DEVAN POV
Ini udah gue rencanain. Gue udah siapin keberanian gue. Semuanya. Dekorasi sampai temen-temen yang bantuin juga udah selesai semuanya.
H3 sebelum hari itu, gue bener-bener gugup. Gue udah nyimpen perasaan ini selama 5 tahun tanpa berani mengungkapkan. Agak aneh juga sih ya. Cowok nggak berani ngungkapin perasaannya ke cewek yang dia sukai. Banci banget. Tapi inilah gue, gue lebih memilih diam daripada berusaha.
Gue yang notabenenya cuma anak kelas 11 yang pendiem dan lebih milih duduk di tempat duduk paling pojok sambil baca novel fantasi ketimbang jalan bareng temen ke kantin sambil ngobrol-ngobrol dan dia, Sahabat dari queen bee sekolah yang super populer
Dan sehari sebelum hari itu, gue selalu nyapa dia. Kasih senyum ke dia. Even tough, she just stared on me like she just saw a nasty puke. And her friends just said "Liat tuh, Fans lo yang cupzz banget itu, fans kek gitu sih kacang azza bebs" and slowly, it erased my smile, and draw another sad dork face, like I've been bullied everytime and how pity was my life.
Dan di hari tersebut, Dia datang, sesuai permintaan gue, dia datang ke tempat yang udah gue siapin. Dia melihat sekeliling, gue tau pikirannya udah ngomentarin dekorasi yang gue sama temen-temen bikin. Dan hell yeah gue liat banget mulutnya mengucapkan kata 'norak banget' tanpa suara. Jadi gue cuma menundukkan kepala sebentar lalu mendongak menatapnya. Menatap mata yang dipenuhi berbagai macam make up. Mata yang indah.
Mata coklat hazel yang memikat. Ia mengedipkan matanya sekali. Menambah kesan cute. Oke abaikan cute nya.
"Explanation?" tanyanya.
"Yes, I made this for ya"
"Thanks,but what for is it, all of it? The flowers , the cake , the big box which stood over there? What the hell is this?!"
"Tesa Audrey Sefarani..."
"Yes?"
"Would you be my girlfriend?" tanya gue. Gue bisa melihat temen-temen yang lagi sembunyi. Nantinya mereka akan lemparin bunga dan tiup terompet kalau gue diterima.
"Okay Dev, I'll say..."
Dan gue memutuskan untuk nyanyi sepotong lagu RUDE. "Say yes, say yes 'cause I need to know. you said you never give your blessing till' the day I die, though luck my friends but the answer is...." gue sengaja menggantungkan lirik itu agar dia bisa menjawab dan meneruskan lagunya.
"no. Why I gotta be so rude? sorry but I didn't love you. why I gotta be so rude? you gonna marry her anyway" lanjutnya. dan gue bener-bener nggak expect kalau dia bakal jawab itu. Gue bener-bener malu sekarang. Gue tau ini bakal berakhir dengan Tesa yang hidup bahagia dan gue yang depresi karena ditolak Tesa. *AuthorLebay
Oke, gue bakal bikin Tesa nyesel karena udah nolak gue. Gue bakal me-reverse keadaan hari ini. Suatu saat, dia yang bakal ada di posisi gue saat ini. Dia yang akan memohon. Dia yang tersakiti. Dan gue akan buktiin itu.
This is my revenge. Get prepared for the new me. And I promise you'll regret.