Satu Bintang

467 2 3
                                    

Satu Bintang

1. Mimpi dan Cita-cita

Anita sedang duduk di ruang tv rumahnya sambil menyaksikan acara pelaunchingan album baru dari Segitiga Band yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi. Anita menyaksikan tayangan itu dengan wajah kesal.

"Liat aja loe semua,  gue pasti akan ngalahin kalian! Karena sebentar lagi, gue akan muncul dan akan menggebrak dunia entertainment Indonesia!" kata Anita dengan penuh keyakinan.

Tapi lalu keyakinan itu mulai memudar dan munculah keresahan.

"Aduh, tapi gimana caranya gue bisa cepet-cepet muncul? Apa yang bisa gue lakuin?" kata Anita kini dengan penuh keresahan.

Lalu datanglah Mama Anita sambil membawa belanjaan dari pasar. Dilihatnya anak tunggalnya itu sedang menonton tivi.

"Anita, kamu udah mandi belum?" tanya Mama Anita sambil menghampiri anaknya itu.

"Belum," jawab Anita dengan matanya tetap tertuju pada televisi.

"Kamu ini ya! Sekarang ini kan udah jam sebelas siang! Masa kamu belum mandi juga sih!" Mama Anita memulai omelannya.

"Mama juga! Berangkat ke pasarnya udah dari tadi pagi, pulangnya jam segini! Aku kan laper!" Anita membela diri.

"Pasarnya itu tadi rame banget. Namanya juga hari Minggu. Udah buruan, mandi sana!" perintah Mama Anita.

"Iya-iya!" balas Anita lalu segera pergi untuk mandi.

Saat Anita pergi, mamanya langsung mengelus-elus dada.

"Untung aja Anita gak curiga. Kalau dia tahu tadi aku ketemu sama laki-laki lain, dia pasti akan sangat kecewa," kata Mama Anita lega.

Anita baru aja selesai mandi, lalu dia pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu. Tanpa diduga, ternyata ada Arista dan Marcell, pacarnya. Saat Marcell melihat Anita, Marcell sama skali tidak bisa berkedip. Tatapan matanya terus tertuju pada Anita. Arista pun menyadari hal itu.

"Marcell!" kata Arista dengan volume cukup keras membuat Marcell tersadar.

"E..., maaf sayang," kata Marcell.

Sementara Arista cuma bisa pasang wajah cemberut.

"Arista, ngapain loe ke sini?" tanya Anita pada saudara sepupunya itu.

"Ya, gue mau mampir aja. Kebetulan juga, kantor gue deket dari rumah loe," jawab Arista bikin Anita kaget.

"Apa? Kantor loe deket dari sini?!" kata Anita dengan nada panik.

"Iya!" Arista semakin memantapkan jawabannya.

"Berita buruk," kata Anita yang spontan langsung membuat Marcell ketawa.

Arista pun langsung memelototi Marcell, membuat cowok itu berhenti ketawa dan mulai serius kembali.

Lalu datanglah Mama Anita sambil membawa minuman untuk Arista dan Marcell.

"Ini minumannya," kata Mama Anita lalu meletakkan minumannya itu diatas meja.

"Makasih tante," kata Marcell lalu mulai meminum minuman itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2010 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang