1-Hari pertama dikantor

0 2 0
                                    

Namaku Hanifah Alvira. Biasa dipanggil Hani. Umurku 18 tahun. Aku baru saja tamat dari SMK dan berencana melamar di sebuah perusahaan bergengsi di kota. Kata temanku hanya itu satu satunya perusahaan yang tengah membuka lowongan pekerjaan di bidang Administrasi perkantoran sesuai jurusanku, jika aku tidak mendapatkan nya maka habis lah aku! Rumahku akan tersita akibat banyak nya hutang yang ditinggal orang tua ku sejak mereka meninggal karna kecelakaan pesawat 2 minggu yang lalu, alhasil aku harus banting tulang untuk melunasinya.

Setelah melewatkan berbagi rintangan, akhirnya aku bisa bekerja tapi sebagai office girl, ya sudahlah! Dari pada menganggur pikirku.

Hari ini, hari pertama ku bekerja, sungguh demi apapun aku sangat senang, rasanya ada yang berbeda dan spesial bagiku jika mengingat aku akan bekerja, aku akan memasuki dunia yang sebenarnya bukan lagi harus berurusan dengan pelajaran yang memuakkan itu.

Kini, aku sudah rapi dengan seragam office girl ku, sama persis seperti mereka hanya ini sedikit kebesaran. Namun, tak apalah. Dari pada kekecilan.

Pertama, aku mendapatkan arahan seperti apa yang harus aku kerjakan, waktu waktu bekerja dan istirahat serta kegiatan rutin yang biasa dilakukan dan waktu pulang. Menurutku, kantor ini tak terlalu buruk, jadwal nya sama seperi jadwalku sekolah hanya bertambah dua jam dan hari liburnya juga sama. Yaitu hari sabtu dan minggu. Ah senangnya!

Gajiku juga lumayan besar, mungkin cukup untuk membayar cicilan hutang serta biaya hidupku sehari hari, untung saja aku anak tunggal, jika tidak? Mati lah aku! Bagaimana aku akan membiayai adikku. Sungguh beruntungnya aku!

Hari pertamaku bekerja juga tak terlalu melelahkan, oh maaf! Sedikit melelahkan. Maklum saja ini pertama kalinya aku bekerja, mungkin karna aku terlahir sebagai orang kaya hingga hampir seumur hidupku aku tak pernah memegang yang namanya alat bersih-bersih.

Teman ku juga bilang jika caraku bekerja ku sangat kaku, wajar saja! Bukankah sudah kubilang aku tak pernah bekerja seperti ini seumur hidupku. Namun, ucapan mereka hanya kubalas dengan senyuman kikuk, tidak baik mencari masalah di hari pertama.

Waktu yang kutunggu akhirnya tiba, sekarang saat nya istirahat, perut ku sedari tadi sudah keroncongan, baiklah! Waktunya makan siang.

Setelah membereskan peralatanku, aku segera meluncur mencari dimana kantin berada, tak terlalu sulit, kini aku sudah berada disalah satu meja sambil menunggu pesanan ku datang.

Tak lama kemudian sepiring nasi goreng dan es teh sudah mampir di mejaku, mata ku berbinar menatap nya sambil mengambil sendok untuk segera melahapnya, masakan nya juga tak kalah enak dengan masakan bibi dirumah.

Sakin asyiknya aku makan, tanpa sadar ada seseorang berdiri disebelahku kemudian menepuk pundakku dua kali, tentu aku tergelonjak kaget sambil menoleh kesamping.

Yang kulihat adalah seseorang memakai tuxedo cokelat muda serta kemeja biru dongker dan dasi hitam, tubuhku mendadak kaku hingga sendok yang masih penuh dengan nasi langsung kulepas begitu saja hingga berserakan di piring.

Perlahan aku mendongak keatas, ya tuhan! Aku hampir saja pingsan sebab terlalu terpana dengan wajah tampan nan gagah yang dimiliki pria dewasa ini.

"Hei! Aku memanggil mu sedari tadi, apa kau tidak mendengarku? "tanyanya dingin sambil menatap ku datar.

Sontak, lamunan ku pecah beriring dengan ku usap wajahku kasar kemudian berdiri sedikit menunduk padanya, ia adalah bosku.

"M-maafkan aku! "cicitku pelan.

Kuintip ia mengangguk samar sambil meraba kantung tuxedonya lalu mengeluarkan sebuah kertas coklat.

Mataku membulat melihatnya, astaga! Itu amplop berisikan uang, apa aku gajian di hari pertama?

Ia menyodorkan amplop itu padaku, tanganku berusaha mengambilnya meski sedikit gemetar.

Namun, baru saja aku ingin mencapainya, ia malah menariknya kembali lalu mengacungkannya di udara.
"Aku memberimu gaji pertama. Tapi, ingatlah satu hal! Serius lah dalam bekerja, jika tidak? Aku akan memecatmu tanpa pesangon. Kau paham? "ancam nya padaku.

Sungguh! Demi apapun aku mendadak beku mendengarnya, dengan kikuk aku menganggukan kepala meski sedikit menunduk, dia bos yang sangat menyeramkan.

Ia kembali menyodorkan amplop itu padaku, langsung ku rampas begitu saja, biarlah ia berpendapat apa tentangku, yang penting hidupku selama sebulan kedepan ternyata aman.

Tanpa berkata apa-apa, bosku itu meninggalkan area kantin begitu saja, aku baru tersadar jika banyak pasang mata yang menatapku sambil berbisik, mungkin mereka mengira aku tidak sopan pada bos karna merampas amplop itu dari tangannya.

Terserah mereka mau mengatakan apa, Aku kembali melanjutkan makan ku yang tertunda dengan santainya.

--ooo--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY OFFICE HOROR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang