15. Kenalan

223 10 1
                                    

"Ckk. ngambek?, kalo gua nyaut bawaannya emosi mulu. Udah mendingan Lo nyetir aja yang bener."

Gak ada jawaban dari Winwin.
Dia seketika kembali fokus menyetir.

                           🐥🐥🐥
"wih bawa siapa tuh?" Ucap salah satu cowo yang sedang sibuk membersihkan meja cafe.

Ya sekarang gua ada di Cafe yang entah punya siapa, tapi yang jelas semua petugas yang sepenglihatan gua isinya para cogan,kenal sama si winwin.

Akhirnya gua gak jadi ke kostannya winwin, karena katanya dia lupa kalo yang punya kostan itu ibu-ibu garang, takut nanti ada apa-apa katanya, jadi alhasil gua diajak ke Cafe ini.

"Temen"

"Akhirnya winwin bawa temen cewe juga njir" ucap cowo berpostur tinggi.

Sebenernya gua udah pengen buru-buru pulang aja, gak betah sama situasi asing begini.

"Duduk shei, gua mau kenalin sama temen-temen gua,biar suasananya jadi gak garing" ucap winwin

Gua nurut aja, langsung narik kursi dan duduk.

Winwin ikutan duduk disamping kanan gua,di sebelah kiri gue temennya yang entah siapa namanya.

"Itu yang sebelah kiri Lo namanya Kun"

"Kun?"

"Iya, gua Kun" ucapnya sembari tersenyum.

"Ohh, ehmmm. Gua Shei."

"Nah yang sebelahnya Kun, yang tinggi mukanya emang sok seksi gitu, namanya Ten"

"Emang seksi kali gua"

"Irit-irit banget namanya" ucap gua pelan

"Kenapa Shei?" tanya winwin yang mungkin mendengar samar-samar ucapan gua.

"Ehh, enggak. Itu ka Ten anak kesepuluh pasti, ya kan?"

Gak jelas njir,ngapain lagi nanya kaya gitu ~ dumel Shei membatin

"Hahaha, enggaklah emak gua aja baru berojol 2 kali, nah gua ini malah anak pertamanya."

"Ehh, kirain"

"Ten itu emang artinya sepuluh, tapi kalo sama Lo mah bisa kali ganti nama jadi one, biar bisa selalu jadi yang pertama buat lo"

"Garing banget gombalan lu bangsat" celetuk yuta yang sedari tadi ada di Cafe, tapi baru mengeluarkan suarannya.

"Dih sewot banget Lo jepang, yang digombalin aja nyantai. Yakan shei?"

"Gausah gombalin dia, gak mempan" ucap Winwin.

"Gak mempan, atau gak rela" ledek Ten

"Yaudah lanjutkan perkenalannya, gua mau bikinin minuman buat Shei dulu" ucapnya sembari berdiri.

"Lah Shei doang nih yang dibikinin,kita-kita kaga?" Ucap cowo

"Bikin ndiri" ucapnya lalu melenggang pergi.

"Dasar bucin baru!" Teriak Ten namun tidak digubris oleh Winwin.

Setelah winwin pergi, gua malah nambah canggung aja, bingung mau ngapain. Sampai akhirnya salah satu dari mereka ngomong.

"Shei kenalin gua temennya Winwin.."

"Ya gak usah Lo bilang juga dia udah tau babang"

"Ya sabar kek, gua juga belom selesai ngomong, main potong-potong aje Lo."
"Ohh iya gua Taeil"

Dan setelahnya perkenalkan kami selesai, pas banget Winwin dateng sambil membawa nampan berisi cangkir yang lumayan banyak.

"Wih baiknya gemesku ini" ucap Ten dengan memasang tampang sok gemes.

Gua cuma senyum-senyum geli, denger ucapan kak Ten

"Ten ngerti lah" tegur jaehyun dengan tampang kedewasaannya, tapi keliatan jelas dari raut mukanya yang nahan ketawa.

"Iya-iya, maap keceplosan"

"Gapapa lah gua emang gemesin ko"

"Pede sekali gemesku ini" ucap Ten sembari mencubit pipi winwin gemas

"Sinting malah dilanjutin" ~Jaehyun

"Adegan apaansi yang gua tonton" ~Taeil

"Sudah biasa" ~Kun

"Geli gua bangsat" ~Yuta

"Ngegas ae lu, pengen gua cubit gemuy juga" Ledek Ten masih dengan tampang sok gemesnya.

"Idih merinding gua, cabut dulu gais!"
Ucap Yuta yang langsung melenggang pergi.

"Lah pergi si Jepang"

Sedangkan yang lain hanya memasang tampang jengah dengan kelakuan cowo bernama Ten.

"Yaudah gua lanjut kerja dulu" ucap Jaehyun

"Baik-baik bapak Jahe" ~ucap Ten

"Kerja juga lu, bantuin gua rapihin dapur belakang"

"Siap bapa Jahe, yaudah gua pamit dulu Shei"

"Ohh iya" ucap Shei dengan senyum ramahnya.

"Wih gila senyumnya manis sekali kaya kecap"

"Kecap ada yang asin kali" Balas Kun sedikit malas dengan kelakuan teman sekitarnya itu.

"Nah itu manis-manis gurih asoy"

Gua gak bisa buat gak ketawa, temennya Winwin yang satu ini emang receh.

"Apaansi ka" ucap gua yang masih sedikit tertawa.

"Tuh kan apalagi lagi ketawa gitu, makin plus-plus manisnya"

"Udah gak usah didengerin, emang gak jelas" ~Winwin

"Udah Ten mending lanjut kerja ayo, si Jaehyun udah nunggu noh" ajak Taeil setelahnya.

"Bye Shei" ~Ten

"Banyak bacot, kerja cepet" ~Winwin

"Idih sewot bapak Winwin." setelahnya Ten menyusul Taeil yang sudah sedari tadi pergi.

"Yaudah gua pergi juga" ucap Kun dengan senyumnya

Kun menepuk bahu winwin, mendekat lalu berbisik "gas terus, ati-ati banyak tikungan tajam"

Dan gua cuma liat winwin ketawa-tawa gaje terus ngajungin jempolnya, dengan Kak Taeil yang pergi menjauh.

"Mau makan lagi sek, itung-itung nyobain menu makanan utama Cafe ini"

"Masih kenyang" ucap gua jujur.

"Cobain aja nanti gua yang nampung kalo gak abis"

"Hmm.. Boleh deh"

"Oke bentar" ucapnya lalu berdiri dan melenggang pergi.

Gua yang bingung akhirnya cuma memutar bola mata gua kesana kemari, untuk melihat jelas nuansa cafe yang katanya milik Mereka berenam. kebiasaan gua kalau lagi ditempat asing ya gini.

Setelahnya puas melihat-lihat nuansa Cafe. Gua manggut-manggut sendiri. Kagum dengan usaha mereka.

"Keren"

Gak lama Winwin Dateng dengan membawa makanan yang katanya menu utama di Cafe ini.

"Nih cobain" ucapnya sembari mendorong makannya kedeket gua.

"Oke"

"Tadi ngapain manggut-manggut sendiri?, kagum ya"

Nih cowok emang kelewat pede.

"Iya keren"

"Tau si gua emang keren"

"Cafenya anjir" ucap gua sedikit kesel

"Tapi gua juga keren kan."

pengganggu 》WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang