Mika Saramita Aluna

126 72 72
                                    

Happy Reading^_^

~~~~~~

Dia Mika Saramita Aluna yang sering dijuluki Gadis tersinis. Seorang Mika sangat sulit untuk menatap dengan biasa saja mungkin matanya sudah terkontaminasi Virus sinis.

Gadis keturunan padang itu lumayan menyusahkan. Terutama menyusahkan kedua sahabatnya yakni Kakak beradik Merkurius dan Mars.

Awal pertemuan mereka adalah pada saat memasuki jenjang putih biru untuk pertama kalinya.

Dan kini Mika bagai benalu bagi Merkurius yang terus dikintilinya. Dimanapun Merkurius berada disitu Mika harus ada. Seperti sekarang ini.

"Mik apaan sih lo ikutan ngambil jurusan Managemen, bukannya lo minat diTata boga"

Dengan lirikan sinisnya mengiringi setiap ucapan Mika "ya suka-suka gue dong, Gue pengen ikut elo kok"

"Dih lo ikut gue mulu perasaan, berasa induk ayam gue"

"Ye bodoamat, gue suka penting"

Entahlah Mika ini memang tergolong perempuan yang seenaknya dan maunya menang sendiri. Makanya dia hanya memiluki dua teman saja itupun mungkin keduanya terpaksa.

"Eh ngomong-ngomong gue pen kabur aja deh ospek nanti"

Gini nih jiwa-jiwa buronan yang sudah mendarah daging keturunan ayahnya yang merupakan Pembunuh Bayaran. Jarang orang yang mengetahui bahwa Mika anak seorang pembunuh bayaran tapi untuk seorang Merkurius dan Mars semua yang berkaitan dengan Mika menjadi makanan keseharian mereka.

"Mik lo masa mau gini-gini mulu, gimana masa depan lo?"

"Ahh makin cinta kan gue"

Mendengar penuturan Mika Bukannya terkejut atau apa Merkurius malah berdecak. Karena menurutnya itu kata-kata monoton yang selalu diucapkan 'benalunya'.

Bagaimana tak menganggap Mika benalu jika beberapa kali Dia harus menguras duit untuk mengganti rugi beberapa orang yang entah tersrempet bahkan tertabrak motor Mika yang bukan sekali motor cewek, mana bawanya pakek ala-ala pembalap segala. Tak jarang juga Dia keluar masuk kantor polisi karena menjemput Mika yang ditahan. Emang buah jatuh tidak jaih dari pohonnya.

"Yaelah Bokap nugas keluar negri lagi" Ujar gadis itu sambil melihat ponselnya

"Mau bantai siapa lagi?" Tanya Merkurius seakan biasa saja

Mika mengedikkan bahunya acuh "peduli setan sama nugasnya, penting duitnya"

Dasar mata duitan, Benar kan jika Mika benalu. Jajan bulanan Merkurius saja selalu habis ditangan Mika. Entah yang beli sepatu, tas, baju sampai yang nggak penting sekalipun dibeli, intinya Merkurius selalu bobrok jika dompetnya sampai dilirik Mika.

"Aduh Merkurius lo tuh tambah Ganteng mulu, gue jadi makin sayang kan" Ujarnya sambil bergelayutan manja mengalahkan para monyet

"Nggak malu apa diliatin orang"

Oh iya mereka sekarang sedang berada ditempat makan yang berada disalah satu Mall. Pastilah banyak yang menatap sengit pada mereka terutama pada Mika yang sudah mirip dengan jalang.

"Lah malu-malu amat"

Ini yang Merkurius malaskan jika diajak berbicara baik-baik Mika menjawab dengan nyolot.

***

"Hey gue mau belanja dulu dong" Merkurius tak menanggapi ucapan Mika tapi langkahnya tetap mengikuti gadis yang kini didepannya menatap binar sepatu-sepatu yang berjejer rapi

"Gue mau ini" tunjuknya pada Merkurius yang menatap label harga fantastis sepatu maroon dengan tinggi 7 cm itu

"Gak! Lo kan udah tinggi. Itu ketinggian gue takut elo jatuh"

Mika meletakkan sepatu dengan tersenyum lebar. Perhatiaannya Merkurius, pikirnya. Tak tau saja dia jika lelaki itu melindungi dompetnya dari pemeras yang secara terang-terangan.

"Udah jatuh kok, jatuh Cinta sama elo hehe"

Rasanya mual perut Merkurius mendengarnya. Jatuh Cinta katanya. Iya sama duitnya tapi.

"Oh iya, ipar lo itu nggak dibeliin?"

"Tumben lo peduli sama orang"

"Dia baik"

***

Merkurius masih terbayang-bayang dengan uangnya yang tersisa sangat minim. Tau begini lebih baik dia belajar dirumah, ilmu dapet uangpun utuh. Penyesalan ck.

Mika memang tak jadi membeli sepatu tapi Gadis itu pergi kesalon untuk mengkriting rambutnya. Dasar manusia tidak bersyukur, rambut lurus dikeritingin, rambut keriting dilurusin. Masih mending kalau bayar sendiri nah kalok pakek duit orang.

Tak salah memang Mia dinobatkan sebagai Benalu. Secara benalu udah numpang, menyusahkan pula. Simbiosis parasitisme namanya.

"Gue cinta pokoknya sama elo"

Merkurius menggeleng, Mika sangat pecicilan meskipun sedang diatas motor.

"Umbar cinta mulu"

"Bodo amat rasa gue ini"

"Iya deh"

Nampaknya mengalah lebih baik bagi seorang lelaki. Debat dengan wanita hanya menghabiskan waktu dan ujung-ujungnya juga wanita yang akan menang. Jika ingin simple pilihlah mengalah, karena setelahnya wanita akan diam.

"Gue Cantik kan ya?"

"Biasa aja sih" seketika Mika memukul pundak Merkurius dengan begitu keras sampai motor yang dikendarainya oleng

"Cantik tauk"

"Minta pendapat dijawab ngga terima, Dasar cewek!"

"Apa ngata-ngatain cewek?!!" Ini nih yang galaknya melebihi anjing

Merkurius melirik dari kaca spion dan Mika menampakkan Muka sinisnya kembali. Bukan takut Merkurius malah tertawa.

"Suka-suka dong"

"Loncat nih gue?!" ancam Mika sambil mengambil aba-aba

"Iya-iya, cantik banget kok elo"

"Ish lo mah, merah nih pipi gue"

Sinting sekali Mika ini, kelakuannya benar-benar aneh. Mengaku pipinya merah padahal sama sekali tidak merah.

Hampir setiap waktu kelakuan Mika memang aneh dan konyol juga menguji kesabaran tentunya.

"Eh gue mau nanya deh?"

"Apa?"

"Kok lo mau sih jadi temen gue padahal Lo tau Papa gue pembunuh bayaran, Buronan"

"Gue bukan temen lo, gue sahabat dan sahabat nggak memandang latar belakang Mik"

"Makasih Sayang"

~~~

Thanks for reading
Semoga suka:)

Love In Simbiosis ParasitismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang