Aku sangat khawatir dengan perekonomian keluargaku yang semakin merosot.
Ayah dan Ibu ku selalu bertengkar setiap malam. Aku dan adikku hanya bisa menutup telinga saat orang tua kami bertengkar. Hingga pernah Ayah memukul kepala Ibu hingga pendarahan, tetapi pendarahannya tidak terlalu parah. Beberapa hari kemudian luka di kepala Ibuku telah sembuh, setelah itu Ayahku pun meminta maaf pada Ibuku. Setelah itu aku pun bernafas lega. Keesokan harinya Ibuku membawa adikku ke pasar. Aku ingin ikut, tetapi Ibuku melarang.Setelah pulang dari pasar aku heran, entah mengapa Ibuku membawa uang yang sangat banyak. Malam itu kami pun berpesta pora.
Pagi hari aku baru menyadari bahwa adikku tidak ada sejak Ibuku pulang dari pasar. Aku pun bertanya pada Ibu dan dia hanya menjawab bahwa adikku tidur di rumah temannya.
Seminggu telah berlalu adikku tak kunjung pulang aku pun gelisah takut terjadi sesuatu pada adikku. Aku bertanya pada Ibu dan Ibuku berkata jangan khawatir dia mengikut temannya ke luar negeri. Aku pun senang mendengar bahwa dia baik - baik saja.
Sebulan telah berlalu Orang Tuaku berfoya - foya menghabiskan uang yang didapatkan oleh Ibuku. Aku mengingatkan pada Ibuku untuk menghemat uang tersebut. Namun Ibuku berkata :
" Tenang nak, kami masih punya kamu "