Kim Chaeyeon berjalan dengan sebuah kotak berukuran sedang di tangannya. Mata sembab dan tatapan kosong menggambarkan kesedihan yang dirasakannya. Chaeyeon berjalan menuruni tangga, keadaan rumah yang gelap tidak menghalangi langkahnya. Hingga akhirnya dia sampai di sebuah pintu yang tertutup rapat. Tangan Chaeyeon terulur untuk membuka pintu yang ada dihadapannya.
Setelah membuka pintu, Chaeyeon melanjutkan langkahnya menuju sebuah bangku kayu. Diletakkannya kotak yang sedari tadi dibawanya ke atas bangku. Dengan perlahan Chaeyeon membuka kotak itu, di dalamnya terdapat puluhan album musik dari grup idola K-Pop yang saat ini sudah mengakhiri karir mereka dan member-membernya juga sudah memulai debut solonya masing-masing.
Chaeyeon mengangkat kotak itu kemudian menumpahkan isinya. Ia merogoh saku piyamanya mengeluarkan sebuah pematik api dari sakunya. Ia berjongkok kemudian menyalakan api yang mulai membakar puluhan album yang kini beserakan di tanah.
Dengan tatapan kosong Chaeyeon memandang album-album musik yang kini terbakar di bawah kobaran api. Bagai sebuah tayangan film, kenangan-kenangan Chaeyeon bersama laki-laki yang dicintainya terus berputar di kepala Chaeyeon. Air mata mulai mengalir dari matanya.
Tanpa Chaeyeon sadari, Kim Eunbi yang merupakan kakaknya telah memperhatikannya dari tadi. Melihat adiknya yang kini mulai menangis, Eunbi mendekati Chaeyeon kemudian memeluknya.
"Hiks hiks." Chaeyeon mengeratkan pelukannya pada Eunbi menenggelamkan wajahnya di ceruk leher kakaknya.
Eunbi mengelus kepala adiknya sambil berkata, "Tenanglah Chaeyeon-ah, aku disini."
"Hiks eonni aku merindukannya hiks aku merindukan Han Sung Woo."
"Sudahlah Chaeyeon-ah, biarkan Sung Woo tenang di atas sana, dia akan sangat sedih jika melihatmu seperti ini." Eunbi melepaskan pelukannya pada Chaeyeon kemudian meletakkan tangannya di bahu Chaeyeon.
"Eonni tahu kau sangat mencintai Sung Woo, eonni tahu kau sangat terpukul atas kematiannya. Sudah berbulan-bulan sejak Sung Woo pergi dan kau masih tetap seperti ini."
Eunbi menyeka air mata Chaeyeon dengan ibu jarinya kemudian berkata, "Berhentilah menangis! Sung Woo akan sangat sedih jika mengetahui kau terus menangisinya."
Eunbi menurunkan tangan kanannya dari bahu Chaeyeon kemudian mengarahkannya memasuki saku piyamanya. Ia mengeluarkan dua lembar kertas dari sana.
"Ta da, ayo kita berlibur ke Jepang. Aku yakin itu akan sedikit membantu untuk mengurangi kesedihanmu." Eunbi menggoyang-goyangkan kertas-kertas itu.
"Tapi eonni-"
"Sst! Aku tidak menerima penolakan, jadi sekarang tidurlah! Aku tidak ingin mempermalukan diriku dengan mengajak manusia panda ke bandara," canda Eunbi yang berhasil menerbitkan senyum tipis di bibir Chaeyeon.
"Arraseo aku akan tidur agar tidak mempermalukan eonni dengan mata pandaku," ucap Chaeyeon dengan senyum tipis.
Eunbi mengelus rambut Chaeyeon dengan senyum teduhnya sambil berkata, "Eoh, sana ke kamarmu aku akan menyusul setelah apinya mati. Jalja!"
~♡~
Saat ini Chaeyeon dan Eunbi sedang dalam perjalanan menuju bandara Incheon.
Chaeyeon dan Eunbi duduk bersebelahan di kursi penumpang yang terletak di belakang sopir. Mereka sedang menikmati keindahan Kinosaki melalui ponsel Eunbi.
"Mereka sangat indah," ucap Chaeyeon pelan namun masih dapat masuk ke pendengaran Eunbi.
"Eoh, dan karena itulah aku akan mengajakmu kesana."
Chaeyeon dan Eunbi sangat terhipnotis dengan keindahan Kinosaki, namun kegiatan mereka harus terganggu karena ponsel Eunbi tiba-tiba bergetar dan menampilkan nama "Choi Jisung" di layar ponsel.
"Aku akan mengangkat telepon dulu." Eunbi menggeser tanda hijau yang terletak di pojok kiri layar.
Setelah lima menit berbincang-bincang dengan orang yang tadi menelepon, Eunbi mematikan ponselnya kemudian berkata, "Mianhae Chaeyeon-ah sepertinya aku tidak bisa ke Jepang sekarang."
"Wae?" tanya Chaeyeon.
"Jisung oppa mengundangku untuk makan malam di rumah keluarganya nanti malam," balas Eunbi
"Lamaran?" tanya Chaeyeon.
"Entahlah, tapi dia bilang kalau aku harus datang. Bagaimana ini?"
"Gwenchana, aku bisa ke Jepang sendiri," ucap Chaeyeon dengan senyum lebar guna meyakinkan Eunbi.
"Jinjja?"
"Eoh," jawab Chaeyeon.
Eunbi memeluk Chaeyeon erat kemudian berkata, "Gumawo Chaeyeon-ah."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Spring Days
Fanfiction[TAMAT] Keindahan Kota Kinosaki sebagai saksi bisu dari tumbuhnya rasa cinta di antara mereka. Dengan dinding marmer Ichino-yu Onsen sebagai saksi bisu dari pernyataan Daniel.