuah hal kecil tak patut untuk diperbincangkan panjang lebar, ia lebih memilih untuk to the point.

"Well, aku sudah mendaftarkan kamu SMA di Seattle , dan kurasa pilihanku lumayan baik untukmu" Chris memulai pembicaraannya setelah beberapa menit keheningan menerpa kami

"Thanks, Dad sebenarnya aku tidak mau merepotkanmu Dad" kataku padanya, jika aku sedang berbicara langsung padanya aku dilarang oleh Madam mengatakan namanya langsung dengan panggilan Chris...

"Oh ya, kamu juga tidak usah khawatir, aku sudah menemukan mobil bagus untukmu" Chris tersenyum senang, lagi-lagi aku merepotkannya, padahal aku tidak mau Chris repot-repot mengurusku, umurku sudah genap 17 tahun.

"Mobil jenis apa?" kataku sedikit menyeringitkan dahi. "Sebenarnya mobil murah, yah mobil bekas, Chevrolet LUV warna merah" Chris berkata jujur dengan nada sedikit ditekan "Dad, kau tahu bahwa aku tak begitu mengerti tentang mobil, dan aku bukan orang yang bisa membetulkan mobilnya sendiri apabila mobilnya rusak" kataku khawatir bahwa sewaktu waktu 'mobil bekasku' bisa rusak. "Well, kujamin mobil itu masih dengan kondisi yang baik, bila terjadi kerusakan biar aku yang menanggung" jawabnya dengan nada menghibur "Oke, baik berapa harganya?" tanyaku "Well sebenarnya aku telah membelikannya untukmu" senyum tulus terpancar dari bibirnya.

DestroyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang