Author: Annll.
---
"Park Chanyeol!"
Pria di kamar tidur utama itu mendongak dari sederet pakaian yang digantung ketika dia mendengar suara wanita yang dengan jengkel memanggil namanya. Dia cepat-cepat mengambil kemeja putih bersih dari lemari, berlama-lama tidak lebih dari semenit dan memutuskan untuk mengabaikan dasinya. Dia menarik kancing-kancing kemejanya, berjuang untuk mengancingkan keping-kepingnya sesuai tempatnya saat dia menuju ke asal suara.
Dia memasuki ruang tamu dan melihat istrinya yang cantik, berdiri di samping sofa dengan blazer krem yang pas di atas kemeja putih dan rok pensil hitam yang membungkus lekuk tubuhnya sampai satu atau dua inci di atas lutut. Kakinya terlihat ramping, bahkan tanpa sepasang sepatu hak tinggi yang ia miliki. Chanyeol diam-diam mencuri satu menit untuk memandangi tubuh istrinya yang proporsional sebelum ia mendekati sisi istrinya dan menyapanya dengan senyum lebar serta kecupan kilat di pipi.
"Hei, sayang, kamu memanggilku?"
"Ya, aku memanggilmu, Park Chanyeol," Nyonya Park, dengan tangan di pinggulnya, menatap tajam suaminya dengan mata karamelnya yang tajam. "Tolong jelaskan pada diriku apa yang telah kamu lakukan pada putri kita?!"
"Ada apa dengan-"
"Papa!" Kepala mungil dengan rambut hitam panjang yang terkepang aneh menyembul dari belakang sofa, diikuti dengan sepasang mata karamel, yang warna dan bentuknya sangat mirip dengan yang sekarang memelototinya tajam. Gadis kecil itu mengulurkan tangan kepada ayahnya sambil berjinjit di atas bantal sofa.
Chanyeol mencondongkan tubuh untuk mengangkat putrinya dari sofa dan membawanya ke dalam gendongan. Dia membawa putrinya lebih dekat hanya untuk menggesek hidungnya ke pipi putrinya yang kemerahan, menyebabkan gadis kecil itu tertawa girang.
"Halo, Sayang. Apakah putri papa yang manis ini hendak mengucapkan sampai jumpa kepada mama sebelum pergi bekerja?"
"Tidak peduli seberapa manis putrimu, kamu seharusnya tidak mendandaninya ... menjadi cupcake seperti ini!" Wendy mencaci, nada frustrasi tampak jelas dalam suaranya.
"Ada apa dengan pakaiannya?" Chanyeol bertanya polos, mengangkat putrinya ke udara untuk melihat secara utuh sebelum membuat anak kecil itu cekikikan. "Dia terlihat sempurna."
"Sempurna?" Wendy berseru dengan tidak percaya, melambaikan tangan pada gaun bulat berenda lucu yang dipakai putrinya. "Kamu menyebut ini sempurna?"
"Tentu saja," jawab Chanyeol dengan bangga, membawa gadis kecil itu kembali dalam gendongannya, menghasilkan cekikikan lembut dari putrinya. "Benar, kan, Tuan Putri? Katakan pada mamamu bahwa kamu menyukai pakaian barumu."
"Mama menyayangiku!" gadis kecil itu berseru tidak sinkron namun riang di lengan ayahnya, dua tangan kecilnya melingkari leher ayahnya dengan longgar sementara dia menatap ibunya. "Ini hari ulang tahunku, Mama!"
"Iya, mama menyayangimu, Sayang. Selamat ulang tahun." Wendy membungkuk untuk mencium dahi putrinya. "Tapi mari mama pakaikan gaun lain untukmu, oke? Mama rindu mendandanimu."
"Oke," gadis kecil itu langsung setuju, menarik kerah ayahnya untuk menarik perhatiannya. "Papa, turunkan aku."
Chanyeol memberikan ciuman di pipi putrinya sebelum dia menurunkan gadis kecil itu, satu tangannya masih menopang putrinya untuk membantu gadis kecil itu berdiri tegak sebab gaunnya terlalu tebal. Setengah membungkuk, dia memiringkan kepalanya ke samping ketika dia melihat putrinya justru cemberut. "Apakah papa payah dalam mendandanimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECES [pcy;ssw]
Fanfictionmas·ter·piece /ˈmastərˌpēs/ (n): a work of outstanding artistry, skill, or workmanship. Setiap orang bercerita. Setiap orang membuat kisah. Tulisan ini bercerita tentang dua orang dalam kisah yang berbeda-beda. --- Park Chanyeol x Son Wendy A Totall...