07. Mati

2.2K 150 37
                                    

Part 06 ada di account kak Sevncm

—————

“DIANDRA ITU UDAH MATI!” seru Fadhil emosi dengan nafas menggebu-gebu.

Talita mengeleng. “Gak mungkin,” katanya tak percaya.

“LO DIEM! LO GAK TAHU APA-APA, KALIAN GAK KESANA!” Fadhil emosi, ia meraup barang-barang diatas meja dan menyapunya kasar dengan tangannya, sehingga barang-barang itu jatuh picah mengenaskan dilantai marmer yang dingin.

Cheryl memekik ketakutan di sudut ruangan. Talita mengeleng berurai air mata, masih belum bisa percaya dengan kabar yang dibawah kedua sahabatnya pagi ini.

“Kenapa... Kalian gak dateng semalam?” tanya Cheryl putus asa, ia mengangkat wajahnya piluh. “Padahalkan itu ide gila kalian! Seandainya, kalian nggak suprise-in Diandra ke kolam sana! Kejadian ini gak akan ada! Kalungnya gak bakal hilang!” marah Cheryl semakin menjadi-jadi.

Dan... Talita bener-bener menyesali keputusannya semalam.

Angga bangkit dari sofa tempat ia duduk setelah mendengarkan semuanya sedari tadi. “Gue ke kolamnya sekarang,” kata Angga tegas.

“Lo mau ngapain kesana? Diandra udah meninggal!” kata Fadhil emosi.

“LO GAK USAH NYALAHIN KITA AJA! LO KESANA JUGA GAK BAWA PULANG MAYAT DIANDRA KAN KALAU DIA UDAH MATI!” balas Angga langsung emosi.

“Gue gak tahu mau omong apa sama orang tuanya, bangsat!” diakhir kalimatnya, Fadhil menonjok wajah Angga kuat, membuat suasana semakin riuh.

Angga memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar, bersiap-siap membalas tonjokan Fadhil, jika saja sepasang tangan mungil tak memeluknya kencang.

“Jangan berantem, please. Ini gak akan nyelesaiin masalahnya. Mending kita semua ke kolam itu sekarang, yah?” kata Talita pelan.

Fadhil tak peduli. Ia berjalan mendekati Cheryl dan menarik gadis itu agar berdiri dari duduknya di lantai rumah Riko.

Riko bungkam, mendadak tak bisa berkata-kata lagi sejak pagi ini Fadhil dan Cheryl datang dengan keadaan berantakan dan menyuruhnya segera menelepon Angga dan Talita agar kesini, dan jadilah seperti ini, sekarang.

“Kalian kemana?” tanya Talita saat Fadhil sudah mengengam tangan Cheryl dan berniat membawanya pergi.

“Gue sama Cheryl bisa nyelesaiin ini sendiri. Gak perlu sama fake friends kayak kalian.”

Talita mengeleng berurai air mata. Ia bergegas mendekat dan menarik sebelah tangan Fadhil yang menggantung diudara. “Gak! Kita emang salah semalam gak ikut, tapi please jangan kayak gini Dil!”

Riko menganguk, bergegas mengunci pintu rumahnya. “Gak ada yang boleh keluar, sampai kita perginya bareng-bareng.”

Cheryl sesenggukan. “Bener Dil, kita selesaikan semuanya bareng-bareng aja.”

Angga hanya berdehem canggung dibelakang.

“Sekarang... Kalian baikan dulu, ya?” pinta Cheryl.

Fadhil membuang muka.

Please,” kata Talita.

Angga menghembuskan nafas panjang. Ia mengalah, ia tahu Fadhil sangat emosi karena mereka tak ikut semalam.

Angga memang mengaku salah.

Ia mendekat, menjulurkan tangannya kedepan Fadhil. “Gue minta maaf.”

****

07 Juni 2019.

Dilarang masukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang