Kejadian di desa itu

8 2 2
                                    

11 Desember, 1999

Hari ini langit terlihat begitu cerah. Warna langitnya biru muda, awan-awan terlihat kompak bergerak satu arah karena didorong oleh angin yang terasa sepoi-sepoi, rasanya sejuk sekali hari ini, apalagi ditambah sinar matahari yang tidak terlalu menyengat seperti biasanya. Hari ini benar-benar cuaca yang dirasa cocok untuk bersantai maupun bermain bersama teman-teman.

Tepatnya di hutan yang jaraknya tidak jauh dari desa, terlihat seorang anak laki-laki yang sedang duduk santai di bawah pohon apel yang rindang. Anak itu menyandarkan punggungnya dibatang pohon yang kokoh itu. Matanya terpejam dengan damai dan senyuman kecil terukir di bibirnya.

Srak srak-

Tiba tiba saja, semak-semak yang berada di belakang pohon apel itu bergerak dan menimbulkan bebunyian diantara daun-daun, sepertinya ada sesuatu dibalik semak itu.

"Keluarlah, aku tahu kamu disitu" Ucap anak laki-laki tadi dengan matanya yang masih menutup. Sepertinya ia sudah mengetahui akan kedatangan yang menimbulkan bunyi di semak-semak itu.

Tiba-tiba, ada sesuatu yang berbulu keluar dari semak-semak dan langsung menerjang ke pangkuan si anak laki-laki.

"Meow~"

Ternyata itu adalah seekor kucing putih yang datang menghampirinya. Anak laki-laki itu kemudian membuka matanya dan mengelus kepala kucing itu dengan lembut.

"Kamu mau mengagetkan aku, ya? Sayang sekali, tetapi kamu gagal, Mitty~" Anak itu terkekeh sambil memindahkan tangannya ke leher kucing itu dan mulai menggaruknya. Keduanya terlihat sangat akrab dan bermain bersama dibawah pohon apel itu. Sesekali anak laki-laki itu berdiri dan mulai berlari mengitari sekitar hutan dengan kucing itu yang mengejar dibelakangnya. Keduanya tampak bahagia dan bersenang-senang.

BRUGH!

Anak itu terjatuh dan terkapar di tanah yang keras. Ia terlalu asyik berlari sehingga akar pohon yang mencuat keluar tanah pun tidak terlihat olehnya, dan akhirnya ia pun terjatuh dengan ujung kaki kanan yang terlilit akar pohon.

"Aduh..." Perlahan anak itu mencoba untuk bangkit dan melawan rasa sakit karena kulitnya yang tergores oleh tanah dan bebatuan kecil. Anak itu berhasil duduk dan mulai melepaskan lilitan akar pohon yang menyangkut di sendal jepitnya. Walaupun terasa sakit, sebisa mungkin ia menahan air mata yang ingin keluar, karena ia ingin menjadi anak laki-laki yang kuat.

"Mitty?" Anak itu kemudian berdiri dan mencari-cari dimana kucing putihnya berada, karena sebelum terjatuh ia sedang main kejar-kejaran dengan kucingnya. Beberapa kali anak itu berputar ditempat karena tidak menemukan sosok yang ia cari-cari.

"Mitty?" Ia terus menerus memanggil nama kucingnya itu sambil berjalan mencarinya. Mungkin Mitty masih tertinggal dibelakang atau bersembunyi dibalik pohon. Yang pasti anak itu masih berusaha mencoba mencari hewan kesayangannya. Namun, hutan masih terdengar sunyi.

Anak itu mulai gelisah, ia masih belum menemukan keberadaan kucingnya. "Ayolah! Suaramu atau gerak-gerikmu, aku perlu itu sekarang!" Ucap anak itu perlahan dengan keringat yang mulai menyucur di dahinya.

Selangkah demi selangkah, dia mulai keluar dari hutan dan jalanannya sudah terlihat berbeda dari sebelumnya. Jalanan itu dibuat daro batu-batu kasar yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalan setapak yang menuju ke suatu tempat. Anak itu mengikuti arah jalan setapak itu tanpa berpikir panjang dengan harapan kucingnya ada di ujung jalan.

"Meow!"

Anak itu terbelalak mendengar suara kucing, apalagi suara itu mirip sekali dengan suara Mitty, tidak, itu benar-benar suara menggemaskan milik Mitty.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meow CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang