AUTHOR POV
"Devan!Sarapan dulu sayang!" Panggil seorang wanita paruh baya itu. Ia adalah Mamanya devan. (saya amatir saya amatir maaf)
" Iya ma" sahut Devan seraya menuruni tangga. Ia segera mengambil roti bakar coklat yang tersisa dan melahapnya secepat mungkin. "Mah, Devan pergi dulu ya. Assalamualaikum" pamit Devan seraya mencium punggung tangan Mamanya. Mama mengangguk lalu kembali mengoleskan selai kacang di roti milik Valen. Adik perempuan Devan.
Devan memasuki mobil sport miliknya. Ia memang terlihat culun, tapi jangan salah, keluarganya termasuk keluarga kaya yang sangat memanjakan anak-anaknya. Devan tiga bersaudara. Kakak laki-lakinya hanya berbeda satu tahun dengannya, membuat mereka kerap kali bertengkar.
Kakak Devan, Rafael Rangga Adiputra. Sementara adiknya Valentina Amora Azalea sudah menginjak bangku kelas 8.
Rafa dan Valen memiliki supir pribadi masing-masing sementara Devan lebih suka menyetir sendiri. Devan terus melajukan mobilnya menuju sebuah mall di kawasan Pondok Indah. PIM. Resikonya begitu besar bila ada anak sekolahnya yang melihatnya ke PIM dengan mobil sport dan style yang 180°dari style sekolahnya yang culun.
Devan melangkah memasuki mall. Ia berjalan ke arah salah satu department store dan memilih beberapa baju-baju dan kemeja. Beberapa minggu kedepan, Devan akan disibukkan oleh acara keluarga dan resepsi pernikahan tantenya. Ia tidak mungkin ke acara formal seperti itu dengan t-shirt putih dan jeans biru yang dipadukan dengan sebuah converse putih.
"Devan kan?" tanya seseorang di belakang Devan seraya menepuk bahu Devan pelan.
"Iya. Lo Lito kan?" tanya Devan balik. Ia sebetulnya cukup kaget ada anak sekolahnya yang menemukannya. Lito mengangguk cepat lalu memerhatikan penampilan Devan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Gila, jadi lo Devan? Gue nggak nyangka Devan itu bisa kayak gini. Penampilan lo disekolah kan culun banget. Keren juga lo"