Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin sebenarnya tidak tega melihat wanita yang ia cintai terluka dan menangis seperti ini. Namun, ia juga tidak ingin menyinyiakan kesempatan keduanya.
"S-sakit! Kenapa dia jahat, Hyun? Kenapa?!" teriak Arin yang menangis tersedu-sedu.
Dadanya sesak, tubuhnya bergemetar, hatinya terluka. Sakit, sakit sekali rasanya.
Mengapa pria yang sangat ia cintai berbuat seperti ini?
Mengapa ketika baru saja ia memberikan seluruh hatinya untuknya malah seperti ini?
Mengapa? Dan mengapa?
Apa ini sebuah karma?
"Hati Bunda sakit, sayang. Bunda harus apa? Bunda sayang sama Papa kalian." hanya terdengar isakan pilu karena Arin memendam kata-kata itu sendirian.
Ini sudah malam, pukul sembilan malam lebih tepatnya. Tadi Hyunjin membawa Arin ke sebuah taman.
Setelah tak terdengar isakan dan tangis, keadaan menjadi hening.
Arin, wanita itu terlihat kacau dengan mata yang membengkak, hidung dan seluruh wajahnya merah, sembab.
"Pulang." Arin hanya mengatakan sepatah kata itu dan Hyunjin langsung membawanya pulang.
