Di langit yang kau perhatikan,
ada pemahaman paling mendasar
tentang merasakan perpisahan.Mengapa sebuah senja tidak pernah berpijak pada matamu ketika malam?
Bukan karena ia tidak bisa menerjemahkan jingga di gelap tubuhmu yang terlalu larut, bukan karena ia tidak bisa menghargai kelam sebelum langkahmu menjadi terang, bukan karena ia melupakan dingin di kesendirianmu yang beku,
tapi karena waktu tahu kapan saatnya sesuatu menjadi indah.
Aku ingin diam bersamamu dalam kesalahan waktu, yang semata-mata ditakdirkan Tuhan dalam pernyataan abadi.
Melihat matamu diantara layu-kelabu mendung puisi,
Membiarkan rasa yang tepat untuk
aku memilki wajahmu sekali lagi,
dansetelah aku menjadi hujan,
padamukah aku akan jatuh denganbatas-batas pemikiran,
atau perasaan?Bandung, dalam November
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Altingia Excelsa
ChickLitAntara sunyi dan batas kewarasan untuk menatap matamu sekali lagi.