Chapter 5

28 2 0
                                    

Maeda POV

Setelah pulang les musik aku pun segera berbaring di kasur kesayanganku saat ku sedang berbaring sambil memainkan handphone ku ada 15 misscall,10 sms, dan 20 bbm dari fey. Ah ada apa dengan anak ini tumben sekali dia menghubungiku sebanyak ini

Buru-buru kuhubungi dia..

"Maedaaa...."

"Apa?"

"Lo tau gak tadi gue habis ketemu siapa?"

"Gak tau lah odong! orang lu belom ngasih tau gue juga..."

"Hehehe iya iya maap, tadi tuh gue abis ketemu ..."

"Ketemu siape?"

"Ketemu irwan da.."

Deg! setelah 2 tahun menghilang kini dia datang lagi? apakah yoga akan seperti dia? Aku takut... sungguh aku takut sekarang. Dulu aku memang ingin sekali bisa bertemu yoga namun setelah aku sadar sekarang aku mulai lelah untuk menunggunya datang kembali ke kehidupan nyataku.

"MAEDAA!!!!!"

"Apa sih? Suara lu cempreng fey!"

"Abisnya dari tadi dipanggil gak nyaut nyaut..."

"Yaudah lah lu kerumah gue aja. Sayang pulsa beb hehe"

"Najong lu cabe..."

Lalu langsung kututup saja telponku dengannya. Terlalu bawel nanti dia lama-lama. Tak lama si fey datang dan langsung berbaring disampingku.

"Kenapa lo?" Tanyaku.

"Gue galau, gue bingung"

"Bingung kenapa si?" Sambil memainkan hape ku

"Ya gitu, gue takut gue suka lagi ama dia, ya elu tau lah gimana dulu gue susahnya move on dari dia"

Iya juga sih, aku ingat betul bagaimana fey berjuang melupakan irwan .

"Jujur deh fey, gue takut setelah lo bilang irwan balik lagi kesini" Jawabku.

"Takut kenapa?"

"Gue takut yoga bakal kayak gitu, jujur gue belom siap ketemu dia untuk saat ini." Cerita ku padanya.

"Sekarang jujur deh da, lo ini cinta gak ama yoga? Kalo lo cinta lo perjuangin da! Lo gak bisa diem kayak gini terus dan hidup dengan mengandalkan dia untuk dateng lagi di hidup lu, Please maeda, kalahin ego lu saat ini untuk berjuang demi yoga.." Jelas fey.

"Gue gak tau fey apa yang gue rasain ama yoga, gue gatau apa ini suka,sayang,atau cinta. Mungkin gue cinta tapi kecewa gue mengalahkan semuanya fey.."

"Saran gue sih ya da, perjuangin apa yang harus lo perjuangin, ada saatnya nanti lo harus ngelepas jauh yoga da,dan gue gak mau saat itu datang dan itu bikin lo nyesel." Sambil mengarah padaku.

Aku diam. Apa aku harus berjuang untuk mendapatkan yoga lagi? Tapi aku merasa yoga tidak pantas untuk ku perjuangkan lagi. Dan mulai sekarang aku mulai meyakinkan diriku bahwa aku mampu melupakan yoga. Yoga bukanlah bagian dari hatiku lagi. Biarlah angin membawa pergi jauh kenangan ku dengannya beserta rasa kecewa ini. Mungkin ini akan sakit tapi aku yakin aku mampu melewatinya karna apa? Karna aku tau dia bukanlah orang yang pantas untuk ku perjuangkan lagi. Ini bukan karna aku menyerah aku hanya merasa aku mau memperjuangkan orang yang menghargai perjuanganku.

Absurd banget ya?maaf ya readers vote and comment plis thanks

Salam

Chika Anasih Pradipta

Maybe this is loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang