Ku benci suasan ramai.
Gelak tawamu memekakan telingaku.
Sungguh, sepi tak punya tempat lagi.Malam - malam ku anggap bejana kesunyian.
Sebab senyum ku sirna seketika.
Aku masih butuh saat dimana kita berdua.Hanya tersenyum memandangi hal - hal dan itu pun hanya kita yang tau.
Bergurau tentang sesuatu cukup kita yang mengerti.Ku pahami betapa muaknya diriku akan keramaian ini.
Kau tak butuh dunia selagi aku masih ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pereda Hati
Short StorySeseorang yang membuat ku selalu tersenyum dan selalu membuatku rindu setiap harinya.