Mengenalmu Hingga Lupa

26 2 10
                                    

        Entah....
         apa yang membuatku mulai mengenal dia, entah apa yang menjadi wadah perkenalanku dengan dia. Dia sederhana, berwibawa, dan mempesona.

         Siapa sangka, hati tak meminta untuk terpanggil olehnya, namun semuanya runtuh. Butuh waktu yang tak singkat memang untuk jatuh ke dalam hati yang tak pernah aku bayangkan.

           Waktu terus berjalan, seiring dengan jantung yang terus berdetak, tanpa kusadari dan akhirnya aku pun menyadari bahwa aku telah mencintai dia. Dia sosok yang aku inginkan, dia sosok yang aku dambakan, dia sosok yang aku kagumi, tapi aku tak mengemis untuk itu.

          Diriku masih bisa menahan diri untuk munafik dan bersembunyi di balik rasa yang kian menggelora. Rasa yang ku tahu bahwa itu adalah rasa suka, tapi di saat yang bersamaan, diriku juga tak mengerti tentang esensi dari rasa yang datang.

          Apakah ini salahku saja? Tentu tidak. Ini juga kesalahan dia. Jika dia hadir tanpa memberi kesan yang berbeda untukku, tentu aku pun mungkin tak akan terjerat dalam rasa ini. Atau mungkin aku yang terlalu bodoh memahami maksud hatinya.

          Semakin lama aku tak ingin terkurung dalam rasa yang aku sendiri pun tak mengerti apakah ini nyata atau hanya sebuah iluasi.

          Ada cerita ketika dia ingin bertemu dengaku, tapi yang aku sayangkan adalah selalu saja ku tak ingin bertemu dengannya. Selalu saja ku punya alasan untuk menghindar, tapi sejatinya hati ini sangat ingin bertemu dengannya.

          Dannnn.............

          Aku yang bodoh ini memutuskan untuk menunjukan rasaku padanya.
Aku terlalu bodoh untuk berkata jujur,
Alai terlalu bodoh untuk menunjukan perasaanku yang sebenaranya.
Banyak cerita yang telah kita lalui dengan tanpa bertatap mata.

           Namunnnnn.........

          Setelah ku merasa bahwa ini adalah suatu kesalahan, aku merasa bahwa menyimpan rasa padanya adalah suatu hal yang rumit, setelah ku merasa bahwa dia memang tidak peduli. Atau mungkin dia memilih yang lain, atau mungkin aku bukanlah satu-satunya yang dia dekati, dan bahkan mungkin aku hanyalah teman dikalas sepi.

             Memang, untuk melupakan... kau harus memikirkan kemungkinan buruk yang memang tidak kau inginkan.

           Laluuuu......

          Aku pun mulai merenungi dan mulai berpikir langkah apa yang harus ku lakukan.

          Mungkinn....

           Aku harus melepaskan dia sama seperti awal ketika aku mengenal dia. Perlahan-paham aku menjauh. Sehari, seminggu, sebulan, dan seterusnya.....
Hingga kini aku terbebas dari rasa yang seharuanya tak ada.

          Ku menjauh darinya bukan karena ku membencinya, namun karena ku benci terhadap rasa yang ada dalam diriku.
Ku menjauh untuk menormalkan suasana hatiku, hingga akhirnya ku bisa melupakanmu dari sudut hati.

          Kiniiii.......

          Dia hanyalah seperti mereka-mereka di luar sana, yang ku anggap biasa saja, tanpa harus ada rasa suka atau cinta lagi.

          Terimakasih......
Untuk dia yang pernah mewarnai hari yang begitu singkat. Terimakasih untuk tidak berpura-pura menerimaku.
Terimakasih atas nyanyian-nyanyian dan canda tawa yang sudah terlukis.

          Akhirnya....
Kini dia bukanlah siapa-siapa ku lagi, dan memang bukan siapa-siapa sejak awal ku mengenal dia.

😊😊😊😊😊😊😊😊
THANKS SUDAH BACA..
By the way guys, jangan lupa ninggalin jejak kalian yak😍
Luv yall guys❣️.

LIKE✔️
SHARE✔️
VOTE✔️
Kalau bisa kritikin aja. Aku suka dikritik kok🧡.✔️✔️✔️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KU MEMILIH MELUPAKAN DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang