Hari pertama sekolah, tidak terlalu menyenangkan. Aku tidak kenal siapapun di sini. Duduk di pojok kelas adalah hal yang tidak pernah ku lupakan. ALONE......
Tak lama kemudian, aku mulai akrab dengan seorang gadis di kelas. Lia namanya. Orangnya pendiam, nggak banyak omong. Kami bertemu melalui buku hantu yang ku baca. Cukup berkesan bukan? Bagi ku saja (≧∇≦).
" Hai! Boleh pinjem gak?" Ucap seorang gadis yang tiba-tiba muncul.
Kemudian, aku memindahkan buku yang menghalang pandanganku. Tidur di kursi kelas yang kususun sedemikian rupa itu membuat tubuhku sakit." Boleh, tapi tunggu sebentar ya."
Respon ku.
Dia duduk di depanku seraya menungguku meminjamkan buku yang ku baca. Sudah lama dia menunggu, kasihan."Nih, kalau udah selesai bilang ya!"
" Oke, makasih. " Ujarnya.
" Sama-sama, nama kamh siapa? " Tanyaku yang sedari tadi tidak tahu siapa namanya.
" Lia, nama aku lia! "" Oh, namaku Clara panggil aja clar"
" Ok, makasih ya udah pinjemin bukunya. "
" Iya, santai aja." Balasku menjawab.
***
" Bosen!!!" Batinku.
Nggak ada kerjaan. Diam. Tidak ada tatapan. Pikiran kosong. Duduk melamun." Sepi!"
***
" Door...."" Aa..." Jeritky kaget.
" Delio, jangan gitu dong, malu gue! " bisikku." Heheh, iya maaf. "
" Lo kenapa sendirian aja? Sini gabung sama temen gue. " Ajaknya.
" Nggak, males. " Jawabku.
" Ya udah kalau nggak! "" Del, di sini aja. Gue bosen, nggak ada temen." Ucapku.
" Sini kalau mau punya temen baru." Ajaknya." Nggak usah, nanti juga gue punga temen." Ucapku menolak.
" Yaudah kalau nggak mau."
****
Sekitar jam 12.00 siang, Lia menghampiriku.
" Nih, thank you ya!"" Ok!" Balasku.
Shut....
Tiba-tiba mataku melirik kearah papan tulis yang berada di belakang kepala Lia. Seorang gadis lusuh sedang memperhatikanku.
" Clar! Clar! " Teriak Lia.
" Ha? Sorry gue nggak denger." Jawabku terpecah dari lamunanku." Lo kenapa?" Tanya Lia.
" Tadi gue liat ada cewek di deket papan tulis. Gue heran aja kenapa dia merhatiin gue."Lia pun memutarkan badannya, untuk melihat gadis itu.
" Mana? Nggak ada?" Tanya Lia.
" Mungkin udah pergi." Jawabku.
" Ok, Gue balik ya!"
" Hem."****
Ding, dong jam pelajaran telah usai, seluruh siswa di persilahkan kembali ke rumah
Kami pun berhamburan keluar kelas. Pulang ke rumah masing-masing. Rumah ku lumayan jauh dari sekolah. Tapi aku selalu lewat jalan pintas,lewat hutan belakang sekolah. Dan jauhnya juga sekitar 1km. Lumayan deket.
Cuman aku yang berani lewat hutan itu. Orang- orang takut, karena katanya banyak yang bunuh diri, mayat pada di buang di sana , dan banyak lagi. Aku nggak pernah percaya sama hal yang kayak gitu. Kalau aku udah liat sendiri baru aku mulai merinding.Plak,,,plak,,,plak
Suara langkah kaki ku melewati dedaunan yang menumpuk. Sendirian berjalan melewati hutan.
" Ini hutan udah kayak kuburan aja." Batinku.
" Suara jangkrik gak ada, angin gak ada semuanya nggak ada."
Plak,,,plak,,,plak,,,
Plak,,,plak,,,,plak
Suara langkah ku seakan berbeda. Berbeda. Ada yang mengikuti ku. Langkahnya. Langkahnya berlipat ganda. Siapa? Siapa? Yang mengikuti ku? Apakah itu salah satu mayat yang di buang atau orang yang gantung diri? Apakah mereka ingin membunuh ku? Aku tidak berani berpaling sedikit pun walaupun hanya 00,5 cm." Siapa? Woi! Kalau gue nggak takut juga udah gue tampol muka lu." Batinku ngoceh.
" Dor..... " Kejut Delio yang sedari tadi mengikuti ku." Ihhh...! Gue gak mau temenan sama Lo!"
" Lah.. kenapa? Gue cuman bercanda."
" Gue takut, gue pikir Lo arwah mayat yang mati di sini dan mau bunuh gue. Kan nggak mungkin gue mikir Lo itu pangeran tampan yang menghampiri untuk membawa gue ke istana lo, Ew." Gerutu ku.
" Hahahah, maaf gue nggak niat nakutin sih." Balasnya." Gue mau main ke rumah lo, main aja sih. Rumah Lo kan ada wi-fi, kalau gue mau pulang anterin ok."
" Udah gue duga."
" Hehehehe."
Kami melanjutkan perjalanan. Berjalan sambil bercanda membuat perjalan itu gak begitu lama. Di tengah perjalanan aku lihat ada pohon besar dan di tengah pohon itu ada cahaya matahari.
" Del, potoin gue di sini." Pintaku.
" Ok!"" Udah. Potoin gue juga." Balas Delio minta foto juga.
" Ok."
" Kita foto berdua? Mau?" Tanya Delio.
" Males ah! "
" Please, sekali ini aja."" Ok!" Jawabku.
Kami pun berfoto di dekat pohon berdua. Setelah selesai foto, kami melanjutkan perjalan pulang. Sekitar 20 menitan.
" Eh, ada Delio." Ucap mama ku.
" Heheh. Nemenin Clar, Tante." Jawab Delio.
" Bohong lu. Katanya mau nikmatin WI-FI ."" Sekalian maksudnya."
" Masuk- masuk." Mama mempersilahkan Delio masuk.
" Lo tunggu aja di sini, gue mau ganti baju dulu."
" Ok."
****
Sampai sini dulu ya...
Gimana suka? Kalau suka vote ya dan rekomendasi ke yang lain. Next partnya nyusul ya.
#horor
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Horrified
HorrorSeorang gadis yang mulai menyadari bahwa dirinya memiliki sebuah kelebihan. Sahabat yang selalu setia mendengarkan cerita darinya penuh akan pertanyaan. Apakah dia jujur? Atau bohong? Entahlah. Namun, sedikit demi sedikit pembuktian datang kepada Li...