2. The Day We Met

14 4 1
                                    

Aku tidak tahu apakah hari ini harus kuanggap spesial atau tidak.

Mungkin saja, sebagai hari pertamaku bekerja?

Untuk hal lain, kurasa tidak ada yang spesial.

Untuk saat ini.

Entah di masa depan.



☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

=Author's POV=

Jung Jaehyun sibuk membolak-balik halaman demi halaman buku di depannya. Ah tidak, itu bukan buku. Itu majalah. Lebih tepatnya sebuah majalah dimana terpampang foto Yuri yang sedang berpose untuk beberapa produk yang dipromosikan. Sebuah majalah berbahasa Indonesia.

Tidak, dia tidak mempunyai maksud apa-apa. Hanya saja, ia sedikit ingin tahu bagaimana sepak terjang model yang akan bekerjasama dengannya. Ia tidak boleh mempekerjakan model dengan kualitas abal-abal jika ingin produknya laku keras di pasaran, bukan?

"Hm, bagus juga. Kurasa dia orang yang profesional." Gumamnya.

"Pak, dia memang model terkenal di negaranya. Hasil pekerjaannya tidak perlu diragukan lagi." Jelas Yoon Joonjae, sekretaris pribadinya.

"Baguslah. Kalau begitu kita bisa berharap banyak untuk penjualan di season ini, bukan?"

Baru saja Jaehyun telah bertemu dengan Yuri. Yuri datang ke ruangannya ditemani Park Hana. Ia hanya mengobservasi gadis itu sebentar, menanyakan nama, dan memberitahu beberapa hal. Ia mengizinkan Yuri pulang dan tidak perlu bekerja dulu untuk hari ini. Ia juga menyampaikan bahwa mulai besok kegiatan pemotretannya dimulai dan ia harus bekerja keras.

Selesai. Hanya itu saja.

Namun entah mengapa Jaehyun merasa ada yang janggal setelah kepergian modelnya itu dari ruangannya.


☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Esok harinya, mendekati jam pulang kantor yaitu pukul 7 malam, Jaehyun berniat menengok proses pemotretan untuk produk busananya.

Tumben sekali.

Biasanya ia akan langsung pulang setelah selesai berkutat dengan semua tumpukan berkas-berkas yang seakan-akan ingin meledakkan isi kepalanya. Ia tidak terlalu peduli dengan bagaimana proses pemotretan produknya dilakukan, dan hanya akan menerima hasil jadinya saja.

Namun entah kenapa ide itu tiba-tiba melintas di kepalanya.

15 menit lagi jam kerja kantor berakhir, namun Jaehyun sudah berada di dalam studio pemotretan.

Matanya menjelajah seisi ruangan, mencari seseorang yang ia juga tidak tidak tahu mengapa ia harus mencarinya. Pria itu hanya merasa.. harus melihatnya.

Sepasang netranya kemudian berhenti pada sebuah objek yang sedari tadi dicarinya. Ahn Yuri. Gadis itu sedang berpose dengan lihainya di hadapan kamera, tanpa menyadari kedatangan seseorang yang ingin melihatnya.

Dan seorang Jung Jaehyun berhasil dibuat terkesima oleh pesonanya.


"Pak Jung, anda sedang apa disini?"

Tiba-tiba seorang kru mengejutkan dirinya. Jaehyun segera tersadar dari lamunannya dan menghela nafas.

"Ah, ti-tidak ada."

"Aku hanya ingin memantau saja pelaksanaan pemotretan hari ini." Lanjutnya.

"Oh, baiklah, pak. Kalau begitu saya akan kembali bekerja." Ucap si wanita kru tersebut seraya berbalik badan, hendak melanjutkan pekerjaannya.

"T-tunggu!"

Wanita itu berbalik.

"Kapan photoshoot ini selesai?"

"Mungkin sekitar satu jam lagi, Pak. Karena masih ada beberapa busana yang belum selesai difoto." Jelasnya.

"Hm.. baiklah. Saya akan menunggu sampai selesai."

Setelah itu Jaehyun melangkah menuju sofa di ujung studio dan mendudukkan dirinya disana.

Sebenarnya dia ngapain, sih?

Entahlah. Pria itu juga tidak tahu mengapa ia harus repot-repot menunggu sementara ia bisa pulang dan mengistirahatkan dirinya.

Yang jelas, pria itu tahu siapa yang ditunggunya.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Sebuah tangan hangat menepuk pipi Jaehyun pelan, membuat pria itu perlahan membuka matanya.

"Ah maaf, saya tidak bermaksud lancang untuk menyentuh anda. Tapi sepertinya bapak ada keperluan dengan saya?" Ujar Yuri sopan.

Kini kesadaran Jaehyun telah terkumpul seluruhnya.

Jaehyun sontak berdiri. Ternyata sejak tadi dia terlelap di sofa karena menunggu Yuri. Dan sekarang ruangan itu telah sepi, hanya ada dua karyawan yang membereskan sisa-sisa keperluan pemotretan.

"O-oh iya, itu.."

"Mau pulang bareng?"


"...."



Yuri terdiam.

Sementara lawan bicaranya sudah berkeringat dingin menunggu jawabannya.

"Tidak perlu, Pak. Saya bisa naik bus." Jawab Yuri akhirnya, dengan senyuman manisnya.

"T-tapi ini sudah malam. Ayo, saya antar pulang."

Yuri lagi-lagi tersenyum dan mengangguk.

Oh Tuhan... Senyumannya.. Jaehyun ingin meleleh saja!



☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

A/n :
Vote yaa untuk mengapresiasi author!
Oh iya, ini pertama kalinya aku bikin work huhuu komen dong, kalian suka nggak?
Kalo ada kekurangan kritik aja yaa so that i can improve my writing skill😭

I LUV U 3000 READERS!💚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Summer and You | JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang